11

551 49 0
                                    

"Dia sedang memikirkan cara agar tak menyembunyikan semuanya dari kita." Ungkap Yedam.

"Baik Hyeong aku takkan menuntut banyak," Ungkap Jung Hwan berusaha untuk memahami kondisi yang sedang terjadi.


Y/n merapikan semua pakaiannya didalam koper, air matanya terus mengalir. Dengan wajah yang penuh rasa bersalah y/n terus menanggis, pikirannya sedang kacau saat ini. Setelah membereskan pakaiannya y/n menelpon seseorang.

"Tolong aku sekarang," Ungkap y/n pada orang diseberang telponnya.

"Maafkan aku Oppa, aku tak tahu harus bagaimana. Aku malu bertemu denganmu," Ungkap Y/n dengan tanggisnya yang tak henti.

Y/n dengan wajah terburu-buru menuruni anak tangga, dan menghampiri seseorang.

"Kau ingin kemana semalam ini?" Tanya orang tersebut dengan wajah cemasnya.

"Jihoon Oppa, bantu aku bersembunyi dimana hanya kau dan aku yang tahu." Ungkap y/n sambil menggenggam tangan Jihoon dengan erat.

"Hm baiklah, ayo."

Jihoon segera menuntun y/n menuju kesebuah taksi yang sedari tadi menunggu mereka, didalam mobil Jihoon hanya bisa membelai kepala y/n yang sedari tadi bersandar di bahunya. Air mata y/n masih mengalir perlahan, dan sesekali ia menghapus air matanya.

"Maafkan aku Jae Hyuk. Aku butuh waktu yang tepat," Batin y/n.

.
.

Di Rumah Park bersaudara...

Suasana meja makan cukup sepi, hanya ada Jihoon dan Jeong Woo yang sedari tadi menikmati sarapan pagi mereka. Namun Jeong Woo tampak ingin memulai pembicaraan, hanya saja rasa ragu sedang bercambuk di hati Jeong Woo.

"Ada apa?" Timpal Jihoon yang menyadari semuanya.

"Hyeong, apa aku boleh bertanya padamu?" Tanya Jeong Woo hati-hati.

"Hm, aku tidak janji bisa menjawab semua pertanyaan." Ungkap Jihoon sambil mengoleskan selai pada roti panggangnya.

"Hyeong, apa kau kini tidak akrab dengan Yoshi Hyeong apa karena Ibu dan Ayah Yoshi Hyeong menikah?" Pertanyaan Jeong Woo seketika membuat Jihoon menatapnya dengan tajam.

"PARK JEONG WOO! BERHENTI MEMBAHAS MEREKA! AKU MUAK! HARI INI AKAN KU MAAFKAN KAU!" Bentak Jihoon dengan nada yang cukup tinggi.

"Hyeong, maafkan aku. Aku hanya sedang memikirkan...." Belum sempat Jeong Woo melanjutkan kata-katanya, Jihoon sudah menghampiri Jeong Woo dan menekan bahu Jeong Woo.

"Jeong Woo. Aku akan berusaha melindungi mu dan y/n bagaimana pun caranya, dia yang memilih untuk meninggalkan kita untuk laki-laki lain setelah Ayah meninggal. Dia takkan peduli dengan kita," Jelas Jihoon dengan mata berkaca-kaca.

"Oppa." Tampak suara tak asing bagi mereka.

"Oo?! Noona. Bagaimana bisa y/n Noona disini?" Tanya Jeong Woo terheran-heran.

"Aku membawanya untuk tinggal disini, dengan syarat kau jangan memberitahu yang lain. Jangan sampai Hyun Suk, Jun Kyu, Yedam, Doyoung, Jung Hwan terutama Jae Hyuk tau kalau y/n ada disini." Jelas Jihoon.

"Aku hanya sementara disini setelah pikiranku tenang, aku akan berangkat ke Busan." Ungkap y/n.

"Hm tenang saja aku akan jaga rahasia ini, aah Hyeong kau harus mentraktirku sesuatu." Ungkap Jeong Woo dengan senyum miring.

"Kenapa?" Tanya Jihoon sambil kembali ketempat duduknya dan bersamaan dengan y/n.

"Kemarin Jae Hyuk Hyeong memergoki Hyeong menyapa y/n Noona, dan dia bertanya apa hubungan antara Hyeong dan y/n Noona. Dan aku hanya menjawab bahwa Hyeong dan y/n Noona hanya mantan kekasih." Ungkap Jeong Woo sambil melanjutkan sarapannya.

"Oppa, Jae Hyuk belum tahu tentang kalian?" Tanya y/n dengan nada kebingungan.

"Yes. Jae Hyuk Hyeong belum tahu kalau kita saudara sepupu," ungkap Jeong Woo dengan santai.

"Kau yakin cuma mengatakan hal itu?" Tanya Jihoon yang masih menatap Jeong Woo tajam.

"Mereka menanyakan alasannya, aku hanya bilang kalau ibu tidak menyetujui hubungan kalian." Ungkap Jeong Woo sambil berlari karena ia tahu apa yang akan terjadi.

"YA! PARK JEONG WOO! KEMARI KAU! BERANDALAN!" Teriak Jihoon.

"Oppa, cukup ini masih terlalu pagi untuk berteriak. Kenapa Jae Hyuk tak tahu tentang kalian? Tapi Jeong Woo benar ibumu melakukan itu." Ungkap y/n membuat Jihoon menatap y/n.

"Ya~! Dia hanya tak tahu apa-apa, itu hanya alasannya untuk membuang ayahku. Lagi pula apa kau siap jika aku mengaku pada Jae Hyuk kalau kita sepupu? Aku sendiri juga bingung kenapa kau begitu lamban menyadari semuanya?" Tanya Jihoon sambil menatap Y/n.

"Hm Oppa kau harus segera berangkat ke sekolah." Ungkap y/n mengalihkan pembicaraan.

Jihoon hanya menurut saja karena dia tahu kondisi y/n saat ini, semuanya membuat Jihoon mengingat memori lamanya. Saat ayahnya mengenalkan y/n sebagai sepupunya, saat itu Jihoon dan Jeong Woo dengan cepat menerima kehadiran Y/n. Jihoon hanya menatap belakang y/n yang masih duduk dimeja makan, hanya Jihoon ingin memberi ruang untuk y/n.

.
.

Di rumah Kim Bersaudara...

Jun Kyu baru saja keluar dari kamarnya dan berjalan menuju anak tangga, dengan tiba-tiba Doyoung berlari keluar kamar untuk segera menghampiri Jun Kyu.

"Hyeong, aku dengar dari Jeong Woo kalau Jihoon Hyeong mantan kekasih Noona kasir swalayan di dekat cafe Truz. Apa itu benar Hyeong?" Pertanyaan Doyoung membuat Jun Kyu menghentikan langkahnya.

"Doyoung~ apa kau tidak punya pembahasan lain pagi ini?" Tanya Jun Kyu sambil melanjutkan langkah kakinya sambil menggelengkan kepalanya.

"Hyeong¬, Jae Hyuk Hyeong melihat mereka kemarin pulang bersama. Lagi pula kau dan Jihoon Hyeong adalah sahabat, aku yakin kau pasti tahu. Tapi Hyun Suk Hyeong tidak tahu." Ungkap Doyoung yang masih mengekor dibelakang Jun Kyu.

"Ya~ aku memang sahabatnya tapi bukan berarti semua kehidupan pribadinya Jihoon aku dan Hyun Suk ketahui." Ungkap Jun Kyu merapikan bajunya sambil menunggu mobil yang mengantarkan mereka kesekolah.

"Aah Hyeong kau pasti tahu kenapa Jihoon Hyeong dan Yoshi Hyeong kelahi...." Belum sempat Doyoung bertanya, mulutnya sudah di tutup oleh Jun Kyu.

"Sekali lagi kau bertanya, maka kau akan ke sekolah naik bus." Ancam Jun Kyu dengan wajah kesal.

Dengan sekejap Doyoung langsung memilih untuk diam tanpa melanjutkan pertanyaannya, hanya mata kesal yang ia berikan kepada Jun Kyu.


Jae Hyuk hanya terdiam dimeja makan, bahkan dia tidak menyadari bahwa saudara-saudara tirinya berada dimeja makan. Karena Jae Hyuk yang biasanya tak ingin sarapan bareng dengan Yoshi, Mashiho, Asahi dan Haruto tampak tak ada respon. Mereka hanya diam dan saling bertatapan melihat pandangan kosong Jae Hyuk yang sambil mengaduk-aduk sarapannya.

"Yoon Jae Hyuk." Panggil Ayahnya, Tuan Yoon namun tak ada jawaban.

"Jae Hyuk~." Sapa ibu tirinya namun sama saja.

"Hyeong." Haruto juga menegur Jae Hyuk namun tak ada jawaban hanya air mata Jae Hyuk yang tiba-tiba mengalir perlahan.

Semua tampak kaget melihat semuanya.

.
.
.
.
.
Bersambung....

My Treasure | Treasure✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang