12

467 49 0
                                    

Semua menjadi bingung melihat Jae Hyuk yang meneteskan air mata, tatapannya masih kosong. Semua telah mencoba menegurnya, tetapi tidak ada jawaban.

"Jae Hyuk~ kau baik-baik saja?" Tegur Yoshi sambil memegang bahu Jae Hyuk.

Seketika Jae Hyuk tersadar, langsung menyeka air matanya dan menepis tangan Yoshi dengan kasar. Tanpa sepatah kata Jae Hyuk langsung meninggalkan meja makan.

"Yoshi~ maafkan sikap Jae Hyuk." Ungkap Tuan Yoon.

"Hm aku baik-baik saja Abeoji (Ayah)," Ungkap Yoshi sambil tersenyum.

"Aku akan berusaha memberi pengertian pada Jae Hyuk agar dia bisa rukun dengan kalian berempat." Hibur sang Tuan Yoon.

"Jangan terlalu memaksa Jae Hyuk Abeoji, kami akan tetap menganggapnya sebagai saudara kami." Ungkap Mashiho.

"Terima kasih Shiho." Ungkap Tuan Yoon sambil tersenyum.

Kini suasana meja makan kembali menjadi penuh senyum, setelah melewati situasi canggung.


Tiba di sekolah Jae Hyuk berjalan dengan tatapan kosong, tanpa sengaja menabrak Jihoon yang dari berlawanan arah hingga terjatuh.

"Aaah! YA!" kesal Jihoon, namun belum sempat Jihoon melanjutkan kekesalannya, dia menyadari bahwa yang menabraknya adalah Jae Hyuk.

"Hyeong kau baik-baik saja?" Tanya Jeong Woo membantu Jae Hyuk berdiri.

"Jae Hyuk. Kau kenapa pucat sekali?" Tanya Jihoon sambil memegang bahu Jae Hyuk.

Namun tak ada satu kata pun keluar dari mulut Jae Hyuk, dari kejauhan Jun Kyu, Hyun Suk, dan Doyoung melihat kejadian tadi segera menghampiri mereka. Kehadiran mereka bertiga pun tak membuat Jae Hyuk berkutik, dia masih tetap diam dengan tatapan kosongnya.

"Ya~ Jae Hyuk kenapa?" Bisik Jun Kyu pada Jihoon.

"Aku juga tidak mengerti, dia menabrak ku dengan kondisi seperti ini." Jelas Jihoon.

"Jae Hyuk. Kau baik-baik saja?" Tanya Hyun Suk sedikit khawatir.

Tanpa kata-kata Jae Hyuk hanya membungkukkan badannya lalu pergi begitu saja, Yedam dan Jung Hwan yang datang berlawanan arah dan menyapanya pun tak Jae Hyuk pedulikan.

"Jung Hwan~ ada apa dengan Jae Hyuk kemarin? Bukankah kau bersamanya kemarin?" Tanya Doyoung penasaran.

"Jae Hyuk Hyeong bertemu dengan saudara kembarnya yang terpisah bertahun-tahun." Ungkap Jung Hwan dengan santai dan polosnya.

"Ya~!" Yedam dengan tiba-tiba menyenggol lengan Jung Hwan memberi kode untuk diam.

"Aah, maaf Hyeong." Seketika Jung Hwan tersadar.

Kondisi tersebut membuat Jihoon dan Jeong Woo saling bertatapan, sedangkan yang lain tampak memberikan tatapan syok dan menatap Jung Hwan.

"Jung Hwan, kau serius?" Tanya Hyun Suk meyakinkan dirinya.

Tiba-tiba bel berbunyi....

"Aah Hyeong aku ke kelas dulu." Ungkap Jung Hwan yang langsung pergi meninggalkan mereka.

"Yedam~" semua mata kini tertuju pada Yedam.

"Eeehhh... Aku kekelas dulu guys. Bye~" ungkap Yedam sembari berlari menuju kelasnya.

"Tenang Hyeong aku akan membuat Jung Hwan bicara." Ungkap Doyoung dengan percaya diri.

"Ya~ sebaiknya kita ke kelas masing-masing." Ungkap Jihoon dan akhirnya mereka membubarkan diri.

Dikelas Jae Hyuk tampak tak konsentrasi dengan pelajaran, tatapannya sayu dan kosongan. Pikirannya seperti berkeliaran di kepalanya, hingga tak menyadari situasi di sekitarnya.

"YOON JAE HYUK!" Seorang guru tiba-tiba membanting buku di atas meja Jae Hyuk dan membuatnya tersentak.

"Apa pelajaran ku membosankan? Sekarang kau keluar dari kelas ku sekarang!" Perintah sang guru.

Tanpa perlawanan Jae Hyuk hanya menurut saja, semua mata hanya tertuju pada Jae Hyuk yang berjalan keluar kelas. Yedam pun hanya bisa diam melihat sahabatnya itu, dia tahu bagaimana situasi hati Jae Hyuk saat ini.

"Mashi, aku merasa ada sesuatu yang aneh." Ungkap Asahi setelah melihat kejadian yang baru saja terjadi.

"Hm?" Mashiho tampak kebingungan.

"Ya~ kalian mau juga keluar dari kelas ini?!" Tegur sang Guru, membuat Asahi dan Mashiho terdiam.

Jae Hyuk berjalan dalam kondisi tatapan kosong, tanpa arah tak sengaja Jae Hyuk berpapasan dengan Jihoon yang baru saja keluar dari kantor guru. Jihoon bisa merasakan apa yang dirasakan Jae Hyuk, dengan ragu Jihoon menegur Jae Hyuk.

"Jae Hyuk~" sapa Jihoon namun tak ada respon apapun.

"Ya~ Jae Hyuk kenapa lagi?" Tanya Jun Kyu yang baru saja keluar dari kantor guru.

"Sepertinya dia punya banyak pikiran." Timpal Jihoon sambil berjalan.

"Ya~ Tunggu aku."

Jae Hyuk terus berjalan hingga akhirnya kakinya berhenti didepan swalayan, dengan segera Jae Hyuk masuk kedalam swalayan dan melihat seorang laki-laki muda berada dikasir.

"Y/n dimana?" Tanya Jae Hyuk dengan mata berkaca-kaca.

"Aaa. Dia baru resign dari sini, dan dia baru 5 menit yang lalu keluar." Jelas pria tersebut dan tanpa aba-aba Jae Hyuk segera berlari menyusuri jalan.

"Y/n jangan menghindari ku, ku mohon." Batin Jae Hyuk.

Dan...

"Y/n." Jae Hyuk menangkap tangan seseorang, dan tepat itu adalah y/n.

"Lepaskan aku." Y/n berusaha melepaskan genggaman tangan Jae Hyuk.

Tanpa kata Jae Hyuk langsung berlutut tepat didepan y/n dengan air mata yang mengalir. Y/n hanya bingung dengan situasi tersebut, ditambah orang-orang yang lewat disitu memperhatikan mereka.

"Ku mohon y/n jangan lari lagi." Ungkap Jae Hyuk ditengah tangisnya.

"Oppa, berdirilah kita bicara di tempat lain." Ungkap y/n karena orang-orang semakin banyak memperhatikan mereka berdua.

Dengan senyum Jae Hyuk pun berdiri mengikuti perintah y/n, namun semua tiba-tiba menjadi gelap dimata Jae Hyuk. Hingga akhirnya dia pun jatuh pingsan, y/n langsung panik melihat Jae Hyuk yang pingsan dengan wajah pucat.

Y/n tampak duduk di samping Jae Hyuk yang sedang di infus, y/n menatap Jae Hyuk dengan mata berkaca-kaca. Hanya rasa bersalah yang ada dibenak y/n, pertanyaan yang banyak ada di kepalanya. Seketika semua buyar saat ia melihat Jae Hyuk menggerakkan jarinya, dengan sigap y/n langsung memanggil dokter. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, y/n kembali duduk di samping Jae Hyuk.

"Y/n."

"Ya~ jangan bangun dari tempat tidur dulu, dokter mengatakan kau mengalami dehidrasi berat. Jadi kau harus beristirahat banyak, dan aku tidak tahu harus menghubungi siapa." Ungkap y/n sambil merapikan selimut Jae Hyuk.

"Aku cuma punya kau y/n, aku cuma butuh dirimu." Ungkap Jae Hyuk dengan nada lesu.

"Appa (Ayah)?" Tanya y/n.

"Aku sudah tak menganggapnya sebagai seorang Ayah sejak dia memisahkan kita, aku hanya merindukan kau dan ibu." Jelas Jae Hyuk.

"Aku tidak tahu ibu dimana, dia meninggalkan aku sejak umur 7 tahun. Dan aku tak berharap merindukan siapa-siapa," Ungkap y/n yang membuat Jae Hyuk menatap y/n sangat dalam.

"Aku?" Tanya Jae Hyuk dengan penuh harapan.

"Maafkan aku Oppa, aku butuh waktu untuk memikirkan semuanya. Jujur aku juga baru menyadari bahwa kita adalah saudara kembar yang telah lama terpisah, namun perasaan ku sudah mulai membiasakan diri untuk sendiri. Ku harap kau mengerti maksud ku. Aku akan menemani mu sampai membaik, setelah itu ku harap kau bisa membiarkan ku berdiri dengan kaki ku sendiri." Ungkap y/n dengan mata berkaca-kaca.

.
.
.
.
.
Bersambung..💔

My Treasure | Treasure✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang