Cerita mengandung promosi haha
Silahkan dibaca bagi yang berminat
Ondet tidak memaksa
😂
.
.
.“Tito….”
“Hmmmmm…”
“Uta cinta sama Tito..”
“Heh!” Laki-laki yang dipanggil Tito seketika menoleh kearah gadis yang biasa dipanggil Uta.
“Jangan ngada-ngada deh lu Ta.”
“Lah.. Ya beneran kok, siapa juga yang ngada-ngada.”
Tito menempelkan telapak tangannya ke kening Uta. “Gak panas.”
“Is… Gue beneran dan gue lagi gak demam jadi ya gak panas.”
Uta gadis tengil dengan segala keanehannya tersenyum dengan menampakkan deretan gigi putihnya layaknya iklan odol.“Gue ogah kali ma lu.”
“Lah, kenapa?” Uta menatap Tito dengan wajah dibuat sekaget kagetnya.
“Muka lu biasa aja kali.” Tito mendorong sedikit wajah Uta yang menatap wajahnya dengan ekspresi tak enak dipandang.
“Gue jelek ya To, kok lu langsung nolak gitu sih?”
“Wajah lu si cakep Ta sesuai sama kreteria gua tapi sayang….”
“Iya sayang tapi kenapa?”
Tio menoyor kepala Uta dengan gemas. “Siapa yang manggil lu sayang?”
“Lu tadi,” jawab Uta dengan cengiran.
“gue belum selesai ngomongnya Uta, Utel.”
“Enak aja Utel, emang lu kira gue utel yang ada di hidung.” Sungut Uta.
“Kalau yang di hidung yang sering lu kumpulin di bawah meja kelas lu itu namanya upil Uta, bukan utel.”
“Lu kok tau si To hehehe, dah banyak tabungan gue di bawah meja ada kali sekilo hahahaha.” Uta tergelak mendengar ucapanya sendiri diikuti Tito yang tak kuat menahan tawanya.
“Heh.. Jadi gimana, tadi itu gue nembak lu tau.” Uta menghentikan tawanya dan menatap Tito dengan wajah serius.
“Hahaha… Jangan ngada-ngada lagian gue udah…”
“Tito…” Suara lembut seseorang menghentikan ucapan Tito.
“Eh sayang.. Udah kelar rapat Osisnya?” Tito berdiri dan menghampiri gadis cantik yang Uta kenal.
“Sayang?” Uta menatap heran kearah Tito dan Gladis, salah satu cewek yang banyak disukai para kaum lelaki di SMA Bintara.
“Kenalin Ta ini Gladis.” Tito memperkenalkan cewek yang dia rangkul pada Uta.
“Udah kenal kali gue To,” dumel Uta sedikit kesal melihat Tito menggandeng Gladis dengan mesra.
“Hehehe.. Maksud gue kenali Gladis cewek gue.” Ucapan Tito membuat Uta mengalihkan perhatiannya dari kedua orang yang sedang tersenyum bahagia.
“O..oh..” Uta sebisa mungkin menahan suaranya agar tidak bergetar.
“Cuman oh doing Ta?” Tito tak puas dengan respon Uta. Uta adalah teman dari masa SMP sejak dirinya pindah tepat disamping rumah Uta.
Dengan susah payah Uta menari nafas dan tersenyum. “Ck… Selamat ya, jangan lupa paja. Oke deh, kalau gitu gue balik kelas dulu ya, gak enak ganggu orang pacaran hehe.” Setelah mengucapkan selamat Uta segera beranjak dari tempatnya.
"Eh.. Dis boleh pinjem Titonya bentar?" Tiba-tiba Uta menghentikan langkahnya dan memutar ke arah dua sejoli itu.
"Boleh," jawab Gladis sambil tersenyum.
Uta menarik sedikit Tito untuk mendekat padanya. "Tito... Kenapa harus menyatakan kalo akhirnya dipatahkan?" Bisik Uta tepat ditelinga Tito.
Tito bungkam setelah mendengar pertanyaan Uta. "Sstt... Jawabnya bisa kapan-kapan," lanjut Uta sebelum Tito berbicara.
"Nih.. Dis gue balikin Titonya, maaf ya bisik-bisik soalnya aib takut Tito malu hehe."
"Lah kok aib gue sih Ta.. Eh ntar baliknya nungguin gue ya, gue anter Gladis dulu bentar, rumahnya samping gang sekolah deket sini."
"Lihat nanti deh To. Dah..." Akhirnya Uta benar-benar meninggalkan Gladis dan Tito.
"Jangan marah, aku ma Uta udah akrab, bahkan bunda udah anggap Uta anak perempuannya." Tito menjelaskan pada Gladis agar kekasihnya tidak salah paham.
"Iya-iya.. Tapi kamu udah punya aku jadi, yang wajar-wajar aja deketnya," ucap Gladis bijak.
"Siap cantiknya aku." Goda Tito pada Gladis.
“Aelah… Nyiapin mentalnya udah berhari-hari malah dikira bercanda, mirisnya gue nyatain cinta ke cowok orang. Ya ampun Ta.. Uta… Miris banget dah nasib lu.” Sepanjang jalan Uta merutuki nasibnya yang tidak selalu baik.
“Woe La….!!” Uta dengan keisengannya menepuk punggung Lala yang sedang asik membaca buku. Mengagetkan teman kelas setidaknya akan menghibur sedikt hatinya.
“Monyet lu.. Heh manusia kufur!”
“Eits.. Eits… Ngomong kasar itu gak baik Lala Swastika, inget lu masih kelas tiga SMA yang baru mau lulus beberapa bulan lagi.” Dengan santainya Uta menepuk-nepuk pundak Lala dan memberikan cermah singkatnya.
“Sialan. Bisa gak sih, gak ngagetin orang.”
“Gak bisa udah terlanjur.” Uta nyengir tanpa dosa membuat Lala memukul keras kepalanya.
“Aduh…” Uta mengaduh dan seketika badannya ambruk tak sadarkan diri. Kelas yang tadinya ramai mendadak sepi, Lala sang pelaku pemukulan mengangkat tangan saking paniknya.
“Ta… Uta….” Lala menguncang-guncang tubuh Uta.
“Jangan bercanda deh Ta…” ucap Lala panik sekaligus takut.
“Uta kenapa La?” Tanya Dino sang ketua kelas.
“Gak tau, udah ayo bawa ke UKS No.” Melihat keadaan Uta yang tak kunjung sadar membuat seisi kelas panik, dengan segera Dino menggendong Uta menuju UKS.
“Duh gimana dong No, padahal gue cuman pelan mukulnya.” Lala terlihat sangat panik di sepanjang lorong kelas menuju UKS.
“Lu sih pake mukul-mukul kepala segala, kepala tu udah di fitrahin jangan main pukul sembarangan,” omel Dino sedikit berlari menggendong Uta.
“Loh.. Loh.. Utanya kenapa Dino?” Ibu Endah selaku penjaga UKS terkejut melihat anak kelas 12 IPA 3 berbondong-bondong datang dengan salah satu siswinya berada digendongan sang ketua kelas.
“Ibu… Ini Uta pingsan…..” Berlinang sudah air mata Lala karena tak kunjung melihat Uta membuka matanya.
"Ya udah ayo bawa masuk." Setelahnya Uta diperiksa oleh ibu Endah.
"Gimana bu Utanya?" Anak-anak 12 IPA 3 sudah kembali ke kelas karena jam pelajaran sudah dimulai, tersisa Dino dan Lala.
"Untuk lebih lanjutnya nanti kita tanya Uta kalau udah sadar."
Tak lama pergerakan dari tempat tidur UKS terlihat oleh mata Dino. "Ibuk! Uta bagun!"
"Sstt.. Dino jangan ngagetin," tegur ibu Endah.
"Hehe sorry buk.."
"Uta..."
"Siapa?"
"Heh Uta...?! Ibuk! Uta gak tau Lala!" Jerit Lala yang sudah lebih dulu menghampiri Uta.
"Uta.. Kamu gk papa nak?" Ibu Endah segera menghampiri keduanya dengan Dino yang membuntuti.
"Kenapa sih La?" Tanya Dino.
"Ta... Tadi Uta bilang 'Siapa?' gitu coba pas buka mata kan guenya jadi kaget No," ucap Lala dengan wajah syoknya.
"Uta gk papa buk, cuman pusing sedikit. Boleh Uta minta minum air putih buk, maaf loh buk minta-minta soalnya Uta haus."
Lah baru sadar udah bertingkah ni bocah batin Lala dan Dino.
.
.
.
Ceritanya lagi coba bikin cerita anak SMA gitu deh..
Gimana menurut kalian, lanjutkan atau cukupkan? Wkwkwkwk
Boleh loh kalau mau menuangkan sedikit ide alur yang bagusnya gimana 😁😁😁😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Amerta
Viễn tưởngCerita ini proses revisi biar alurnya gak amburadul Menjadi orang penting di dunia lain? Bukan dunia lain alam ghoib, tapi dunia lain benar-benar dunia manusia dengan kekuatan yang hanya aku lihat di film-film. Otak dan Jiwaku benar-benar dibuat kal...