BHUWANA PAKCA

239 16 2
                                    

"Standby... standby... GO! GO! GO!"

Seorang dengan seragam loreng dan perlengkapan pelindung serba hitam segera bangkit dan langsung berjalan menuju sebuah pintu di sisi kiri lorong, memegang handle pintu, lalu membuka pintu itu dan melemparkan sesuatu kedalam ruangan, yang lalu dengan cepat ditutupnya kembali pintu itu.

*DANG-krazz-krazz-krazz*


Setelah yakin suara gemuruh ledakan pengejut tadi sudah hilang, ia membuka kembali pintu berat itu. Dengan sigap dimasukinya ruangan lalu mengambil posisi berlutut dan mengarahkan senapannya ke sisi kiri ruangan. Di belakangnya lima orang lain mengikuti dengan formasi rapat dan mengarahkan senjata mereka masing-masing ke berbagai arah ruangan.

Dengan cepat dilihatnya satu orang anggota separatis didepan medan pandangnya, dan dengan refleks ditekannya trigger senapan serbu SS2-V5-nya.

*DOR! DOR!*

2 tembakan taktis kearah dada dan

*DOR!*

1 tembakan final kearah kepala.

Musuh yang tertembak terlihat kepalanya sampai terhuyung kebelakang akibat tembakan telak itu. Cipratan cairan berwarna bahkan menodai tembok dibelakang orang itu.

Suara tembakan terus terdengar selama 2 detik berikutnya, hingga terdengar suara dari pimpinan regunya, "Clear! kita pindah ruangan"


Masih dalam formasi mereka keluar ruangan dan berjajar kembali untuk bersiap melakukan room clearing di ruangan berikutnya. Satu demi satu ruangan mereka dobrak, periksa, lalu lenyapkan musuh bila ada, dan bersiap untuk ke ruangan berikutnya, begitu seterusnya hingga akhirnya mereka sampai di ujung anak tangga teratas, menuju satu-satunya pintu, lalu

*BRAK*

Dan derap langkah mereka dalam formasi sekali lagi menyerbu masuk kedalam ruangan dengan dinding kaca di seluruh bagiannya. Satu musuh terlihat dan langsung dinetralisir oleh salah satu anggota, lalu ada satu orang lagi yang juga dalam hitungan 2 detik sejak mereka masuk, sudah dinetralisir kembali, hingga terakhir ia melihat satu orang lagi anggota separatis yang ada di ruangan itu, dan yang membuatnya sulit, karena si separatis itu menyandera salah satu pekerja disana.

"LEPASKAN SANDERA, LETAKKAN SENJATA, KAMU SUDAH TERKEPUNG!", ia mendengar komandan tim penyerbu, berada di posisi belakangnya.

Hingga beberapa saat kemudian, tidak ada reaksi dari si penyandera yang tampak seperti hendak membebaskan sandera-nya. Maka sebagai personil yang paling depan, ia menajamkan fokus matanya melalui batang pisir senjatanya, mempertimbangkan langkah terbaik untuk mengeliminasi ancaman tersebut.

"SEKALI LAGI, LEPASKAN SANDERA DAN LETAKKAN SENJATA, MENYERAHLAH!"


Dan sekelebat kemudian, sebuah celah terlihat, dan ia berpikir untuk mengambil kesempatan kecil itu untuk menghabisi anggota separatis terakhir ini.

Tiba tiba si penyandera berteriak dengan keras, "HIDUP GAJAH MERAAAAAH!!!"

Dan tanpa disadarinya, sandera menjadi agak terbebas, lalu memisahkan diri dari si penyandera, dan kesempatan itupun tidak disia-siakan,

*DOR! DOR!*

dua tarikan mantap pada trigger, terarah ke dada, dan terkena sasaran dengan telak. Dada si penyandera terdorong akibat impact dari dua tembakan yang menghempasnya, dan ditutupnya drama penyanderaan itu dengan tembakan seketika terarah ke kepala.

Sayap Tanah Air - Kepakan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang