Krak
"Ups!"
Tyana sedikit terkejut karena dahan yang ia pijak berbunyi. "Apa ini kuat, Tuhan.. hilangkan lemak dan dosa dalam tubuhku sebentar saja, biarkan tubuhku ini lebih ringan sehingga dahan ini dapat menopang tubuhku," doa Tyana ngelantur.
Hap!
"Yessss...." Kaki Tyana berhasil mendarat dengan mulus, matanya melihat keatas dan tangannya menengadah seperti orang tengah berdoa. "Terimakasih Tuhan sudah meringankan beban dalam tubuhku hingga aku berhasil dengan selamat sampai mengijak tanah." Setelah berdoa Tyana mengendap-endap melihat sekeliling apakah ada orang yang melihatnya dan ternyata ia sudah berada diluar pagar.
"Wah.. sugguh kamar yang strategis tapi akan bahaya jika ada perampok, pohon ini memfasilitasi para perampok sebagai jalan alternative menuju rumah.. eh... tapi kenapa terlihat seperti istana, ntahlah apa peduliku yang penting aku sudah berhasil kabur." Tyana pun bergegas pergi tanpa memikirkan resiko apa yang akan ia dapatkan setelah kabur dari kamar yang diperuntukkan untuk dirinya itu.
"Huh..."
"Hah..."
"Kau kenapa, apa kau memakan sesuatu yang pedas sayang?" Tanya raja Carlos karena sepanjang lorong menuju kamar princess Amerta, istrinya itu menarik dan membuang nafas layaknya orang yang sedang kepedasan.
"Aku hanya menghilangkan kegugupanku," jawab ratu Eliza dan tetap melakukan kegiatannya sampai mereka berada tepat diddepan kamar princess Amerta.
"Selamat pagi raja Carlos dan ratu Eliza." Jugo dan Tio memberi hormat pada kedua orang penting dikerjaan Samas itu.
"Pagi Jugo, pagi Tio. Apa princessku belum bangun?"
"Sebenarnya.. akh.." Tio yang baru saja kan mengabarkan keadaan princess Amerta tiba-tiba merasakan sengatan di bagian pinggangnya, kemudian ia melirik kearah Ayahnya.
"Ada apa Tio?" Tanya ratu Eliza yang melihat Tio kesakitan.
"Tidak ada apa-apa yang mulia Ratu, hanya ada semut kecil yang kurang ajar." Seketika mata Jugo menatap tajam kearah anaknya, Tio yang ditatap hanya membuang wajahnya acuh.
"Princess masih didalam yang mulia, kami tak berani membuka pintunya. Kami rasa tak sopan membuka pintu kamar seorang gadis," jawab Jugo.
"Kau benar, ah aku lupa memerintahkan pelayan wanita untuk penjaga dikediaman princess, baiklah biar aku yang masuk duluan." Perlahan ratu Eliza membuka pintu kamar princess Amerta. Kosong, itulah yang pertama kali ratu Eliza lihat, dengan langkah cepat ratu Eliza mendekati ranjang anaknya yang baru saja ia temukan.
"Princess... CARLOS!"
"Ada apa sayang, dimana princess kita?"
Tanpa menjawab pertanyaan suaminya, ratu Eliza bergegas ke kamar mandi dan tidak menemukan siapa-siapa disana. "Car..los.. princess..ku...'
Bruk
Wanita paruh baya itu jatuh tak sadarkan diri setelah melihat dikamar mandi juga tak ada anaknya. "Eliza!" Raja Carlos segera menghampiri istrinya yang sudah tak sadarkan diri.
"Jugo, Tio! Cari princessku segera." Raja Carlos berbicara dengan nada yang tak bersahabat.
Jugo dan Tio pun menganggukkan kepalanya dan bergegas pergi. Setelahnya diluar kerajaan Jugo terlihat berjalan santai dengan anaknya yang mengikuti dan menatap aneh ayahnya. "Kenapa ayah tak bilang jika princess melarikan diri dan kenapa ayah melarangku mengikutinya tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Amerta
FantasyCerita ini proses revisi biar alurnya gak amburadul Menjadi orang penting di dunia lain? Bukan dunia lain alam ghoib, tapi dunia lain benar-benar dunia manusia dengan kekuatan yang hanya aku lihat di film-film. Otak dan Jiwaku benar-benar dibuat kal...