1.6

1.7K 363 64
                                    

Haii haii
Curhat dikit dong
Tadi tuh sebenernya part ini udah selesai daritadi
Tapi gatau kenapa pas lagi nulis tiba-tiba keluar sendiri, abis itu ilang semua deh
Jadi harus nulis dari awal lgi. Sad

Dahlaa lupain aja
Yang penting udah update ya nggak
Skuy langsung baca
Janlup vote and comment :D

✨✨✨

Xiaojun mengerjapkan mata saat merasa cahaya matahari mengenai retinanya. Perlahan dia menyesuaikan pandangan. Terasa asing dan berbeda. 

Dia berada di sebuah ruangan yang sangat luas. Matanya membulat ketika melihat teman-teman asramanya berada di sekelilingnya. Keadaannya sama saja dengan dirinya, duduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat. Mereka didudukkan melingkar dengan jarak sekitar 2 meter per orang. 

Ada sekitar satu. Dua. Tiga. Dan empat, termasuk dirinya. Wahh porsi yang estetik. Kalau Doyoung lihat pasti dia berseru senang karna melihat keestetikan. Sayang sekali dia belum bangun. Begitu juga dengan Kun dan Hendery.

Xiaojun harus menunggu sekitar 3-5 menit hingga satu persatu mulai bangun.  Jangan berpikir kalau Xiaojun hanya menunggu sambil melongo. Dia, cara escap diri. Daritadi matanya celingak-celinguk mencari celah jalan keluar.

"Pssst", panggil Xiaojun pada Doyoung, oknum yang terakhir kali sadar.

"Hmm?", Balas Doyoung ogah-ogahan.

“Dah waras lo?”. 

"Gue dari dulu waras ya, maaf". 

"Udah jangan gelud. Mending cari cara buat lepasin diri", lerai Kun.

Xiaojun menghembuskan napas. "Nggak ada celah. Nggak ada benda tajam. Dan kursinya berat, susah dipindahin", ucapnya.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sosok yang mengendap-endap seperti maling.  Membuat empat orang yang sebelumnya dilanda kebingungan, malah diserang keterkejutan.

"Kak-",

"Ssstt diem. Nanti ketawan", sosok itu memotong perkataan Hendery. 

"L-lo masih idup?", Tanya Doyoung, masih terkejut.  Masalahnya, sosok yang ada di depannya saat ini adalah sosok yang menghilang tempo hari. 

"Masih". 

"Kok bisa?". 

"Ya bisa lah. Udah nanti aja. Sekarang jangan berisik. Nanti Lucas denger".

"Lucas?", Beo Kun. Maklum lah, dia satu-satunya oknum yang tidak mengetahui masalah ini.

"Iya. Dia pelakunya", balas Doyoung sekenanya.

"Tau dari mana lo?", tanya Kun lagi.

"Nalar gue masih jalan bro. Dia yang nyampurin obat tidur ke makanan kita", Doyoung berujar santai.

"Nah. Dia juga yang udah nyulik gue", sahut Xiaojun.

"Kan udah berkali-kali gue bilang kalo Lucas tuh pelakunya. Nggak ada yang percaya sih", Hendery kesal.

Ceklek

Pintu terbuka lagi. Kali ini menampilkan sosok yang sejak tadi mereka bicarakan. Panjang umur sekali.

"Lohh Kak. Udah disini aja", sapa Lucas pada satu-satunya orang yang tidak terikat disana, selain dirinya tentu saja.

"Hmm", balasnya acuh.

"Btw akting lo bagus juga Kak. Berhasil masuk ke sini tanpa nimbulin kecurigaan mereka", Lucas tersenyum miring.

"Maksud lo?", Doyoung menyahut tak mengerti.

Save Me || NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang