8

580 52 0
                                    

Jihoon terus melangkahkan kakinya tanpa henti, diikuti Hyun Suk dan Jun Kyu. Namun langkah kaki Hyun Suk dan Jun Kyu terhenti ketika menyadari mereka mendekati gerbang belakang sekolah.

"Ya! Park Jihoon! Kau mau kemana?" Ungkap Jun Kyu setengah berteriak.

"Ya! Kau ingin bolos?!" Hyun Suk pun ikut meneriakinya.

Namun Jihoon terus berjalan kedepan tanpa menoleh kebelakang, entah apa yang sedang mengacaukan kepalanya. Jihoon terus berjalan namun langkah kakinya terhenti ketika seseorang berdiri didepannya, mata Jihoon melihat kaki orang tersebut hingga tepat bertatapan dengan mata orang tersebut.

"Apa Oppa membolos?" Tanya orang tersebut yang ternyata adalah y/n.

"Hm, aku sedang kesal jangan memancingku." Ungkap Jihoon langsung berjalan didepan y/n dan masuk ke dalam swalayan.

"Oppa membolos karenaku?"

"Bukan, aku sedang kesal dengan seseorang." Tegas Jihoon sambil mengambil sekaleng cola.

"Oppa kembalilah kesekolah," bujuk Y/n.

"No." Ungkap Jihoon meneguk colanya.

"YA! OPPA!" Y/n malah terlihat tampak galak dan membuat Jihoon tersedak.

"Iya iya, aku akan balik kesekolah. Jangan lupa menghubungi ku," ungkap Jihoon membereskan tasnya kemudian pergi.

Y/n hanya bisa diam melihat Jihoon pergi, dan menghela nafasnya dengan kasar.

"Bagaimana bisa Oppa begitu." Bisik y/n seorang diri.

Jihoon berjalan dengan lesu menuju pagar sekolah, tampak Jun Kyu dan Hyun Suk masih berdiri di sana. Dengan setengah berlari Jihoon menghampiri dua sahabatnya.

"Kenapa kalian masih disini?" Tanya Jihoon.

"Kami tau jika kau membolos itu hanya sebentar saja, dan kau selalu pergi membeli cola." Ketus Jun Kyu sambil menunjukan kaleng cola di tangan Jihoon.

"Sebaiknya kita kekelas sekarang." Ajak Hyun Suk sambil berjalan didepan mereka berdua.



Kelas tampak ramai dengan kesibukan masing-masing, dengan situasi tanpa seorang guru yang mengajar. Jeong Woo, Jung Hwan dan Doyoung tampak berkumpul membicarakan sesuatu sambil mengamati Haruto yang tertidur dipojokan bangkunya. Dengan santai Jeong Woo berjalan dan dengan sengaja menyenggol meja Haruto dan membuat Haruto terbangun.

"Ya!"

"Kenapa kau kesal?" Tanya Jung Hwan sambil tertawa lepas bersama dua sahabatnya.

"Kalian bertiga memang kurang kerjaan, dasar anak kecil." Ketus Haruto dan melanjutkan tidurnya.

"Ya! Apa kau katakan tadi?!" Tanya Jung Hwan kesal dan menghampiri meja Haruto.

"Berhenti membuat masalah, jika pada akhirnya jika kalian kalah akan memanggil Hyeong kalian." Timpal Haruto dengan senyum miringnya.

"Huh?! Sombong sekali nada bicaranya." Doyoung menepuk bahu Haruto seakan mengecilkan hati Haruto.

"Ya! Urusanmu dengan ku belum selesai." Ungkap Jung Hwan mendekati wajahnya kepada Haruto.

"Kenapa aku mengurusmu? Urus diri sendiri saja belum bisa." Timpal Haruto sambil mendorong kecil bahu Jung Hwan dan menepis tangan Doyoung di bahunya.

"Wah! Watanabe Haruto!" Nada Jeong Woo mulai terbakar amarah.

"Apa kau guru? Memanggilku seperti itu? Hah! Tidak pantas nadamu seperti itu." Ejek Haruto tersenyum miring.

Jeong Woo benar-benar di bakar api amarah, dengan sigap dia menarik kerah baju Haruto dan  ingin memukul Haruto namun belum sempat pukulan itu melayang kewajah Haruto. Tiba-tiba...

"YA! PARK JEONG WOO! WATANABE HARUTO!" Teriak seorang guru dari arah pintu, membuat Jeong Woo melepaskan tangannya.

"Kalian berdua ikut dengan ku. SEKARANG!" Bentak sang guru dan membuat keduanya tak menolak.

Akhirnya Jeong Woo dan Haruto ikut bersama guru kekantor, Jung Hwan dan Doyoung pun mengendap-endap mengikuti mereka. Namun pemandangan itu dilihat oleh Mashiho dan Asahi yang hendak keperpustakaan.

"Mashi~ lihat itu Ruto." Ungkap Asahi dengan wajah datarnya.

"Ada apa lagi? Apa dia berkelahi lagi?" Tanya Mashiho tampak khawatir.

"Sebaiknya kita tanya saja." Ajak Asahi.

Mashiho dan Asahi pun segera menghampiri guru yang membawa saudara mereka, dan tampak disana ada Jeong Woo.

"Seonsaengnim~ (Guru) ada apa ini?" Tanya Mashiho dengan tenang.

"2 berandalan ini ingin beradu kekuatan otot di dalam kelas, dan aku akan membuat mereka memanfaatkan kekuatan mereka untuk mengelilingi lapangan." Ungkap sang Guru dengan nada tinggi.

"Seonsaengnim~" Keluh Jeong Woo dan Haruto bersamaan.

"Aku tidak butuh keluh kesahmu, yang aku butuhkan adalah lari kelilingin lapangan sekarang sebanyak 20 putaran. SEKARANG!" Bentak sang guru membuat keduanya berlari kearah lapangan.

"Kalian masih disini? KEMBALI KEKELAS SEMUA!" Bentak sang guru membubarkan semua kerumunan.

Mashiho dan Asahi pun pergi dan hanya bisa memantau adik mereka dari kejauhan.

"Dia sepertinya butuh olahraga tambahan." Ungkap Asahi dengan wajah datarnya.

"Hah?!" Mashiho hanya bisa diam.

Haruto dan Jeong Woo terus berlari mengelilingi lapangan dan terus bersaing, siapa yang lebih dulu menyelesaikan hukuman. Persaingan senggit keduanya membuat mereka membuka memori dimasa lalu mereka.



-Memori-

"Ya! Cepatlah naik." Ungkap seorang anak remaja membantu temannya untuk melompati pagar.

"Aah. Sini pegang tanganku," ungkap anak tersebut.

Hingga akhirnya mereka telah berada di atas tembok dan bersiap melompat keluar tembok, namun ternyata ada yang sedang mengawasi mereka.

"YA!!! APA KALIAN INI BERANDALAN?!" Teriak seorang guru.

"Seonsaengnim~" Keempat murid itu terkejut.

"Semuanya ikuti aku ke kantor, SEKARANG!" Bentak Sang guru membuat mereka hanya menurut saja.

"Jika kalian selalu membolos seperti ini, aku tak bisa mentoleransi lagi. Sebagai hukuman kalian lari 50 putaran. SEKARANG!" Bentak seorang guru.

Bentakan itu membuat anak-anak remaja itu menurut dengan senyum yang seakan merasakan itu lelucon. Mereka adalah Jeong Woo, Doyoung, Haruto dan Jung Hwan. Mereka adalah kumpulan anak remaja yang dalam masa pertumbuhan. Mereka berempat tampak bersaing siapa lebih dulu menyelesaikan hukuman, mereka saling menyenggol satu dengan yang lain. Dan semua mereka lewati dengan tawa ceria mereka bertiga dan teriakan untuk menyemangati mereka.

"YA! AKU MENYURUH KALIAN LARI! BUKAN KONSER!"

Teriakan sang guru tersebut hanya menjadi bahan lelucon bagi mereka berempat, dan memilih untuk mengabaikan.


Jeong Woo dan Haruto akhirnya menyelesaikan larinya mereka, dengan napas tersenggal-senggal mereka merebahkan diri mereka keatas rumput. Kedua mengatur nafas mereka yang habis, dan mata mereka tak sengaja saling bertemu.

"Ya! Kau sangat jelek." Ungkap Jeong Woo secara tiba-tiba.

"Kau juga jelek. Apa matamu buta dengan ketampananku?" Ketus Haruto dengan senyum miring.

"Hah! Wajah jelekmu yang membuatku buta." Timpal Jeong Woo sambil menyenggir.

Tanpa kata Haruto bangkit dari istirahatnya dan memilih pergi meninggalkan Jeong Woo, dan tanpa mempedulikan. Doyoung dan Jung Hwan tampak berlari menghampiri Jeong Woo dan membawa minum, Haruto yang melihat pemandangan itu hanya bisa diam dan pergi begitu saja.

.
.
.
.
.

Bersambung...

My Treasure | Treasure✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang