"Selamat datang." Sapa y/n dengan senyum lebar menyambut sekelompok anak-anak muda yah mungkin seumur dengannya atau bahkan lebih muda darinya.
"Ya~ Hari ini kudengar adalah acara ulang tahun Jihoon Hyeong." Timpal seorang anak muda.
"Hm, Jihoon Hyeong meminta ku untuk mengundang kalian."
"Aa. Jun Kyu Hyeong juga memberitahuku, tentang Jihoon Hyeong yang mengundang kita." Sahut seorang anak muda sambil mengambil sekaleng cola.
"Ya~ Doyoung. Tanpa dirimu memberitahunya, aku sudah bisa menebak bahwa Jihoon Hyeong akan mengundang Jun Kyu Hyeong." Timpal seorang anak muda.
Dari semua candaan hanya 1 orang yang berdiam tak berkata apa-apa, dia hanya diam dan berfokus memilih apa yang akan dia belanjakan.
"Jae Hyuk Hyeong. Apa yang sedang kau fikirkan?" Tegur Doyoung.
Namun tak ada jawaban yang dikeluarkan Jae Hyuk, dia hanya tersenyum tipis dan berjalan kearah kasir.
"Ya~ Jae Hyuk Hyeong biar aku yang membayarnya." Cegah seorang anak laki, saat melihat Jae Hyuk mengeluarkan dompetnya.
Setelah selesai membayar mereka pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari swalayan, seketika y/n terdiam menatap punggung anak-anak laki itu keluar.
"Kenapa namanya harus sama dengan namamu? Yoon Jae Hyuk." Bisik y/n dengan sedikit kecewa.
Kling...
"Selamat datang." Sapa y/n yang seketika menghilangkan pikirannya tentang nama tadi.
"Hyeong, ku dengar Jihoon Hyeong akan mengadakan pesta ulang tahun."
"Ya~ Ruto. Tolong, jangan membahas itu jika Yoshi Hyeong tau dia pasti akan kecewa." Timpal seorang anak laki sambil mengambil barang yang akan di beli.
"Eh? Apa aku salah ngomong?" Tanya Haruto kebinggungan.
"Tidak. Hanya kurang tepat waktu dan lokasimu bertanya tentang itu." Jelas seorang pria dengan wajah datarnya.
"Eh???" Haruto hanya kebinggungan dengan ucapan itu.
Dimeja kasir..
"Minumlah, sebagai penambah tenaga." Sahut anak laki tersebut sambil menyodorkan sekaleng minuman kepada y/n.
"Aah? Terima kasih, anda selalu melakukan ini kepada saya." Ungkap y/n dengan sedikit canggung namun tetap mentotalkan semua belanjaan mereka.
"Aku sudah bilang panggil saja aku Mashiho, kita seumuran tak perlu canggung. Tak perlu menggunakan bahasa formal." Tegas Mashiho sambil mengeluarkan dompetnya untuk membayar.
"Hm baiklah, aku akan bersikap seperti usia kita." Ungkap y/n sambil tersenyum.
"Noona, dirimu sangat cantik hari ini dengan jepit rambut itu."
"Gomawo." Balas y/n sambil tersenyum.
"Sampai jumpa lagi." Sapa Mashiho sambil mendorong kedua saudaranya untuk keluar dari swalayan.
Y/n hanya tersenyum melihat tingkah 3 bersaudara itu.
Dirumah Choi Hyun Suk...
"Yoshi, apa kau akan ikut keacara Jihoon malam ini?" Tanya Hyun Suk pada seorang anak laki yang sibuk dengan ponselnya sedari tadi.
"Sebaiknya aku tidak pergi hyeong, aku sedang tidak ingin mengacaukan acara Jihoon." Sahutnya dengan senyum ringannya.
"Hm? Apakah serumit itu masalah diantara kalian? Bahkan aku tidak tahu apa permasalahan kalian, dan aku hanya tahu kalian tidak bertegur sapa." Jelas Hyun Suk sambil merapikan rambutnya didepan cermin.
"Hyeong. Aku sedang tak ingin mengungkitnya lagi." Ucap Yoshi sambil berjalan kearah Hyunsuk.
"Ya~ apa lebih baik kalian berbicara dulu." Bujuk Hyunsuk.
"Hyeong, aku akan mengirimi mu pesan setelah aku sampai dirumah." Yoshi pergi tanpa memberikan jawaban atas pertanyaan dan saran Hyun Suk.
Hyun Suk hanya diam karena ia tahu pasti akan sikap Yoshi, dan itu tidak membuat Hyun Suk ingin memaksa Yoshi. Karena dia yakin suatu saat Yoshi akan berbicara kepadanya.
Dirumah Park Jihoon
"Hyeong!"
"Ya~ Park Jeong Woo. Bisa tidak kalau kau tidak berteriak memanggilku? Auuhhh...!" Tegur Jihoon dengan sedikit geram pada adiknya itu.
"Mian Hyeong. Ahh, aku sudah memberitahu teman-teman yang lain, Yedam, Jung Hwan, Jae Hyuk dan Doyoung." Jelas Jeong Woo sambil menghempaskan tubuhnya keatas sofa.
"Apa ada yang mendengarnya selain mereka?" Tanya Jihoon hati-hati.
"Hmm.. Nothing." Jawaban singkat Jeong Woo membuat Jihoon mengangguk kecil seperti memahami sesuatu.
"Ahh Hyeong. Kenapa Yoshi Hyeong tidak boleh tau tentang undangan ini?" Tanya Jeong Woo penuh penasaran.
"Ya~! Sebaiknya kau diam saja. Auuh...!" Tegas Jihoon yang seketika tambah gregetan dengan Jeong Woo dan memilih untuk pergi meninggalkan adiknya.
"Hm. Hyeong sangat aneh." Timpal Jeong Woo sambil menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk masa bodoh.
Dirumah Kim Jun Kyu
Tampak seorang anak laki sedang memainkan pianonya dengan sangat indah, permainan piano yang indah ternyata membuat seseorang yang mengamatinya ikut menikmati alunan piano yang indah hingga selesai.
"Aa! Gamjjag-iya! Ya~! Doyoung!"
"Ahh? Kenapa Hyeong?!"
"Ahh kenapa kau disitu? Kau mengagetkan ku." Ketus Jun Kyu.
"Ahh.. hehe Mianhe Hyeong. Aku hanya menikmati alunan musik yang kau mainkan tadi." Puji Doyoung.
"Berhenti mengejekku." Timpal Jun Kyu sembari akan pergi.
"Aa... Hyeong sebentar!" Dengan sigap Doyoung menahan Jun Kyu.
"Apa lagi?"
"Hyeong, apa kau sudah mencari kado buat Jihoon Hyeong nanti malam?"
"Berhentilah bertanya tentang hal tak penting." Timpal Jun Kyu sembari pergi.
"Aah.. Hyeong." Dengan sigap Doyoung menahan Jun Kyu.
"Hm ada apa Doyoung?" Kesal Jun Kyu.
"Aku dengar dari Jeong Woo, kalau Jihoon Hyeong tidak mengundang Yoshi Hyeong. Kenapa? Apa mereka berkelahi?" Tanya Doyoung penuh penasaran.
"Ya~ Doyoung. Sebaiknya kau tidak perlu tahu. Ini hanya salah paham saja. Aigoo." Jelas Jun Kyu dan pergi meninggalkan Doyoung.
.
..
..
.
Cerita dia atas hanya fiksi belaka, tanpa unsur apapun🙏
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
FanfictionHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...