3

9 4 0
                                    

"H-hei, dog-gy. Bisa kamu menjauh sedikit?" lirihku. "Huwaaa papaa!"

Aku merengek karena anjing itu sama sekali ngga mau pergi. Dia malah sampai menaikkan kaki depannya ke kursi.

Albert yang melihatku nangis ketakutan malah tertawa.

Ugh, kalau saja ngga ada raja dan pangeran, udah aku sleding kepalanya.

Bukan hanya Albert, Raja Sion juga menertawakanku. Sepertinya Pangeran Dean juga menahan tawanya.

"Astaga Quin. Kamu ini udah 18 tahun tapi masih aja takut sama anjing. Ellen ngga akan gigit kamu," ucap orang yang menjadi Papaku itu.

Kenapa nyebelin banget sih? Aku ini pernah dikejar dan digigit anjing tahu! Beruntung si Quincy ini juga takut sama anjing.

"Ngga ada jaminan!"

"Hahaha. Sudah-sudah, Nak Quincy. Duduklah. Ellen, kembali ke tempatmu. Dan Dean, kemarilah," ujar Raja Sion lalu menatapku lembut sambil tersenyum. "Aku akan memberitahu alasan kamu harus ke sini."

Oh iya. Aku hampir lupa tentang itu.

Beberapa saat setelah aku tenang, sang raja mulai bicara. "Jadi, bulan depan ratu kita akan ulang tahun. Kali ini aku ingin membuatnya spesial, yaitu kalian berdua menyanyikan lagu buatan kalian."

"Wh-what?" Bukan hanya aku, tapi Dean juga tampak terkejut. "Um, maaf sebelumnya Yang Mulia, tapi ... kenapa harus membuat lagu? Saya memang suka bernyanyi, tapi kalau membuat lagu, agak ...."

"Kamu bisa men-cover lagu, tapi saat penutupan, aku ingin kalian bernyanyi lagu buatan kalian berdua," balas sang raja.

Namun, raut wajahnya berubah menjadi cemas saat melihat reaksiku. "Yah, untuk Dean, tugas ini wajib. Tapi kalau Nak Quincy menolak, aku juga tak bisa memaksamu."

Ini kesempatan emasku untuk memperbaiki nama baik Quincy dan untuk masa depanku juga nantinya.

Tapi ... Kenapa Harus Berdua Doang Sama Dean?!

Aku takut kalau nantinya akan berakhir canggung.

Aku melirik anak itu yang duduk di antara Albert dan Raja Sion. Mata tajamnya menatap champagne glass yang diputarnya sebelum diminum.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke langit saat mata kami bertemu. Entah kenapa dia mirip seseorang yang pernah kutemui, Edgar. Bentuk matanya sama walau warna rambut dan kulitnya agak beda.

Dan kalau kuingat, AROMANYA MIRIP BANGET WOI. Apa mereka adalah orang yang sama?

Heh, oke. Ini misiku selanjutnya. Aku menatap Raja Sion dengan bersemangat. "Yang Mulia, Saya bersedia untuk menjadi penyanyi dan pembuat lagu di acara ulang tahun Ratu Annette nanti."

Melihat sang raja yang tersenyum lebar membuatku bahagia juga. Kini aku beralih tatapan menuju Dean yang misterius. Melihat wajah datarnya yang hanya menggerakkan alis membuatku kesal. Tapi dalam waktu sebulan ini aku harus menguak kebenarannya. Kupakai 'topeng' wajah senyum untuk menyembunyikan ekspresi kesalku.

"Mohon kerjasamanya, Yang Mulia."

Albert terlihat lega setelah ucapanku barusan. Begitu juga dengan sang raja. Sepertinya langit juga setuju dengan keputusanku karena cuaca hari ini sangat tenang dengan banyak awan putih yang melayang.

"Ah, kalian bisa mulai dari sekarang. Acaranya bulan depan jadi kalian harus mempersiapkannya dengan matang, hohoho. Aku juga ingin mengobrol dengan Albert, jadi kalian pergilah ke tempat lain. Hitung-hitung agar kalian juga bisa lebih dekat," ucap Raja Sion.

"APAAA?" protes Albert. "Quincy-ku tidak boleh berduaan dengan anak itu! Begitu juga dengan semua anak lelaki! Apalagi di sore-sore kayak gini."

Aaagh. Dasar pria itu! Awas saja kalau dia mengacaukan rencanaku. Kututup mulutnya rapat-rapat agar dia berhenti bicara.

Magic In The AirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang