19

1.5K 307 58
                                    

*
*
*
*
Suara bising dari mulut mulut manusia terdengar diseluruh penjuru kerajaan Samas. Mereka ingin tertawa tapi nyawa taruhannya. Bagaimana mungkin mereka menertawakan raja nya sendiri.

Ah... Jangan lupakan kesatria yang pertama kali menyebarkan tentang penyerangan. Nasib nya kini tragis tanpa belas kasih sang raja memberikan hukuman.

"Yang Mulia maafkan saya, saya mohon." Pria dengan postur tubuh sempurna tak lupa wajah tampannya itu memelas pada sang raja.

"Kau membuatku malu keponakan sialan!" Maki raja Carlos.

Masih ingatkah kalian laki-laki yang menabrak dan mengerjai Tyana di pasar kala itu. Yap.. Benar sekali, kesatria yang tak lain adalah tangan kanan prince Alden sekaligus sepupunya itulah yang berada di barisan paling depan penyambutan.

Darez Imanuel, anak dari adik raja Carlos itu belum lama tiba di kerajaan Samas, ia baru saja pulang dari misi kerajaan maka dari itu Tyana tak mengenali sepupu nya itu. Tapi Darez mengenali Tyana, secara diam-diam ia mencari tau sepupunya yang sempat hilang itu.

"Ayolah Paman... Maafkan aku...." Darez masih bersimpuh di bawah kaki raja Carlos.

Setalah kekacauan akibat ulah Darez yang ceroboh itu raja Carlos terpaksa menahan malu. Karena dirinya raja yang bijak maka, dengan lapang dada raja Carlos meminta maaf pada seluruh rakyat yang dibuat panik dengan menjadikan tanggal dan bulan ini adalah hari libur. Seluruh rakyat bersorak sorai termasuk para pejabat kerajaan.

Ratu Eliza menatap jengah suami dan keponakannya itu. "Maafkan kekonyolan Papa dan sepupumu sayang."

Tyana yang sedang berada dipelukan mama nya itu mengangguk. "Tapi Tyana malu Mama," sungutnya.

"Kenapa harus malu.. Harusnya kau bangga karena seluruh rakyat sangat mengkhawatirkanmu sampai-sampai mereka rela membawa anaknya dalam keadaan genting. Mereka siap perperang setelah mendengar ada penyerangan yang mengarah padamu," ucap Alden panjang lebar. Alden mengusap puncak kepala adiknya, ia saat ini sedang duduk disebelah mama dan adiknya.

"Kau... Selama satu bulan ini....." raja Carlos sengaja menghentikan ucapannya dan menatap Darez dengan aura mengintimindasi. "Aku perintahkan untuk mengurusi seluruh kuda yang ada di barak!" lanjut sang raja yang sudah tidak bisa di ganggu gugat.

Dengan pasrah Darez mengangguk, kemudian ia berdiri dan berjalan mengarah ke bibi dan sepupu nya.
"Bibi...." Adunya pada ratu Eliza.

"Kemari sayang..." Ratu Eliza yang memang menyayangi keponakannya itu tak tega untuk ikut memarahi nya.

Darez duduk didekat kaki bibi nya dan memeluk kaki wanita nomor satu di kerajaan Samas. Sedangkan raja Carlos berdecih tak suka. Lihatlah istrinya dikerumuni lalat pengganggu kecuali putri tercinta nya.

"Menyingkir kalian!" Raja Carlos memukul kepala Alden.

"Hei.. Kenapa kau memukul putraku." Ratu Eliza menatap suaminya tak suka.

"Dia merebutmu dari ku. Dan kau!" tunjuk raja pada Darez. "Lepaskan pelukanmu dari kaki istriku."

Tyana hanya diam, ia asik menikmati aroma tubuh mama nya yang sangat menenangkan.

"Kalian istirahatlah.." perintah ratu Eliza pada Darez dan Alden. Melihat tak ingin di bantah keduanya pun beranjak ke kediaman mereka masing masing.

Ratu Eliza menepuk sisi kosong disebelahnya dengan senang hati raja Carlos duduk dan memeluk kedua wanita paling berharga dalam hidupnya.

"Sayang....." tak ada sautan dari orang yang dipanggil sayang. "Astaga dia tertidur," pekik raja Carlos yang sudah gemas karena melihat Tyana tertidur di dekapan sang istri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Princess AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang