Jakarta, Mei 2022
10.30 WIB
Saat tahun itu memasuki bulan Mei, saat inilah semua mencapai puncaknya. Sebagai pelajar ia memasuki masa paling menentukan, Ujian Akhir Sekolah. Dan sebagai orang yang mendaftarkan diri untuk masuk AAU sebelum masanya, ia memasuki tes-tes tahap akhir. Sekalipun nilai ujian akhir tidak lagi merupakan hal mandatory, Namun tinggal inilah satu-satunya hal yang memisahkan Rama antara saat ini dengan masa depannya di AAU, yaitu nilai akhir-nya.
Sebagai bagian kecil dari pendaftar yang masih berstatus pelajar, Rama dan beberapa orang lainnya memperoleh kebijakan, bahwa hasil nilai akhir sekolah mereka ditangguhkan hingga akhir seleksi, namun penilaiannya langsung menjadi bagian dari seleksi AAU-nya itu.
Ketika beberapa minggu kemudian hasil akhir diumumkan, Rama menjadi satu-satunya siswa SMA 8 Jakarta yang tidak ikut merayakannya beramai-ramai. Ia hanya melihat papan pengumuman, lalu ke Tata Usaha Sekolah untuk memperoleh dokumen hasil ujiannya, dan langsung pergi lagi.
Kali ini, Rama gagal pergi diam-diam dari Shinta. Dan Rama tidak menyadari hal ini hingga saat ia bergerak mendekati tempat mobilnya diparkir, ternyata Shinta telah ada disisi mobilnya, menyandarkan salah satu sisi tubuhnya. Rama tertegun sejenak. Ia merasa tubuhnya membeku selama beberapa saat, hingga akhirnya Shinta yang pertama kali memecahkan kesunyian itu.
"Mau kemana, Mas?", tanya Shinta. Rama tidak mendengar ada nada marah dalam suaranya.
"Ehm... mau melengkapi berkas pendaftaran", jawab Rama singkat, toh Shinta sudah tahu bahwa ia mendaftar di salah satu perguruan tinggi.
"Ooh", jawab Shinta pendek, "Adek ikut ya?".
Rama tertegun kembali mendengar pertanyaan Shinta. Semula dengan cepat ia ingin mengatakan 'tidak', tetapi ia memilih untuk menahan mulutnya, namun akibatnya, tidak satu jawabanpun yang keluar dari mulutnya.
Akhirnya setelah berpikir cepat selama beberapa saat, Rama cuma berkata, "ya udah, yuk, Dek!".
---
Perjalanan itu berlangsung sunyi. Hampir tidak ada obrolan hangat seperti biasa saat mereka bertiga didalam mobil dengan Winda, misalnya untuk keperluan mengantar pulang Shinta sehari-hari. Topik-topik hangat yang biasa berkepanjangan, kini seolah hilang begitu saja dari pikiran mereka berdua.
Shinta duduk di kursi penumpang depan, menghabiskan mayoritas waktunya untuk melihat kearah sisi luar jendela. Dan kali ini, Rama sama sekali tidak menegurnya.
Hubungan Rama dan Shinta meningkat dalam grafik eksponensial sejak kejadian pesta malam itu. Memang tidak pernah ada pernyataan 'aku sayang Kamu' atau sekedar 'kita jadian yuk' antara mereka berdua. Namun apa yang terlihat di sekolah, bahkan mungkin murid paling bodoh sekalipun akan mudah mengidentifikasinya. It doesn't take a genius to know what these are symptoms of.
Winda? Adiknya itu tidak pernah berkomentar apapun, tapi Rama yakin, perubahan cara memanggil masing-masing menjadi 'Mas' dan 'Dek', pasti tidak lepas dari perhatian Winda.
Rama dan Winda juga sudah dikenal sangat baik oleh kedua orang tua Shinta. Papanya, yang dikenal Rama sebagai Oom Pram, seorang dokter spesialis jantung, sementara Mamanya, Tante Ayi, memiliki bisnis suvenir khas daerah Jawa Barat yang pusat produksinya tersebar di beberapa kota dan kabupaten.
"Sebenarnya kita mau kemana sih, Mas?", tanya Shinta memecahkan kesunyian di mobil mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/92159290-288-k191510.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Tanah Air - Kepakan Pertama
Pertualangan==="Archer Flight, you are cleared for take-off, over" "roger, Tower. Archer Flight is moving for take-off. Good afternoon, Iswahjudi Tower" "Archer Flight Airborne" Sayap Tanah Air : Kepakan Pertama Fajar hari sang Elang // Dawn of the Eagle