Pagi kini menyapa y/n hanya bisa terdiam merenungkan paginya, pikirannya masih kacau karena semalam.
"Bagaimana ini? Apa aku harus lari lagi? Apa aku harus berpura-pura terus? Apa aku harus jujur? Bagaimana ini?" Bisik y/n berusaha menenangkan pikirannya.
Y/n berusaha mengumpulkan tenaga diatas kasur, dan perlahan melangkahkan kaki. Dengan penuh harapan hari ini berjalan dengan luar biasa.
"Krinngggg... Kringgg....kringg..."
"Halo." Sapa y/n dengan nada malas.
"Ya! Sudah ku katakan jangan pernah menanyakan tentang itu! Aku bahkan tak mengetahui apa-apa tentang itu. Berhenti mengangguku lagi!" Bentak y/n sambil memutuskan panggilan tersebut.
Dengan perasaan kesal y/n mengacak rambutnya, dan memukul meja makan. Pagi y/n kini mulai retak karena telpon tadi, y/n hanya bisa meneteskan airmatanya dan berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. Namun y/n kini tersadar dari perihnya perasaannya, dia mulai melakukan aktifitasnya tanpa memikirkan hal tadi.
Y/n berjalan dengan langkah yang ringan menuju halte bus ditemani dengan alunan musik yang ia dengar dari headsetnya. Sambil menunggu bus tujuannya datang, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dengan sigap y/n menoleh kearah tepukan bahu itu.
"Oo!" Y/n tampak mengenali orang tersebut.
"Bagaimana keadaan mu?" Tanya orang tersebut dengan senyum manisnya dan itu adalah Yoshi.
"Hem, lukaku sudah membaik." Sahut y/n yang menunjukan bekas lukanya.
"Syukurlah."
"Apa kau tinggal di daerah sini?" Tanya y/n yang merasa penasaran.
"Tidak, aku sedang mencari sesuatu yang katanya ada dijual disekitar sini." Ungkap Yoshi dengan senyum khasnya.
"Apa kau mendapatkannya?" Tanya y/n penasaran.
"Tidak, sangat susah mencarinya." Ungkap Yoshi dengan raut wajah yang putus asa.
Tak lama bus yang y/n tunggu datang, dengan sigap Yoshi dan y/n naik kedalam bus. Dan duduk berdampingan, dan Yoshi tiba-tiba mengeluarkan ponselnya untuk menunjukan sesuatu. Y/n melihat apa yang ditunjukan oleh Yoshi, seketika y/n hanya tersenyum seperti mengetahui sesuatu.
"Ya~ Barang seperti hanya bisa didapat jika kau membuatnya sendiri." Ungkap y/n dengan tertawa kecil.
"Benarkah? Ahh aku bahkan tak tahu." Ungkap Yoshi sambil mengaruk kepalanya dan tertawa kecil.
"Aku mengenal seseorang yang bisa membantumu, aku akan mengantarkanmu padanya." Ungkap y/n menghibur Yoshi.
"Thank You y/n." Sahut Yoshi yang kini mulai terhibur.
Tampak 3 orang anak laki-laki berdiri menunggu sesuatu di depan swalayan, mereka tampak mengamati setiap sudut jalan. Seakan mereka sedang mencari sesuatu, entah apa yang mereka cari.
"Hyeong sepertinya kita harus segera ke sekolah. Kita akan terlambat jika menunggunya selama ini." Ungkap Jung Hwan.
"Yedam, Jung Hwan kalian bisa kesekolah lebih dulu." Saran Jae Hyuk yang masih mengamati sekitar.
"Apa kau akan membolos lagi?" Tanya Yedam penasaran.
"Tidak, aku akan sedikit terlambat saja nanti." Ungkap Jae Hyuk meyakinkan Yedam.
Yedam dan Jung Hwan hanya diam saja dan menurut perkataan Jae Hyuk, dan pergi meninggalkannya begitu saja. Hingga akhirnya pencarian Jae Hyuk sepertinya membuahkan hasil, dengan sigap Jae Hyuk menahan tangan seseorang.
"Ahh Kamjagiya!" Tampak seseorang terkejut.
"Annyeong." Sapa Jae Hyuk tampak kaku.
"Oo.. a..annyeong." balas gadis itu yang ternyata y/n.
"Boleh aku menanyakan sesuatu padamu?" Jae Hyuk mulai memberanikan dirinya.
"A..a.. iya bo.. boleh." Y/n tampak mulai gelisah dan ketakutan.
Namun tiba-tiba...
"Ya~ aku membayarmu bukan untuk berdiri di sana!" Teriak seseorang yang membuat y/n dan Jae Hyuk menoleh ke arah suara itu.
"Iya aku datang. Maaf, aku harus segera kerja dan kau harus kembali kesekolah." Ungkap y/n pada Jae Hyuk dengan senyum manis dan pergi meninggalkan Jae Hyuk sendirian.
"Jae Hyuk kau terlalu banyak berharap, berhentilah berharap yang tak mungkin." Bisik Jae Hyuk dengan nada putus asa dan memilih untuk pergi.
Y/n hanya bisa melihat Jae Hyuk dari jauh, perasaannya kacau dan nyaris membuatnya tertangkap basah.
"Apa aku harus lari lagi? Atau aku harus berdiam seperti ini?" Bisik y/n dengan sedikit keraguan sambil menatap punggung Jae Hyuk yang semakin jauh dari pandangannya.
Koridor sekolah tampak ramai, banyak anak-anak berlalu lalang lewat disana. Dan tanpa sengaja Jihoon dan Yoshi saling bertabrakan, namun keduanya hanya diam saja dan saling bertatapan. Tanpa kata Jihoon malah berputar arah, membuat Hyun Suk dan Jun Kyu binggung. Yoshi hanya bisa terdiam melihat sikap Jihoon.
"Hyeong," sapa seseorang membuat Yoshi meninggalkan pikirannya.
"Oo..."
"Are you Ok?" Tanya Mashiho yang tadi melihat kejadian.
"Ada apa Hyeong?" Tanya Haruto yang baru saja datang dan melihat 3 kakaknya berkumpul.
"Tidak ada apa-apa, kalian harus segera kekelas kalian." Perintah Yoshi.
Tanpa penolakan mereka pun pergi menuju kelas masing-masing, Yoshi pun segera melangkahkan kakinya.
Jae Hyuk yang sedari tadi mengawasi dari jauh hanya diam menatap kejadian tadi, dan memilih untuk tidak ikut campur.
"Ya! Kau nyaris terlambat." Sapa Yedam sambil merangkul Jae Hyuk.
"Hyeong!" Sapa seseorang dari jauh membuat Jae Hyuk dan Yedam menoleh.
"Oo. Jeong Woo, Doyoung." Sapa Yedam.
"Jung Hwan kemana Hyeong?" Tanya Doyoung.
"Bukannya kalian tadi bersama?" Tanya Jae Hyuk yang menyadari bahwa Yedam hanya sendiri.
"Aa... Tadi dia menyuruhku untuk pergi lebih dulu, dia ingin menyapa para donat yang sedang dipromosikan salah satu cafe diperjalanan ke sini." Jelas Yedam.
"Wah~ Jung Hwan." Keluh Jeong Woo sambil menepuk lehernya.
"Annyeong~" Sapa Jung Hwan dari kejauhan sambil membawa sekantung Donat.
"Apa ini? Wah~ thank You Jung Hwan~ni." Ungkap Jeong Woo yang tiba-tiba ingin mengambil kantong plastik donat di tangan Jung Hwan.
"Ya! Ini bukan untukmu." Ungkap Jung Hwan sambil menepis tangan Jeong Woo.
"Ya~ sudah jangan bertengkar, sebaiknya kita kekelas dulu. Hyeong kami pergi dulu, bye~" Doyoung.
Yedam dan Jae Hyuk hanya menganggukan kepala mereka berdua, dan mereka pun memutuskan untuk berjalan menuju kelas. Diperjalanan menuju kelas, Yedam dan Jae Hyuk berbincang-bincang kecil.
"Bagaimana tadi? Apa kau bertemu dengannya?"
"Hm, tapi aku tak bertanya padanya." Ungkap Jae Hyuk.
"Kenapa?" Tanya Yedam penasaran.
"Aku juga bingung."
Yedam hanya menggelengkan kepalanya, seakan tau apa yang bakal dilakukan temannya itu.
.
.
.
.
..
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
FanfictionHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...