Kim Jungwoo. Pria itu terdiam menatap pepohonan di depannya. Saat ini dirinya memang berada di balkon kamar yang berhadapan langsung dengan kebun milik seorang warga.
Pikirannya melayang. Tidak hanya satu atau dua hal yang dia pikirkan. Namun banyak sekali. Salah satunya tentang terror yang mendatangi mereka. Sebenernya dia bingung, itu memang terror atau hanya pekerjaan iseng salah satu temannya? Kalaupun itu perbuatan temannya, dia sudah benar-benar keterlaluan.
Mendadak, Jungwoo teringat satu nama. Kim Taehyung. Entah kenapa adik dari ayahnya tersebut tiba-tiba melintas di pikirannya. Dia cukup dekat dengan Paman -tidak, Taehyung bahkan terlalu muda untuk disebut Paman, Jungwoo biasa memanggilnya Kak.
Kakaknya yang satu itu banyak menceritakan pengalamannya. Saking banyaknya, Jungwoo sampai tidak ingat apa saja. Namun saat ini, satu hal yang melekat erat di otaknya. Taehyung dan teman-temannya pernah di terror.
Tunggu, bukankah yang meneror mereka itu teman mereka sendiri? Jadi bisa saja-
Tidak. Jungwoo menggelengkan kepala, berusaha melenyapkan persangkaan buruk yang tiba-tiba mendarat di otaknya.
Merasa mendapatkan jalan buntu, Jungwoo berdiri, melangkah memasuki kamar. Dia berniat minum air putih yang selalu tersedia di ruangan itu untuk menyegarkan pikiran.
"Ck, pake abis lagi airnya", decaknya sebal saat tak menjumpai setetes air pun di sana. Diam-diam mulutnya merutuki Yuta, teman sekamarnya. Pasti temannya itu yang menghabiskan air minum. Lebih tepatnya tak mau mengambil lagi di dapur.
"Kak Yuta anjir. Awas aja kalau bangun", racaunya. Namun hal itu tetap tak mematahkan niat Jungwoo untuk menyegarkan pikiran. Dia butuh minuman, apapun yang terjadi.
Kemudian, kakinya melangkah menuruni anak tangga. Berusaha tak mengeluarkan suara sedikitpun agar tak membangunkan seisi asrama.
Jungwoo mendecak. Sedikit menyalahkan Taeyong, si ketua asrama yang menempatkannya di lantai dua. Sebenarnya tidak buruk sih, tapi yaa kalian tau sendiri lah.
Kakinya terus melangkah. Mencoba mengabaikan pikiran-pikiran yang sejak tadi menyerangnya. Sial, dia harus cepat-cepat minum lalu tidur. Kalau bisa minum susu sekalian biar cepat mengantuk.
"HUAAAAA!", Begitu memasuki dapur, kakinya langsung berhenti. Mulutnya otomatis berteriak hingga membuat beberapa penghuni kamar keluar. Mereka yang belum tidur atau yang terbangun karena teriakan Jungwoo barusan langsung berlari tergesa menghampiri asal suara.
Dan saat itu, mereka tidak bisa untuk tidak terkejut. Karena yang mereka lihat adalah sosok Johnny dengan beberapa luka tusuk di perut dan dadanya. Juga sosok Jaemin yang berdiri menjulang dengan tangan memegang pisau berlumuran darah.
Brak!
"Apa yang udah lo lakuin Na Jaemin?", sang ketua asrama berucap tajam. Pagi memang belum tiba, tapi semua orang dipaksa bangun dan berkumpul membahas masalah ini. Nyawa Johnny tidak bisa diselamatkan.
"Gue nggak ngelakuin apapun Kak", Jaemin mencoba membela diri. Manik matanya menatap semua orang mantap, seperti tidak ada keraguan di dalamnya.
Winwin mendecih. "Terus yang tadi apa?",
Jaemin menghembuskan nafas lelah. "Gue cuma mau bantu Kak Johnny. Gue pikir lukanya nggak parah, makanya gue nyabut pisau itu biar gampang ngasih pertolongannya. Tapi ternyata Kak Johnny udah nggak napas sejak gue dateng kesana", paparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me || NCT ✓
Mystery / Thriller❝ Mau membantu memecahkan kasus kami-?? ❞ Dalam sebuah asrama, terror ini terjadi. Terror yang menyebabkan satu persatu dari mereka mati ataupun menghilang. Tidak ada yang tau kejadian sebenarnya. Mereka semua berkamuflase. Tidak ada yang bisa diper...