3

3.2K 539 21
                                    


Yuhuuuuuu

"Hari yang melelahkan bukan?" Tanya Sasa teman kantor Tyana.

"Hmmmm....," jawab Tyana yang sedang menikmati kopi susunya.

"Apa kau tidak bosan dengan kopi susu yang selalu kau beli di Hindimart itu?"

"Kau gila... tidak mungkin aku akan meninggalkan kopi susu ala Hindimart yang sangat nikmat ini." Tyana makin kuat menyedot minuman yang sudah habis hingga berbunyi Srooot... Srooot....

"Yak! Beli lagi jika kau masih mau, suara itu menjijikkan, mengingatkanku pada lendir yang keluar dari dua lubang hidung mancungku ini saat flu," ucap sasa sambil bergidik menatap Tyana geli.

"Hahahaha.. Mancung dari sisi mana? Aku yakin jika kau ukur pakai penggaris pun tidak ada satu cm," ejek Tyana pada Sasa.

"Sembarangan," dengus Sasa kemudian meninggalkan Tyana menuju ruangan karena saat ini mereka sedang menikmati jam istirahat di luar kantor.

Tak terasa jam pulang kantor yang ditunggu-tunggu seluruh pekerja kantor pun berdenting cukup kencang dipikiran mereka, begitu juga dengan Tyana. Tyana menyempatkan berbelanja bulanan disalah satu minimarket yang tidak jauh dari apartemennya, sehingga ia sedikit pulang terlambat. Sesampainya di apartemen Tyana di kejutkan dengan 2 laki-laki yang kapan hari itu berada di depan apartemennya.

"Hey.. kalian pencuri ya, bagaimana kalian bisa masuk ke dalam apartemenku. Keluar sekarang atau akanku panggilkan security." Tyana memandang sengit kedua orang yang saat ini sedang duduk dengan nyamannya di ruang tamu.

"Selamat malam Princess..." sapa keduanya yang kini sudah berdiri.

Tyana menggelengkan kepalanya tanda tidak habis pikir dengan kedua orang itu. "Astaga! Baiklah mari kita berkenalan, nama aku Tyana Amerta, kalian cukup panggil aku Tyana. Dan aku bukan Princess oke," ucap Tyana sambil berkacak pinggang, bukannya marasa takut dengan ke 2 orang asing yang ntah dari mana mereka masuk kedalam apartemennya, Tyana malah merasa sangat jengkel dengan keduanya yang sepertinya ayah dan anak itu.

"Kami tau nama Anda princess Amerta. Saya Jugo dan ini anak saya Tio," jawab Jugo santai tanpa peduli dengan raut kesal wajah Tyana.

"Sudahlah, terserah kalian mau panggil aku apa, mau princess atau queen sekalian juga terserah kalian. Sekarang aku mau tanya maksud kalian apa mendatangiku terus dan bagaimana kalian bisa masuk ke dalam apartemenku?"

Setelah mengungkapkan kekesalannya, tiba-tiba Tyana melihat kedua orang itu berjalan dengan cepat kearahnya dan seketika Tyana merasakan keadaan gelap. Tyana merasakan dirinya seperti disedot sesuatu dan berputar-putar hingga rasanya ingin muntah.

"Maafkan kami telah membawa Anda secara paksa Princess," gumam Tio yang kini sudah membaringkan Tyana diatas ranjang kamarnya.

"Ayah akan mengabari Raja Carlos terlebih dahulu sebelum princess kita bawa ke kerajaan Samas," ucap Jugo pada Tio yang masih memandangi wajah princess kerajaan Samas yang tak pernah diketahui siapapun akibat ulah ibunya yang dulu sangat berambisi menjadi penyihir yang kuat dengan mengambil kekuatan dari princess Amerta.

"Maafkan ibuku princess, aku akan selalu mejagamu." Tio memberanikan diri memegang tangan Tyana yang masih tak sadarkan diri.

Jugo saat ini sedang berada di kerjaan Sama dan segera menghampiri raja Carlos. "Hormat saya yang mulia Raja Carlos." Hormat Jugo setelah diperbolehkan masuk kedalam ruangan kerja raja Carlos.

"Ah.. Jugo, ada kabar baik untuk hari ini?" Tanya raja Carlos tanpa basa basi.

"Princess Amerta sudah berada dikediaman saya yang mulia, apakah saya harus membawa langsung princess ke kerajaan Samas atau membiarkan princess Amerta dikediaman saya sampai dirinya sadar?" Jugo memberitahu sekaligus bertanya pada raja Carlos.

Princess AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang