"Anjir! Kak Gilang video call woe!" Ghania sampai tersedak choco pie-nya begitu layar ponsel yang semula menunjukkan laman sosial media kini berubah menjadi panggilan masuk dari 'Kak Gilang'.
"APAAN?!!" Falusha berlari dari arah kamar mandi dan langsung merebut ponselnya dari Ghania, sepersekian detik ia habiskan untuk memastikan penampilannya yang baru habis mandi. "Belom sempet skincare-an bangkeee."
Namun begitu ia tetap menggeser tombol hijaunya. Dan penampakan pertama yang Falusha lihat adalah sosok Kanaka yang sedang meminum kopinya. Falusha menganga, lagi-lagi terpesona dengan mahakarya Tuhan yanh satu ini. "Um, Kak?"
"Kirain belum diangkat." Ucapnya, aduh, Falusha deg-degan sekali.
"Baru selesai mandi, hehehe."
"Boleh juga." Celetuk Harzi yang ternyata duduk di sebelah Kanaka, hanya saja wajahnya sengaja tak diperlihatkan. Takut Falusha tiba-tiba oleng katanya.
"Itu siapa, Kak?"
"Abang."
Falusha ber-oh. "Lagi di rumah temen, ya?"
"Biar gue tebak. Ghania ada di situ."
"KOK TAHU SEHH?!" Suara pekikan Ghania terdengar, Kanaka mengulas senyum tipis.
"Kelonin Byan sono."
"MULUTNYA KURANG AJAR IH!"
Harzi dan Kanaka lalu tergelak bersamaan, Falusha nya semaput lihat dua cogan ketawa.
"Tumben nelepon, Kak?"
"Lo mau gue jawabnya apa? Kangen apa gabut?"
"Kangen aja boleh."
Kanaka mengangguk. "Oke."
"Jadi?"
"Kangen, sayang."
"Sheeeesh!" Harzi bereaksi, begitu juga dengan Ghania yang kembali tersedak cemilannya. "Dangdut sekali anjeng."
Tolong beri Falusha CPR, jantungnya mendadak berhenti berfungsi.
"Sialan lo, Kak." Gerutunya menahan malu. "Matiin aja lah!"
"Beneran?"
"Iya."
"Ya udah."
Dalam hati Falusha : 😖😞😟😩😤😧
"Hng, oke deh. Bye."
Sambungan akhirnya terputus, Falusha agak nyesel sih. Tapi dia malu cuy digombalin kayak gitu di depan orang. Dia cuma bisa berdoa, semoga nanti malam doi nelepon lagi.
Tapi sampai besoknya Kanaka tak lagi menghubungi. Falusha bete tapi mau bagaimana lagi? Mau ngirim pesan duluan juga gengsinya masih selangit.
"Hoaaamm, gurunya mantep banget. Sampai nyenyak tidur gue."
"Ck ck ck, rusak rusakk."
"Cot, ngantin kagak?"
"Malu anjir ketemu Kak Gilang, dialusin mulu."
"Udah tahu buaya mulutnya kayak gulali, masih aja terlena."
"Namanya juga lagi kena dawai asmara."
Ghania terbahak. "Yok lah! Udah laper banget gue."
Ditariklah Falusha menuju kantin, bohong kalau dia nggak deg-degan. Betulan belum siap bertatap muka dengan pemuda itu hari ini.
Tapi kebetulan sekali, sosok yang dibicarakan ternyata tidak ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
pages between us
Fanfiction[ ft. park jisung ] pages between us, written with no end. so many words we're not saying, don't wanna wait 'til it's gone. ©tuesday-eve, 2021.