Namun semua hanya sia-sia, karena y/n lebih dulu sudah berada didalam taxi. Didalam taxi saat mengangkat telpon dari Jihoon, y/n tak sengaja menenggok kearah kaca spion taxi tampak Mashiho berdiri dari kejauhan.
"Oppa aku akan menghubungimu nanti." Ungkap y/n menutup telpon dari Jihoon.
Mashiho yang merasa tak ada harapan, seketika memekarkan senyumnya saat melihat y/n keluar dari taxi dan berjalan mendekati Mashiho. Akhirnya keduanya bertemu di tengah dan saling pandang, tatapan saling harap ada disana.
"Kenapa keluar dari taxi? Bukankah kau akan pulang?" Tanya Mashiho menyelipkan rambut y/n dibelakang telinganya.
"Bukan apa-apa. Aku hanya melihatmu berdiri, jadi." Y/n mengangkat bahunya.
"Aku antar pulang." Ungkap Mashiho
Dan keduanya pun langsung masuk ke dalam taxi, dan didalam taxi Mashiho terus menggengam tangan y/n. Dan tak ada penolakan dari y/n, hanya diam saja. Mashiho terus menatap tangannya yang mengenggam tangan y/n, sesekali senyum tak percaya sedang bermekaran diwajahnya.
.
.Hyunsuk, Jihoon, dan Jun Kyu sedang asik bersantai dengan ponsel masing-masing. Jun Kyu dan Jihoon asik bermain game sedangkan Hyun Suk sedang sibuk dengan ponselnya entah apa yang ia lihat. Seketika ia menyadari sesuatu dan sejenak berpikir, dan seketika ia memperhatikan Jihoon. Namun sikap Hyun Suk mendapat respon peka Jihoon, akhirnya Jihoon menghentikan gamenya.
"Aaahh Park Jihoon! Kita sedang diserang kenapa kau..." Jun Kyu yang kesal tiba-tiba peka karena situasi aneh di sekitarnya.
"Ada apa melihatku seperti itu?" Tanya Jihoon pada Hyun Suk.
"Oohh.. aah Jihoon~ bukankah Yoon y/n itu pernah berada di rumahmu waktu itu?" Tanya Hyun Suk mengingat sesuatu.
"Tengggg... Benar sekali." Ungkap Jun Kyu yang sibuk dengan hp dan dengan polosnya menjawab.
"Ya!" Dumel Jihoon menendang kaki Jun Kyu memberi kode untuk diam.
"Ya?! Kenapa? Emang benarkan, kau membawanya waktu itu, karena dia sepupumu." Ungkap Jun Kyu dengan kesal dan polosnya.
"Hah? Benarkah? Dia sepupumu? Ehh itu artinya kau dan Jae Hyuk..." Tanya Hyun Suk penasaran dan tak melanjutkan bicaranya.
"Oo. Y/n dan Jae Hyuk adalah sepupuku, hanya saja Jae Hyuk baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu. Terlalu singkat," ungkap Jihoon.
"Wait. Jangan bilang masalahmu dengan Yoshi adalah soal status mu dengan Jae Hyuk." Tebak Hyun Suk.
"Em em, salah." Ungkap Jun Kyu dengan mata masih tertuju pada ponselnya.
"Maksudmu?" Tanya Jihoon penasaran pada Jun Kyu.
"Why? Apa harus aku perjelas? Hm lebih baik kau jujur saja, aku lelah melihatmu menyimpannya sendirian bersama Yoshi." Ungkap Jun Kyu menepuk bahu Jihoon.
"Ooo! Kalian punya rahasia apa? Bagaimana aku tak tahu itu?!" Tanya Hyun Suk sedikit kesal.
"Kim Jun Kyu! Seriuslah saat aku bertanya." Kesal Jihoon mengambil ponsel Jun Kyu.
"Ya! Park Jihoon! Perlu aku kasih kata kunci untukmu? Saudara tiri. Teruskanlah kata-kataku itu," Ungkap Jun Kyu kesal sambil meneguk sekali soda.
"Jihoon ada apa?" Tanya Hyun Suk mengenggam tangan Jihoon.
Jihoon sedikit tertunduk, ia seketika sadar selama ini ia menahan kesahnya sendiri. Seketika airmatanya mengalir perlahan, membuat Jun Kyu dan Hyun Suk terdiam dan berusaha menenangkan Jihoon.
"Bicaralah jika kau siap." Ungkap Hyun Suk dengan lembut.
"Sebenarnya, Ibuku tak meninggal. Ia sedang di Jepang bersama suami barunya, yang ia nikahi saat pemakaman Ayahku. Dan Suami barunya adalah Ayah kandung Yoshi, sesudah Ibu Yoshi menikahin Ayah Jae Hyuk. Eomma Jae Hyuk adalah adik Ayahku, maka dari itu aku bertanggung jawab melindungi Jae Hyuk, y/n dan Jeong Woo di rumah peninggalan Ayah dengan apa yang tersisa." Jelas Jihoon dengan airmata yang sudah tak tertahankan.
"Kau membenci Yoshi karena itu?" Tanya Hyun Suk.
"Aniyo~ aku hanya tak bisa menerima posisi keberadaan kami. Aku frustasi dengan semuanya, aku merasa tak adil bagiku." Ungkap Jihoon.
"Park Jihoon, kau cukup hebat menahan semuanya. Aku selalu berharap kau bisa berbagi sakitmu dengan kami." Ungkap Jun Kyu menepuk bahu Jihoon.
"Kau tahu? Sejak kapan?" Tanya Jihoon.
"Em sejak pertama kali kau katakan untuk tidak akan berhubungan lagi dengan Yoshi, saat itu aku berfikir tak bisa meninggalkan mu begitu saja. Aku tahu bebanmu pasti begitu berat, ditambah saat kau katakan di rumah sakit bahwa y/n adalah sepupumu. Aku semakin berfikir kau banyak terluka." Jelas Jun Kyu.
"Jihoon~ kau hebat karena menjadi tameng bagi adik-adikmu. Tapi aku sangat berharap jangan sampai terluka, aku ingin kau merenungkan semuanya. Yang salah adalah orang dewasa, bukan kau maupun Yoshi. Hanya saja kalian sedang terhimpit dengan keadaan." Hibur Hyun Suk.
Saat sedang menguatkan Jihoon, tiba-tiba ponsel Jihoon berbunyi dan itu panggilan dari Jeong Woo. Dengan segera ia menguatkan suaranya agar tak terdengan baru saja menanggis.
"Ada apa Jeong Woo? Hah? Baik aku pulang." Ungkap Jihoon tibahtiba tergesa-gesa.
"Ada apa? Biar aku antar." Tiba-tiba Hyun Suk menawarkan tumpangan.
Tanpa menunda Jihoon segera menganggukan kepalanya, diperjalanan Jihoon merasa gelisah mengetahui itu Jun Kyu mengenggam tangan Jihoon untuk tenang. Hyun Suk pun meminta sopir untuk terus mempercepat laju mobil. Tiba di depan rumah Jihoon segera berlari kedalam rumah diikuti oleh Jun Kyu dan Hyun Suk, namun betapa terkejutnya saat mereka melihat seorang wanita paruh baya, Jae Hyuk, Jeong Woo dan beberapa ART yang sedang menenangkan y/n. Tampak jelas serakan beling vas bunga terhambur kesana kemari, y/n yang memegang pecahan vas bunga tepat didekat lehernya. Pemandangan itu membuat Jun Kyu dan Hyun Suk ikut panik, Jihoon pun segera mencoba mendekati y/n.
"HAJIMA!!!" teriak y/n dengan histeris.
"y/n jangan lakukan itu! Ku mohon." Pinta Jae Hyuk yang sudah menanggis.
"Noona, tolong jangan lakukan itu." Jeong Woo pun sudah panik. "Hyeong cepat hentikan Noona." Pinta Jeong Woo panik.
"Gomo. Apa yang anda lakukan?" Tanya Jihoon yang tiba-tiba terfokus dengan sang tante yang ternyata ibu Jae Hyuk dan y/n.
"Hyeong! Jangan pikirkan dia, y/n." Tanggis Jae Hyuk yang semakin panik.
"AAAAHRGGGG!!!" Teriak Hyun Suk dan Jun Kyu bersamaan karena terkejut.
Dengan sigap semua menoleh ke arah pandangan Hyun Suk dan Jun Kyu.
"YOON Y/N!!!!” Teriak Jihoon dan Jae Hyukhampir bersamaan.
"NOONA!!!" Teriak Jeong Woo.
Namun wanita paruh baya itu hanya terdiam mematung karena terkejut, melihat y/n yang kini berlumuran darah karena mengores lehernya sendiri dengan pecahan vas bunga. Dengab Sigap Jun Kyu mengambil ponselnya, dan mencari sesuatu.
"Appa! Segera kirimkan ambulan kerumah Jihoon, ini darurat. Terima kasih Appa." Jun Kyu segera ikut menenangkan Jae Hyuk yang semakin Histeris.
.
..
.
.
Bersambung.......
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
FanficHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...