1.3

1.8K 392 37
                                    

Mark, Jaemin, dan Kun mencari bersama. Mereka mencari di sekeliling asrama. Tempatnya sepi sih, hanya ada pohon-pohon besar di sebelah kanan dan kiri asrama, kolam ikan di belakang asrama, dan halaman depan asrama.

Ah ya, ada satu gudang di belakang asrama. Tempatnya tak jauh dari kolam ikan. Haruskah mereka kesana?

"Bang Kun, kita beneran nyari di belakang asrama? Tempatnya serem loh", tanya Mark.

Kun mengangguk. "Kalau kita mau nemuin mereka, kita harus nyari di setiap tempat".

"Tapi kan-".

"Kalau lo nggak berani, tunggu aja disini".

Mark terdiam, kemudian mendengus kasar. "Tadi katanya jangan mencar-mencar. Nanti kalau gue sendirian, terus gue diculik gimana?", ucapnya lebay.

"Makanya jangan banyak ngomong. Ngikut aja kenapa sih", sahut Jaemin. Dia sedang pusing, jangan menambahnya lagi.

"Dengerin kata Jaemin tuh", sambung Kun.

Mark menghembuskan napas. "Iya-iya. Mark Lee yang tampan dan keren akan menurut. Puas kalian?", Semburnya membuat Kun terkekeh pelan dan Jaemin sedikit tersenyum.

"Bang, nanti kalau ada setan gimana?", Mark kembali mengoceh setelah tadi diam beberapa menit.

"Mana ada setan siang-siang", balas Kun.

"Kan barangkali gitu".

"Yang ada lo tuh setannya".

"Mana ada setan ganteng kayak gue".

"Kalo ada mau apa lo? Ngajak duel?".

"Ya iyalah! Nggak terima gue kalau ada yang lebih ganteng dari gue. Setan lagi".

"Mohon maaf. Orang ganteng ada disini".

"Gantengan gue Bang".

"Brisik!", Sentak Jaemin. Dia menatap jengah kedua temannya yang sejak tadi berdebat tak masuk akal.

Tanpa sadar mereka sudah sampai di halaman belakang. Di kolam ikan normal, tidak ada hal yang mencurigakan. Ikan-ikannya masih berenang dengan tenang.

"Tuh kan nggak ada apa-apa", ucap Mark menggebu-gebu.

"Cek gudang", kata Jaemin.

"Bang Kun silahkan", sahut Mark.

"Ihh apaan. Lo aja sana".

"Ogah. Kan lo yang paling tua".

"Hubungannya apa bambang!".

"Yang tua harus melindungi yang muda".

"Mana ada!".

"Ada!".

"Berisik! Biar gue yang buka", lerai Jaemin jengah. Lagi.

"Yakin lo? Muka lo pucet kayak gitu", ucap Mark.

"Emang kalian mau ngecek gudang?". Keduanya menggeleng.

Jaemin menghembuskan napas perlahan. Kepalanya semakin pusing. Dia hanya ingin memastikan gudang normal, dan setelah itu kembali ke asrama.

Begitu tangan Jaemin membuka pintu gudang, tubuhnya bergetar  kemudian jatuh tak sadarkan diri.

Mark dan Kun yang berdiri tepat di belakang Jaemin langsung menangkap tubuh pemuda itu. Lalu pandangan mereka mengarah ke dalam gudang.

















Bagaimana bisa tubuh Ten dan Yuta tergantung disana dengan luka tusuk dimana-mana?




















































Save Me || NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang