"Ke base, nggak?"
"Duluan aja, mau jemput Kak Kiran dulu." Sahut si remaja tanggung berperawakan tinggi menjulang. Saat ini ia dan ketiga temannya menyusuri koridor sekolah yang dipenuhi oleh murid lain yang juga bersiap untuk pulang ke rumah setelah hari panjang nan melelahkan.
Tidak juga sih, soalnya hari ini mereka hanya bersih-bersih kelas dan dibagikan jadwal mata pelajaran baru usai libur semester. Mereka telah resmi memasuki tahun terakhirnya di sekolah menengah atas. Dan berdasar perkiraan, kurang dari setahun mereka akan lulus dan memulai lembaran baru sebagai seorang mahasiswa.
"Salamin ke Kak Kirani, ya! Dari Doren si tampan dan pemberani."
"Doren si jelmaan kucing oren dan tahu bulet kali."
Celetuk Abyan, orang-orang menyebutnya bad boy karbitan. Sebab tingkahnya yang suka genit dan lirik sana-sini padahal statusnya adalah kekasih orang. Bahkan pernah berselingkuh secara terang-terangan. Anehnya, hubungan mereka terus berlanjut bahkan ketika Abyan kembali berulah. Banyak yang setuju dengan opini bahwa keduanya telah terjebak dalam hubungan toxic yang tak berujung. Karena setiap kali mencoba untuk berpisah, pada akhirnya muda-mudi itu akan kedapatan bermesraan lagi di keesokan hari setelah bertengkar hebat di malam sebelumnya. Rumit dan tolol sekali.
Tiga pemuda lainnya berlalu, menyisakan Kanaka sendiri di parkiran yang mulai sepi. Ia duduk dulu sebentar, mau membalas pesan sang kakak bahwa dirinya segera datang.
"Ah, shit!"
Umpatan keras itu mengalihkan atensinya, beberapa saat kemudian matanya menangkap seorang gadis berjaket abu-abu tengah berusaha menghidupkan motor yang terdengar sudah sangat sekarat. Lalu berhubung Kanaka masih sadar dengan kodratnya sebagai mahluk sosial, maka melangkahlah ia menuju ke arah si gadis untuk menawarkan bantuan.
"Mogok?"
Tubuhnya tersentak dan menoleh super cepat kepada si pemuda yang sudah berdiri di sebelahnya. Kanaka sendiri tak terlalu memerhatikan, ia hanya langsung menggeser badan gadis itu untuk mengambil alih berat motornya.
"Nggak bisa standar tengah?"
"Bisa."
"Terus kenapa cuma di-starter?"
"Nggak kepikiran, panik." Jawabnya, Kanaka manggut-manggut saja. Setelah beberapa kali mencoba pun untungnya si motor masih bisa menyala. "Habis ini mampir ke bengkel. Cas atau ganti akinya sekalian."
"Oke. Maka-"
"Halo sayang? Iya sabar, ini mau jemput kok."
Niatnya untuk berterima kasih tertunda begitu ponsel Kanaka berdering hingga lantas membuatnya pergi begitu saja. Gadis itu melongo sejenak, agaknya terpesona dengan tampang cowok barusan. Namun segera disadarkan dengan panggilan 'sayang' yang terucap dari mulut itu, bikin Falusha tertampar oleh kenyataan.
"Cih. Lusha bego! Tentu aja cowok secakep dia punya pacar."
Memang benar, tapi tidak lama lagi. Karena saat ini Kanaka sudah berdiri tepat di hadapan Helena yang tergaguk usai tertangkap basah sedang jalan berdua dengan pemuda lain.
"Gilang, aku bisa-"
"Nggak Len, gua di sini bukan buat dengerin penjelasan lo. Cuma kebetulan mampir beliin kakak gua smoothie." Ujarnya ketika Helena mencoba menjelaskan. "Lu ke sono aja, ntar cowok lu dateng terus ngiranya gue ngegodain. Padahal mah elo nya yang lagi jual diri, hahaha."
"Ini yang aku nggak suka dari kamu! Kamu nggak pernah mau dengerin aku. Nggak pernah sekalipun kamu perhatian sama aku!"
Wow, emosional sekali. Kanaka jadi malu sendiri dilihati orang-orang. "Ya lu jadi cewek gue juga bukan karena gue yang naksir, kan? Nggak usah playing victim lah, Len."
![](https://img.wattpad.com/cover/250118530-288-k985033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pages between us
Fanfiction[ ft. park jisung ] pages between us, written with no end. so many words we're not saying, don't wanna wait 'til it's gone. ©tuesday-eve, 2021.