Hidup di panti asuhan membuat Tyana Amerta tumbuh menjadi wanita yang tangguh. Mencari uang dengan menjual jajanan yang dibuat ibu panti tanpa disuruh. Walaupun ibu panti sudah melarangnya, Tyana yang masih berumur 7 tahun sudah membawa jualannya ke sekolah, menjajakannya pada teman-teman di sekolahnya. Sampai taman-tamannya memanggil Tyja, yang berarti Tyana Jajanan. Tyana justru bahagia ketika temannya memanggilnya dengan nama itu, karena jika dipanggil Tyja tandanya ada yang akan membeli jajanan Tyana.
Kini gadis kecil berumur 7 tahun penjual jajan itu sudah berumur 23 tahun, menjadi wanita karir yang banyak di kagumi kaum lelaki. Wajahnya yang manis terlihat ayu ditambah lesung pipi di kiri kanannya, makin membuat orang tak bosan jika memandang wajahnya. Selain itu kepintarannya dan kepawaiannya dalam bekerja menjadi salah satu nilai plus bagi para client yang membutuhkannya.
"Tyana, hari ini ada sidang?" Tanya rekan kerjanya.
"Bentar aku lihat jadwal dulu. Em... Gak ada nih Don, kenapa?" Tanya Tyana pada Doni.
"Berarti nganggurkan?" Tyana mengangguk.
"Siplah.. Temenin aku beli kado buat tunangan aku yuk, Aku bingung mau beli apa nih."
"Yakin minta temenin aku, tunangan kamu gk akan ngelabrak aku kan? Nanti aku dikira pelakor lagi." Omel Tyana pada Doni, Tyana ingat waktu itu Doni dan tunangannya masih pacaran, saat sedang istirahat mereka makan berdua, tiba-tiba pacar Doni datang dan memakinya di depan umum.
"Hahahaha.. Gk bakal, Dila kan udah kenal kamu dan udah minta maaf juga waktu itu," gelak Doni melihat wajah Tyana yang cemberut.
"Bener ya? Awas aja sampai kejadian lagi, aku gak bakal mau temenan sama kamu," hardik Tyana.
"Uluh-uluh, gemesin banget sih jadi orang, bibirnya jangan kayak bebek gitu dong, nanti dikira mau nyosor," goda Doni sambil menjapit bibir Tyana dengan tangannya kemudian mendapat bogeman dari Tyana. Akhirnya mereka pun pergi berdua untuk membeli hadiah tunangan Doni seperti rencana awal.
Hari-hari pun berlalu, jadwal padat Tyana membuatnya kelelahan sampai harus izin karena sakit.
"Bunda udah bilangkan, kerja boleh tapi jangan lupa istirahat," omel bunda Lia, ibu panti Tyana yang saat ini sedang berada di apartemen Tyana karena mendengar kabar bahwa putri asuhnya itu sedang demam.
"Iya bunda, maaf," ucap Tyana lirih.
"Coba bunda tanya, berapa kasus yang Tyana selesaikan minggu ini?"
"Em.. Ada 5 kasus bunda."
"Trus kamu selesaikan sendiri?" Tyana mengangguk.
"Ya sudah, jangan diulangi lagi. Kesel bunda lihat kamu kerja tapi gak mikirin kesehatan, ya udah bunda pulang dulu ya, makanan udah bunda siapin, bubur juga ada terserah Tyana mau makan yang mana, obat juga udah bunda siapin di meja. Besok bunda datang lagi, maaf gk bisa jagain sampai sembuh, adik-adik di panti juga butuh bunda kebetulan mba Ida lagi cuti."
"Iya bunda gak papa, maaf ngerepotin bunda," ucap Tyana dengan suara paraunya.
"Gak ngerepotin bunda sama sekali, yang bunda mau pokoknya Tyana cepet sembuh kalau udah sembuh jangan lupa jaga kesehatan, jangan kerjaan aja yang dipikrin." Setelah mencium kening Tyana bunda Lia pun pulang ke rumah panti.
Sendiri, itulah yang dirasakan Tyana. Untuk apa dilahirkan jika akhirnya hanya di buang, apa kehadirannya dulu tidak diharapkan ke dua orang tuanya. Tyana dulu sempat bertanya pada ibu panti tentang kedua orang tuanya, tapi ibu panti tidak mengetahui sama sekali. Bayi Tyana ditemukan tepat didepan rumah panti, hanya kalung yang Tyana kenakan sekaranglah yang orang tua Tyana tinggalkan serta tulisan kecil bertulis Tyana Amerta.
"Hah," Tyana menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang dan memegang kalungnya.
"Apa mereka masih hidup?"
"Cih.. Aku yakin mereka hidup bahagia. Kalung ini bukan kalung murahan." gumam Tyana sembari mengelus kalung yang dipakainya, kemudian melepas dan menyimpannya di laci nakas.
"Jika aku nantinya diberi kesempatan bertemu dengan ke 2 orang tuaku, maka aku akan mengembalikan kalung mutiara ini dan kembali ke kehidupan tanpa orang tua, toh aku sudah terbiasa hidup tanpa Papa Mama, lagi pula sudah ada bunda Lia yang akan menjadi orang tuaku."
Di kehidupan lainnya, tepatnya dunia yang berbeda dengan dunia Tyana, terlihat sebuah istiana yang begitu megah. Orang-oramg dunia ini menyebutnya dunia Lotus. Di dunia Lotus terdapat 5 kerajaan dan salah satunya adalah kerajaan diatas kerajaan lainnya.
Ada empat kerjaan kecil dan satu kerajaan besar di dunia Lotus. Nama-nama kerajaan itu diantaranya Samas, Barel, Coltes, Gerd dan Kerajaan Lotus. Jika di ke empat kerajaan orang-orang akan memanggil pemimpin mereka dengan sebutan Raja dan Ratu, sedangkan di kerjaan Lotus baik rakyat maupun Raja dan Ratu akan memanggil pemimpin mereka dengan sebutan Lord dan Queen.
Kehidupan di dunia Lotus tak jauh beda dengan kehidupan di bumi. Rakyat di dunia Lotus tak kalah maju dengan Rakyat di bumi dalam bidang pendidikan, hanya saja di dunia Lotus semua rakyatnya memiliki kekuatan magis, dari kekuatan besar hingga kecil. Kekuatan yang mereka miliki berbeda, setiap bayi yang lahir sudah di anugrahi kekuatan baik Api, Air, Tanah dan Udara. Dunia yang unik bukan?
Sang pemimpin di atas pemimpin terkenal dengan sifatnya yang tegas dan tak terkalahkan. Kerajaan Lotus saat ini masih di pimpin oleh Lord terdahulu sedangkan sang putra mahkota masih enggan menggantikan tahta sang ayah. Sifat berpetualang masih melekat di dirinya, menjadi seorang pemimpin tidak akan membuatnya bebas lagi.
Kerajaan Samas adalah kerajaan yang paling dekat dengan Kerajaan Lotus. Raja Carlos dan Lord Damian adalah sahabat. Mereka menjalin persahabatan sejak Raja Carlos masih menjadi Prince dan Lord Damian masih menjadi Putra mahkota. Saat ini dunia Lotus masih dalam keadaan tentram dan damai, tapi sang pemimpian tahu jika keadaan seperti ini tidak akan berlangsung lama. Para pemberontak sedang merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan kepemimpinan Lord. Para pemberontak ingin menjadikan pemimpin mereka menduduki tahta kerajaan Lotus dan menggantikan Lord Damian serta keturunannya.
Putra mahkota sudah dilatih untuk menjadi lebih kuat bahkan dia sudah menguasai ke empat elemen Api, Air, Tanah dan Udara. Sudah bukan rahasia umum lagi bagaimana hebat dan kuatnya sang calon Lord itu, tak lupa rupa dari sang putra mahkota yang begitu memikat bagi kaum hawa. Tak heran banyak sekali para putri kerajaan maupun bangsawan yang berharap untuk menikah dengan putra mahkota. Salah satunya adalah putri dari kerajaan Samas.
"Selamat pagi nona Liana."
"Selamat pagi bibi Aya," sapa balik seorang wanita yang dipanggil nona Liana.
"Raja, ratu dan prince sudah menunggu di meja makan," ucap bibi Aya.
"Baiklah aku akan segera kesana, kalau aku terlambat kakakku itu pasti akan marah," kata Liana, kemudian berlalu. Bibi Aya hanya tersenyum melihat tingkah nona kerajaan Samas itu.
"Pagi semuanyaaaaaa," sapa Liana pada seluruh anggota kerajaan Samas yang sudah berada dimeja makan.
"Pagi nona Liana," jawab para pelayan yang sedang menjaga di sekitar meja makan, kalau-kalau ada yang dibutuhkan lagi.
"Pagi Papa, pagi Mama, pagi kakakku Alden." Liana memutari meja dan mencium pipi ke ke tiganya.
"Hmm pagi sayang," jawab Raja Carlos.
"Pagi sayang Mama," balas Ratu Eliza.
"Pagi adikku jelek," goda Alden pada Liana.
"Papa... Kakak," adu Liana pada Raja Carlos Papanya.
"Alden... jangan goda adikmu, sudah ayo kita sarapan, masih banyak yang harus kita lakukan hari ini dan Liana jangan lupa nanti anggota kerajaan Lotus akan berkunjung siapkan dirimu," ucap raja Carlos yang membuat Liana mengangguk kepalanya dengan semangat karena ia akan bertemu dengan putra mahkota.

KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Amerta
FantasyCerita ini proses revisi biar alurnya gak amburadul Menjadi orang penting di dunia lain? Bukan dunia lain alam ghoib, tapi dunia lain benar-benar dunia manusia dengan kekuatan yang hanya aku lihat di film-film. Otak dan Jiwaku benar-benar dibuat kal...