0.1

3.7K 507 54
                                    

"Kak, makasih loh udah mau sekamar sama gue", ucap Jisung bahagia menatap sosok yang berjalan di sampingnya. Ngomong-ngomong mereka sedang perjalanan ke lantai dua, menuju kamar yang akan mereka tempati.

Chenle mengangguk. "Sure, lagian gue pingin ngerasain punya temen kamar", ungkapnya.

Tadi mereka memang sempat berdebat masalah kamar. Ada 3 kamar yang kosong. Dan mereka harus memilih teman kamar sendiri. Awalnya Jisung disuruh menempati kamar seorang diri. Mengingat dia yang paling muda sehingga yang lain mau mengalah.

Namun, pemuda berlesung pipi tersebut menolak mentah-mentah dan merengek pada siapapun agar menjadi teman kamarnya. Renjun yang tidak tega melihat sang adik ingin mengusulkan diri. Tapi dengan cepat Chenle menyela dan mengatakan bahwa dia yang akan menjadi teman kamar Jisung.

"Sayang Kakak deh",

"Jangan panggil Kakak. Kita cuma beda setahun loh", Chenle menyerukan pendapat. Dia agak tak suka dengan panggilan Jisung padanya.

Tapi sosok yang lebih muda itu menggeleng kukuh. "Nggak mau. Dari kecil udah diajarin supaya manggil orang yang lebih tua Kakak",

Chenle mendecak. "Terserah lah. Penting jangan panggil Paman",

Ceklek

Tak terasa mereka berdua telah sampai kamar. Dan sekarang keduanya mulai melangkah masuk.

"Tapi lucu juga kalau lo dipanggil-",

"HUAAA", ucapan Jisung terpotong dengan teriakan histeris temannya. Chenle, entah apa yang menyebabkan pria blasteran Tiongkok tersebut berteriak sangat kencang. Bahkan sampai membuatnya memundurkan langkah.

"K-kenapa?", tanyanya takut-takut.

"Kenapa woi?", Jaemin yang baru saja sampai di kamar mereka bertanya. Sepertinya anak itu langsung berlari begitu mendengar teriakan Chenle. Terlihat dari cara bernapasnya yang ngos-ngosan.

Tak hanya Jaemin, ternyata dibelakang lelaki itu ada Jeno dan Renjun. Hah, Bahkan Mark dan Haechan juga datang ke kamar mereka hanya karena teriakan tak jelas dari seorang Zhong Chenle.

"Seriusan kamarnya kayak gini?", tanya pemuda itu melas.

Mark menganggukkan kepala, ragu-ragu. Memang apa yang salah dengan ruangan ini? Kamarnya terlihat rapi kok. Interiornya juga sederhana tapi terlihat elegan. Bahkan sepertinya kamar ini lebih bagus daripada kamarnya dan Haechan.

"Kok kamarnya sempit banget. Kamar gue bahkan dua-eh nggak, empat kali lebih luas dari kamar ini",

Hah? Kamar ini berukuran 5m×6m loh, Nggak terlalu sempit. Bahkan bisa dikatakan luas. Tapi tidak bagi Zhong Chenle. Anak Sultan mah bebas

"Apa perlu gue beli tanah disekitar sini terus bangun kamar sendiri?", tanyanya membuat teman-temannya membulatkan mata.

"Nggak usah aneh-aneh", ucap Haechan memperingati.

"Jisung. Gue nggak jadi sekamar sama lo ya. Gue nggak bisa bayangin tidur berdua di kamar sekecil ini",

Oke Chenle. Lo berlebihan.

"Loh, nggak bisa gitu dong. Terus gue tidur dimana?", sewot yang termuda.

"Ya terserah. Lo mau setiap malam gue nggak bisa tidur karena-",

"Lo tidur sama gue aja", itu Renjun. Dia segera memotong ucapan Chenle sebelum pemuda itu mengucapkan hal-hal yang melantur lagi.







































Save Me || NCT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang