0.6

2.1K 388 73
                                    

Hari telah berganti. Begitu juga dengan suasana di asrama mereka. Tidak ada yang sama lagi. Setelah kematian Johnny dan Jisung, semua jadi saling mencurigai. Walaupun kecurigaan itu tidak nampak di tengah-tengah mereka.

Yang paling menonjol perubahannya adalah Renjun dan Haechan. Mereka berdua jadi jarang berbicara. Mungkin hanya akan berbicara jika ditanya saja. Namun anehnya, kedua manusia itu malah semakin dekat. Seperti ada magnet tersembunyi yang tiba-tiba muncul di antara mereka.

"Ssst", panggil seseorang dari balik tembok dekat tangga.

Doyoung yang kebetulan tengah lewat sendirian disana mengernyit bingung. Seperti ada yang memanggil, tapi tidak ada wujudnya. Masa iya Johnny hyung dan Jisung tiba-tiba menjadi hantu lalu mengganggunya. Kan tidak lucu.

Mencoba bersikap bodo amat, Doyoung kembali berjalan. Namun, baru selangkah dia berjalan tiba-tiba ada voucher kuota melayang dan mengenai dahinya sebelum benda itu jatuh ke lantai.

Pandangan matanya menjelajah sekitar. Ingin mengambil voucher tapi takut kalau itu hanya jebakan. Ingin ditinggalkan saja tapi sayang, itu voucher unlimited. Terlihat dari huruf U besar yang tertera dalam benda itu.

"Ambil aja Kak. Itu gue kok yang ngelempar".

Mendengar bias suara, Doyoung mengangkat kepala. Tanpa basa-basi, tubuhnya kembali menunduk. Tangannya menjulur mengambil voucher lalu menyimpannya di saku celana.

Kalau anak sultan sudah memberi, jangan ditolak. Mubazir. Lagipula Doyoung tidak yakin kalau benda itu adalah jebakan mengingat betapa childish nya Chenle.  Anak kecil seperti dia tidak akan terlibat dalam kasus seperti ini.

Eh, tapi kan tidak ada yang tau. Bisa saja presiden Chenle itu tidak suka dengan asrama ini, makanya dia berencana untuk memusnahkan penghuninya agar bisa memperluas dan memperindah bangunan untuk dirinya sendiri. Tapi tidak mungkin lah. Zhong Chenle kan holkay. Dia bisa membeli tanah sendiri tanpa harus merebut tanah asrama.

"Nggak sopan main lempar di depan orang tua", dengus Doyoung.

"Lah itu nyadar udah tua",

"Sialan lo", umpat yang lebih tua.

Chenle terkekeh. "Lagipula gue panggil lo daritadi nggak nyahut-nyahut",

"Oh, jadi lo yang panggil gue?",

"Iya", Chenle menganggukkan kepala.

"Gue kira setan penunggu tangga", ucap Doyoung asal.

Namun ternyata, Chenle malah menganggapnya serius. Terbukti dari langkahnya yang langsung menjauh dari tempat semula, juga tatapan mata yang tak henti-hentinya melihat ke arah tangga. Dasar bodoh. Doyoung jadi semakin yakin kalau Chenle anak baik-baik. Mungkin mereka bisa bekerja sama memecahkan kasus ini. Lumayan kan dapat partner anak Sultan.

"Apa jangan-jangan Kak Johnny sama Jisung udah bereinkarnasi jadi hantu penunggu tangga", tebak Chenle mantap.

"Bercanda", decak Doyoung.

Chenle mendengus. "Nggak lucu. Eh, tapi kayaknya beneran deh Kak. Soalnya waktu gue sembunyi di sana tadi kayak ada yang niup telinga gue. Kan merinding", adunya.

"Ngadi-ngadi lo",

"Beneran",

"Serah deh", ucap Doyoung kesal.

Setelah itu hening. Chenle kembali sibuk menatap tangga. Barangkali dia bisa tiba-tiba melihat makhluk yang katanya tak terlihat itu. Sedangkan Doyoung masih bergelut dengan pikirannya. Apakah Chenle bisa diajak kerjasama? Banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Namun sepertinya Chenle sudah memenuhi kriteria itu.

Save Me || NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang