7

2.8K 530 81
                                    


“Apa kita harus tidur satu kamar kak?”

“Hmmmm.”

“Tapi aku ingin tidur sendiri.”

“Tidak boleh.”

“Ayolaah…. Aku juga butuh privasi.”

“Kau akan mendapatkan privasi yang kau inginkan itu.”

“Bagaimana jika aku ingin mandi atau lainnya, kau tau bukan kita sudah sama-sama dewasa.”

“Ya aku tau.”

“Jadi?”

“Jadi kau tetap tidur bersama kakak princess.”

“Tapi..”

“Tidak ada tapi-tapian princess. Lihat…” prince Alden menunjuk salah satu pintu yang ada dikamarnya, saat ini keduanya sudah berada dikediaman pribadi milki prince Alden yang tak pernah sekalipun ada yang boleh memasuki kecuali pelayan yang sudah ia pilih langsung untuk membersihkan kamarnya.

“Yang kanan itu pintu kamar mandimu dan yang kiri itu pintu kamar mandiku. Didalamnya sudah ada semua perlengkapanmu dari baju sampai dalamanmu bahkan aku juga menaruh meja rias didalamnya.”

Gila… itulah yang Tyana pikirkan tentang kakaknya Alden. “Bagaimana kau menyiapkan semua ini, bahkan kita baru bertemu tadi.”

“Apa gunanya memilki kekuatan dan bawahan,” ucap prince Alden sombong.

“Cih sombong..” decih Tyana.

“Tak masalah sombong asal kau memilki hal yang pantas untuk kau sombongkan.”

“Wah.. kau bukan kakakku…”

“Enak saja! Sampai kapanpun Princess Amerta adalah adik kandung prince Alden.” Setelahnya prince Alden memasuki kamar mandinya meninggalkan Tyana yang terbengong-bengong melihat kelakuan kakak yang baru saja ia temui.

“Wah… lihatlah sikap sombong dan semena-menanya itu…” Setelahnya Tyana pun memasukki yang katanya adalah kmar mandi miliknya.

Satu kata yang keluar dari mulut Tyana setelah memasuki kamar mandinya. “Wow.”

Bagaimana bisa kakaknya Alden itu menyiapkan kamar mandi yang serba ada dan seluas ini. Luas apartemen Tyana dikalahkan dengan ruangan yang bernama kamar mandi, sungguh terhina bangunan yang bernama apartemen itu.

Setelah mengunci pintu kamar mandi dan menyiapkan pakaian yang akan ia pakai nanti, Tyana pun berendam di air mawar yang sudah disiapkan. Merilekskan sejanak tubuhnya yang sejak tadi diajak untuk melakukan hal-hal yang berat dan mengejutkan, perlahan mata cantik Tyana menutup memasuki alam mimpi yang terlihat indah saat ini. Tanpa sadar Tyana sudah berada dikamar mandi hampir 2 jam lamanya.

Brak.. Brak..

Princess.. Princess Nana… NANA!”
Gedoran dari balik pintu kamar mandi yang dilakukan oleh prince Alden membuat Tyana bangun dari tidurnya.

“Nana jawab, kau ada di dalamkan atau aku hancurkan pintu ini.” Prince Alden sangat khawatir dengan adiknya yang tak keluar kamar mandi setelah 2 jam lamanya, sebenarnya bisa saja ia masuk ke kamar mandi adiknya, tapi ia ingat adiknya itu membutuhkan privasi.
“Aku didalam kak Al.. sebentar!”
Terdengar teriakan dari dalam kamar mandi membuat prince Alden bernafas lega.

“Baiklah.. cepat selesaikan urusanmu dikamar mandi kita akan segera makan malam.”

“Baiklah…”

Kabar telah ditemukan princess Amerta yang hilang sangat cepat menyebar luas di lingkungan istana. Mereka semua berucap syukur karena princess satu-satunya kerajaan Samas telah ditemukan dengan keadaan selamat. Mereka sangat penasaran dengan wajah princess Amerta, kakanya prince Alden saja begitu tampan apakah princess Amerta sangat cantik, begitulah pemikiran mereka.

Princess AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang