Situasi menegangkan tadi sudah berakhir. Kini, semua orang berkumpul di ruang tengah Villa. Kecuali Winwin, Hendery, dan Lucas yang terluka karena insiden tadi. Mereka bertiga dilarikan ke rumah sakit. Juga Jeno dan Chenle yang bertugas menjaga mereka bertiga.
Mark dibaringkan di sofa tengah. Tadi setelah menembak Lucas, Mark pingsan karna ada seseorang yang memukul tengkuk lehernya. Lalu dari balik tubuh Mark, Jaemin keluar dengan cengiran lebarnya sambil berkata 'butuh bantuan?'
Jujur, jika tidak ada yang terancam kehilangan nyawa Taeyong pasti akan menampol kepala Jaemin karna masih sempat-sempatnya menyengir lebar di situasi seperti itu.
Setelah Mark pingsan, Taeyong langsung menyuruh teman-temannya yang tersisa di ruangan itu untuk membawa Winwin, Hendery, dan Lucas ke rumah sakit. Untung saja dari arah depan Jeno datang membawa ambulans. Sepertinya pemuda itu sudah memprediksi kejadian ini sebelumnya.
Setelah beberapa saat, Mark mengerjapkan mata. Kemudian dia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Sangat ramai. Semua temannya ada disini. Tidak ada yang mati. Bahkan, tidak ada yang terluka sama sekali.
Mendadak, Mark menyesali perbuatannya. Dia terlalu dibutakan oleh balas dendam hingga tidak mau mendengarkan penjelasan sama sekali. Seharusnya dia lebih bisa mengontrol emosinya. Seharusnya dia tidak gegabah dalam bertindak. Seharusnya dia-
"Jangan ngerasa bersalah. Gue tau apa yang lo rasain".
Mark menoleh. Taeyong tersenyum menatapnya. Itu senyum tulus, bukan senyum sinis yang akhir-akhir ini sering dia tunjukkan.
"Gue..... penjahat", lirihnya. Pandangan matanya mengarah ke bawah. Dia tidak berani bertatapan langsung dengan semua temannya. Dia merasa tidak pantas berada di tengah-tengah mereka.
"Lo ngelakuin kayak gini karena lo nggak tau alesannya. Sekarang, lo mau denger penjelasan gue?", tutur Taeyong. Mark mengangkat kepala. Menatap mata Taeyong yang terlihat lelah, sebelum akhirnya menganggukkan kepala.
Sebenarnya bukan Mark saja yang butuh penjelasan. Tapi teman-temannya yang lain juga. Mereka hanya diberitahu bahwa ini semua drama yang dibuat Lucas, tapi mereka belum diberitahu alasannya.
"Seharusnya, Lucas yang ngasih tau ini ke kalian. Tapi dia bilang ke gue kalau seandainya situasi udah nggak terkendali, gue harus bongkar semuanya".
Flashback On
Taeyong berjalan-jalan di sekitar asrama. Kemarin semester genap berakhir, dan semester gasal dimulai. Dan seperti yang dijelaskan di awal, mahasiswa di universitas nya harus tinggal di asrama. Tapi bukan semua mahasiswa. Hanya mahasiswa semester 5-8 yang diwajibkan. Jadi, sebagai ketua asrama Taeyong harus mengurusi berkas-berkas mahasiswa yang akan menjadi tanggung jawabnya di asrama nanti.
Taeyong lelah mengurusi semua itu. Jadi sekarang dia jalan-jalan untuk menyegarkan pikiran.
Sesekali dia melihat pohon-pohon di sekitarnya. Letak asramanya memang dekat dengan hutan. Ada banyak jurang juga. Jadi dia harus hati-hati saat berjalan jika tidak mau terjun bebas ke dalam jurang.
Kemudian, pandangannya terhenti ke satu titik. Di ujung jurang sana, ada pemuda yang berdiri seakan-akan siap untuk terjun. Taeyong berlari menghampirinya. Itu Lucas, mahasiswa jurusan perfilman semester 7. Dan dia adalah teman seasramanya.
"Lo ngapain disitu? Mau bunuh diri?", tanya Taeyong tenang.
Lucas menoleh sekilas. Setelah itu dia kembali mengarahkan pandangannya ke bawah. "Kayaknya sih iya", balasnya.
Taeyong membulatkan mata, kemudian dia menarik tangan Lucas menjauh dari jurang. Sekarang, mereka berdua berdiri berhadapan.
"Bosen idup lo?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me || NCT ✓
Mystery / Thriller❝ Mau membantu memecahkan kasus kami-?? ❞ Dalam sebuah asrama, terror ini terjadi. Terror yang menyebabkan satu persatu dari mereka mati ataupun menghilang. Tidak ada yang tau kejadian sebenarnya. Mereka semua berkamuflase. Tidak ada yang bisa diper...