Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, motor Kanaka memasuki pekarangan sekolah. Seperti biasa, setiap orang yang melihat akan benar-benar menyempatkan beberapa saat untuk menatapi mahluk Tuhan yang nyaris sempurna ini.
Perawakan tinggi dan atletis dengan kulit bening nan semriwing serta wajah tampan yang sangat proposional itu membuatnya digemari para gadis. Sekaligus menjadikannya sulit digapai. Tanyakan saja pada mantan-mantan gebetan yang hanya berhasil bertahan kurang lebih seminggu dengannya. Mereka akan mengucap alasan yang serupa yakni, Gilang terlalu egois untuk menjadi seorang manusia yang pantas diberi hati.
"OPPA!"
"Bajingan." Kanaka berdesis pelan, menatap sengit ke arah Doren yang kini dihampirinya. Begitu sampai ia langsung mendaratkan cubitan keras di pipi mochi itu.
"AW! Sakit goblookk."
"Lu beneran demen digosipin belok sama orang-orang??" Ujarnya setengah berbisik. Yang Doren balas dengan kedikan bahu. "I don't give a shit, mamen. Mau gue lurus atau belok meliuk-liuk sekalipun juga bukan urusan mereka."
Kanaka tidak tahu harus geleng-geleng kepala atau malah menepuk tangan bangga. "Byan belom dateng?"
"Ada noh, tadi sama ceweknya belakang."
"Wah si kampret, pagi-pagi udah berzina aja."
"Kayak lo nggak aja sih."
"Ah? Masa?" Kanaka menggoda, tangannya melingkari bahu Doren dengan perlahan sambil di elus-elus. "Aku nggak begitu loh, sayang."
Jadi jangan heran kalau Kanaka dinobatkan sebagai "playboy fuckboy badboy otak melehoy" orangnya saja suka flirting nggak pandang bulu.
Langkah keduanya lalu tertahan begitu melihat sosok Helena sudah berdiri di depan kelas mereka. Kanaka mendengkus pelan, pasti mau drama lagi.
"Gilang! Aku mau ngomong sama kamu!"
"Apa?"
"Aku nggak mau putus. Please, Gilang. Kita udah sejauh ini-"
"Wow wow, bentar-" Kanaka menukas ucapannya. "Kita udah sejauh ini maksudnya apa, ya? Emangnya kita udah ngapain aja? Ini bahkan baru dua bulan. Lena, jangan lebay."
Ucapnya, manik itu menatap lurus ke arah Helena yang kini merunduk menahan malu. "Makanya nggak usah sok keras kalau jadi pacar gue aja lo mesti mohon-mohon dulu. Iya, sama-sama. Gue emang sebaik itu nolongin lo buat pencitraan."
Sesudahnya Kanaka melanjutkan langkah ke dalam kelas. Suasana hatinya mendadak hancur karena harus mengingat alasan mereka berpacaran dulu. Pada dasarnya, Kanaka dimanfaatkan untuk kepopuleran, namun ia putuskan untuk menjalani sebab Helena terbilang bisa memahami setiap perubahan sikapnya dengan mudah. Tapi sekarang Kanaka sangat malu telah menerima gadis itu.
"Wah, Lena jadi trending pagi ini. Hashtag Lena tukang ngemis."
Yatha tergelak. Padahal mereka tahu kalau Doren sebenarnya adalah admin dari akun lambe sekolah itu sendiri. Skill-nya mencari gosip dan berita terbaru sudah tidak patut diragukan. Jam terbangnya sudah banyak, belum lagi statusnya sebagai siswa tingkat akhir membuat Doren lantas disegani semua murid. Bukan karena fisik ataupun kekuasaan, namun kemampuan untuk menghancurkan nama baik setiap orang yang mencari masalah dengannya. Tapi di luar semua itu, Doren orang yang ramah dan baik. Hanya saja mulutnya sedikit pedas, dan banyak salty-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
pages between us
Fanfiction[ ft. park jisung ] pages between us, written with no end. so many words we're not saying, don't wanna wait 'til it's gone. ©tuesday-eve, 2021.