1.0

1.9K 363 47
                                    

Semuanya gagal. Semua usaha Yuta untuk menyatukan teman-temannya gagal total.

Yahh kalian tau? Setelah kejadian kemarin Haechan dan Jaemin saling bermusuhan. Tidak, hanya Haechan yang memusuhi Jaemin sementara Jaemin terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.

Belum lagi masalah Renjun hilang. Kenapa kejadiannya terjadi secara beruntun seperti ini. Apakah pelakunya tidak lelah? Yuta saja lelahnya minta ampun.

"Huhh, kapan coba masalah ini selesai", eluh Yuta.

Ten yang sedang berbaring di kasur milik Jungwoo menoleh. "Ngeluh mulu kerjaannya. Inget perbanyak doa! Jangan perbanyak ngeluh", ucapnya sok bijak. Memang tadi saat Yuta sedang melamun, tiba-tiba Ten datang dan langsung berbaring di kasur Jungwoo. Huhh, bahkan sampai saat ini Jungwoo belum ditemukan.

Yuta menghembuskan napas pelan. "Hmm. Tapi gimana gue nggak ngeluh coba. Baru kemaren gue berhasil ngebuat temen-temen kita baikan. Tapi semenit kemudian semuanya ludess",

"Iya sih. Kayaknya sebelum pelakunya ketangkep kita bakal terus kepecah belah kayak gini", sahut Ten membenarkan.

"Paling susah itu Haechan. Dia udah naruh kecurigaan buat semua orang. Terus dia juga nggak mau gabung ke kubu siapapun", -Yuta

"Nggak heran sih. Dia yang paling terpuruk. Pertama Kak Johnny, Haechan deket banget sama dia. Terus Kak Taeil, mereka berdua lumayan deket juga. Terus semenjak Jisung meninggal, Haechan jadi deket sama Renjun. Dan sekarang Renjun ilang", balas Ten sambil menerawang kejadian-kejadian sebelumnya.

"Lo nggak curiga gitu sama Haechan?", tanya Yuta setelah menyimak ucapan Ten.

Ten memejamkan matanya. "Gue nggak cuma curiga sama Haechan doang. Banyak orang yang gue curigain. Tapi sebelum ada bukti yang bener-bener nunjukin kalo dia bersalah, gue nggak akan berlaku nggak adil", ucapnya bijak.

"Gimana kalo kita nyari tau bareng-bareng? Lo percaya kan sama gue?", Ajak Yuta.

"Percaya itu relatif. Tergantung orang yang kita percayain bisa jaga kepercayaan itu atau nggak. Yang paling bener ya mending percaya sama diri sendiri aja",

Yuta menautkan dahinya. "Maksudnya? Lo nggak percaya sama gue?", tanya Yuta menyudutkan.

Ten terkekeh pelan. "Gue yang nggak percaya sama lo, atau lo yang nggak percaya sama gue",

"Maksud lo apa?", Yuta masih tak paham.

"Yakin nggak mau cerita sama gue?",

"Lo bisa to the point nggak? Gue nggak paham sama ucapan lo", kesal Yuta. Bahkan nada bicaranya sudah berubah.

Ten bangun dari tidurnya, lalu tersenyum menghadap Yuta yang duduk di depannya, khususnya di kursi belajar milik Jungwoo. Kemudian ucapan Ten selanjutnya membuat Yuta diam tak berkutip.

"Sebelum dateng ke ruang tengah kemarin, lo ngapain aja di kamar Renjun?",






















"Jaemin, lo nggak nyembunyiin apa-apa dari gue kan", Jeno bertanya lagi.

Saat ini mereka berdua berada di dalam kamar. Jaemin sedang merapikan baju-bajunya. Dia mondar-mandir dari kasur ke lemari untuk mengambil dan menaruh baju-baju itu. Sementara Jeno masih setia mengekor di belakang Jaemin.

"Nggak ada Jeno. Lo tau kan kalo gue nggak pernah bohong sama lo", balas Jaemin lagi.

Tapi Jeno mana percaya. "Tapi kemarin Haechan bilang-",

"Haechan mungkin lagi terpuruk aja. Makanya pikiran dia ikut ngaco", potong Jaemin.

"Setau gue Haechan nggak kayak gitu orangnya", bantah Jeno.

Save Me || NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang