"kalian sebentar lagi naik kelas tiga, kan?"
tanya anfa, ayah falusha dan shaliaf sewaktu keluarga ini berkumpul di meja makan. tumbenan juga si ayah pulang cepat, jadi sesi makan malam kali ini lengkap.
"iya, ayah. minggu depan udah masuk sekolah lagi. kan kakak kelas udah selesai ujiannya."
"kalian juga nggak bakal lama lagi, setahun itu nggak terasa. jadi kalian udah harus pikirin soal kuliah dan mau masuk fakultas apa."
ucap si ayah, melirik ke shaliaf lebih dulu. "shaliaf, sudah ada kepikiran?"
"teknik lah, ayah. apa lagi coba?"
anfa manggut-manggut sebelum menoleh ke arah falusha. "kalau si gadis?"
"apapun selain kedokteran."
jawabnya singkat dan tegas. alesha dan anfa pun tak keberatan, karena keduanya memang tak pernah memaksakan anak-anak mereka untuk mengikuti jejak salah satu diantaranya, terutama si ayah yang bergelung di dunia medis.
"nggak apa-apa, masih ada waktu untuk mikir-mikir lagi. lagi pula selama kalian ikut syarat ayah buat kuliah di kanada, ayah nggak akan keberatan sama apapun yang kalian pilih."
nah, itu dia masalahnya, batin falusha. ia baru menyadari hal ini karena si ayah yang kini membicarakannya. hingga membuat gadis itu merutuk dalam hati, kenapa juga ia baru punya pacar di saat-saat sudah hampir tamat sekolah?
merasa terlalu dini untuk bernegosiasi, falusha memutuskan untuk menahan opini setidaknya untuk sementara waktu, sampai dia menemukan alasan yang kuat untuk bisa tetap tinggal di sini bahkan setelah lulus nanti.
"lalu, gimana soal cowok yang tempo hari ayah ketemu. namanya gilang kalau enggak salah ingat?"
falusha kontan mengalihkan pandangan dari piring ke sang ayah. terlihat terkejut dan entah mengapa, merasa was-was.
"kak gilang, kenapa ayah?"
"dia bener pacar kamu?"
falusha mengangguk singkat. "iya."
"sejak kapan?"
"belum ada sebulan."
"dia kakak kelasmu? kalau gitu berarti sebentar lagi dia lulus? rencana mau kuliah di mana dia?"
falusha mengedikkan bahu. "belum tahu pasti, tapi katanya mau masuk fakultas seni."
"kesenian, ya?" gumam anfa, namun sebelum sempat berbicara lagi, alesha buru-buru memotong ucapannya.
"bunda juga udah sering ketemu gilang, kok. anaknya baik, sopan dan suka bawain cemilan kesukaan bunda. dengar-dengar anak basket juga. tapi yang terpenting, dia ganteng. makanya anak kita demen, iya kan, falusha?"
dan falusha hampir tersedak makanannya. "bunda apaan, deh?"
alesha tergelak. "kalau bunda sih, approve, ya."
setelah sesi makan malam selesai, falusha buru-buru masuk ke kamar, mau siap-siap sleep call-an sama si pacar juga curhat tentang hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
pages between us
Fanfiction[ ft. park jisung ] pages between us, written with no end. so many words we're not saying, don't wanna wait 'til it's gone. ©tuesday-eve, 2021.