Wanita dengan rambut sebahu yang tengah terbaring itu perlahan membuka matanya.
"Ayah, princess!" teriak Tio yang memang sedari tadi menunggu Tyana bangun.
"Tio..... Haus," lirih Tyana.
Dengan sigap Tio memberikan minum pada Tyana. Tak lama Jugo datang membawa segelas minuman.
"Princess.. Minum ini dulu ya?" Dengan perlahan Jugo mengarahkan gelas yang berisi ramuan pada Tyana.
"Huk..."
Melihat reaksi Tyana, Jugo segera menutup mulut Tyana hingga tak jadi memuntahkan ramuan yang susah payah ia buat.
"Iyuh... Paman pahit.." Tyana menjulurkan lidahnya seperti anak kecil.
"Minumlah." Jugo memberikan air putih yang Tio bawa pada Tyana.
"Itu obat Princess, kau demam tinggi. Obat itu akan menurunkan demammu, sekarang... Lanjut tidur ya!" Jugo membantu Tyana berbaring dan menarik selimut hingga ke dada Tyana.
"Tapi..."
Belum selesai Tyana protes, ucapan paman Jugo membuat Tyana merasa terharu. "Tidur sayang.. Kau butuh istirahat." Jugo dengan sayang mengusap kening Tyana.
"Terima kasih A..ayah.." Karena malu telah memanggil Jugo ayah seperti Tio, Tyana langsung memejamkan matanya dan pura-pura tidur hingga tertidur sungguhan.
Jugo melebarkan senyumnya. "Ayah? Tio?"
"Hmm.." Tio menatap ayahnya dengan alis mengkerut.
"Princess memanggil Ayah," Jugo menatap Tio dengan mata berkaca-kaca. "Ayah merasa memiliki putri kecil, ukh.. Tio Ayah tak sanggup." Jugo berdiri dengan cepat dan berlari keluar sambil menghalau air mata yang mulai menetes di kedua matanya.
Tio memutar bola matanya dengan malas melihat ayahnya yang berlari keluar sambil menahan tangis layaknya wanita. "Ck... Akan ada drama baru sepertinya dan aku memiliki saudara perempuan. Cepet sembuh adik perempuanku," ucap Tio sambil mengusap dahi Tyana dan berlalu keluar membiarkan Tyana istirahat.
************
Di Istana Samas tepatnya dikamar Liana, terlihat suasana yang begitu tegang menunggu penjelasan dari sang pelayan dari princess Amerta.Clara menatap was-was pada pelayan itu tapi, dirinya yakin Liana akan berada di pihaknya karena memang menjatuhkan princess Amerta adalah tujuan mereka berdua diawal.
"Uhuk..." suara batuk dari Liana yang mulai terbangun membuyarkan suasana tegang yang baru saja terjadi.
"Liana.. Kamu bangun sayang?" Sang ratu menghampiri putri angkatnya dan mengelus puncak kepalanya penuh sayang. Raja dan prince pun melakukan hal yang sama.
Liana mengangguk, wajah pucatnya menandakan dirinya masih butuh istirahat. Matanya melihat sekitar, mencari seseorang yang menolongnya tadi.
"Mama... Dimana Princess, apakah dia baik-baik saja?"
"Princess Amerta tidak baik-baik saja nona, Tio membawanya entah kemana. Princess juga tak sadarkan diri, kepala serta bibirnya terluka dan berdarah." Bukan raja, ratu ataupun Alden yang menjawab melainkan bibi Teti.
Mata Liana membola rasa lemas yang ia rasakan tiba-tiba hilang. "APA!? Lalu kemana Tio membawanya? Astaga jika bukan karena kecerobohanku yang terpleset ke danau pasti kami akan baik-baik saja," ucap Liana panik. Dalam kepanikannya pun ia sempat memikirkan nasib sahabatnya hingga membuat alibi jika ia terpleset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Amerta
FantasyCerita ini proses revisi biar alurnya gak amburadul Menjadi orang penting di dunia lain? Bukan dunia lain alam ghoib, tapi dunia lain benar-benar dunia manusia dengan kekuatan yang hanya aku lihat di film-film. Otak dan Jiwaku benar-benar dibuat kal...