35

262 30 0
                                    

Suasana mendadak hening, tuan Yoon seketika terdiam melihat sikap kedua anak kembarnya. Melihat sikap itu dengan sigap ibu tiri mereka langsung memecahkan suasana hening tersebut.

"Kalau begitu aku akan menyiapkan untuk makan malam kita." Ungkap wanita parubaya itu.

"Aku akan membantu Eomma." Ungkap Mashiho.

Namun semua mata tiba-tiba tertuju pada Jae Hyuk yang turun dari anak tangga, dengan koper besar. Tuan Yoon mulai menatap secara bergantian kedua anak kembarnya, namun y/n hanya melemparkan senyum dengan penuh pertanyaan.

"Aku dan y/n akan tinggal bersama Eomma." Ungkap Jae Hyuk dengan pasti.

"Kajja~." Ajak y/n menggandeng tangan Jae Hyuk.

Namun dengan tiba-tiba tuan Yoon menarik kedua tangan anak kembarnya dengan keras, menarik keduanya menuju kesebuah kamar kosong disudut ruangan itu. Y/n dan Jae Hyuk berusaha melepaskan diri, namun tak bisa. Semua yang melihat kejadian menjadi panik dan mengejar tuan Yoon yang membawa kedua anak kembarnya dengan kasar.

"APPA SAKIT." Teriak Y/n yang berusaha melepaskan genggaman tuan Yoon.

"APPA LEPASKAN!" Teriak Jae Hyuk yang juga merasakan perih pada pergelangan tangannya.

"Yeobo~ jangan kasar pada mereka." Tanggis seorang wanita paruh baya.

"Abeoji." Yoshi, Mashiho, Asahi dan Haruto terus memanggil ayah mereka agar tak  berlaku kasar pada Jae Hyuk dan Y/n.

Hingga akhirnya tuan Yoon menggurung kedua anak kembarnya dan mengunci keduanya.

"Appa tidak akan membiarkan kalian pergi meninggalkan ku! Dan kalian jangan ada yang membuka pintu ini." Ungkap tuan Yoon emosi lalu pergi begitu saja.

"APPA!!!" Teriakan y/n dan Jae Hyuk semakin jelas.

Semua tampak terdiam, seketika wanita paruh baya menyusul suaminya tetapi anak-anak mereka masih terdiam mematung mendengar teriakan dari dalam kamar. Didalam kamar y/n dan Jae Hyuk terus mengedor-gedor pintu sekuat tenaga.

"Bagaimana ini?" Tanya y/n mulai panik.

"Y/n, tarik nafas buang perlahan. Tenanglah sebentar, jangan panik." Ungkap Jae Hyuk berusaha tenang sambil menangkup kedua pipi y/n.

"Aku takut." Ungkap y/n mulai menanggis dalam pelukan Jae Hyuk.

"Ada aku disini. Tenang saja." Ungkap Jae Hyuk memeluk erat tubuh y/n.

Kini waktu semakin larut, angin malam mulai menusuk. Nyonya Park terlihat gelisah, sejak tadi mondar mandir tak jelas. Jihoon mengetahui hal itu perlahan mendekati bibinya.

"Gomo~ ada apa?" Tanya Jihoon dengan lembut.

"Kini sudah jam 10 malam, y/n dan Jae Hyuk belum pulang. Ponsel mereka tak bisa di hubungi, Bibi khawatir terjadi sesuatu pada mereka." Ungkap Nyonya Park dengan gelisah.

"Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pulang, aku akan menunggu mereka diluar." Ungkap Jihoon menenangkan bibinya

"Tidak, sebentar lagi akan hujan. Tetaplah disini, bibi yang akan menunggu mereka." Ungkap Nyonya Park.

Jihoon hanya bisa terdiam dan menurut saja, dengan mendadak ada sebuah nomor ponsel tak dikenal menelpon Jihoon. Tak pikir panjang Jihoon segera menerima panggilan tersebut.

"Halo?" Sapa Jihoon perlahan.

"Jihoon, ini aku Yoshi." Ungkap suara dari seberang telpon.

"Hah? Bagaimana kau mengetahui nomor ponselku?!" Tanya Jihoon sedikit kesal membuat Nyonya Park kini terfokus pada Jihoon.

"Itu tidak penting untuk sekarang, aku hanya ingin memberitahu y/n dan Jae Hyuk ada dirumahku. Beritahu Nyonya Park," ungkap Yoshi sedikit menjelaskan.

My Treasure | Treasure✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang