Jae Hyuk hanya bisa terdiam mendengar ungkapan perasaan y/n, perlahan y/n membalikan tubuhnya dan hendak pergi. Namun Jae Hyuk menahan tangan y/n dengan air mata yang mulai mengalir, y/n hanya terdiam melihat Jae Hyuk yang menahan tangannya sambil menggelengkan kepalanya seakan berkata jangan pergi.
"Jangan seperti ini." Ungkap y/n sambil melepaskan tangan Jae Hyuk.
"Tidak, aku tidak ingin terpisah lagi. Rasanya mengerikan, ku mohon sekali ini saja." Tangis Jae Hyuk yang menahan tangan y/n sekuat tenaganya.
Namun dengan keras y/n menghempaskan tangan Jae Hyuk dan pergi meninggalkan Jae Hyuk yang menangis, tanpa mempedulikan keadaannya Jae Hyuk melepas selang infus dan berlari mengejar y/n. Kondisi Jae Hyuk yang lemah membuatnya berlari sempoyongan hingga terjatuh, sambil melihat y/n hilang dari pandangannya.
"Jangan, y/n kembali. Yoon Y/n!" Teriak Jae Hyuk.
~~
"Jae Hyuk. Jae Hyuk~" Panggil seseorang.
"Y/n!" Teriak Jae Hyuk dari bangunnya.
"Kau baik-baik saja?" Dan ternyata orang itu Jihoon bersama Jun Kyu.
"Hyeong, apa y/n mana?" Tanya Jae Hyuk penuh panik.
"Jae Hyuk tenangkan dirimu, minumlah. Kami menemukan mu pingsan di halte bus, jadi kami langsung membawamu kesini." Jelas Jun Kyu sambil memberikan minum kepada Jae Hyuk.
"Kalian bercanda, aku tadi sedang bicara dengan y/n." Ungkap Jae Hyuk yang belum bisa memahami kondisi sekitarnya.
"Jae Hyuk, kami berdua rela bolos sekolah karena melihatmu dari pagi tampak aneh. Jika kami tak mengikuti mu siapa yang akan membawamu kesini?" Jelas Jihoon.
"Y/n? Siapa? Pacarmu?" Tanya Jun Kyu sambil membuat Jae Hyuk kembali berbaring di ranjangnya.
Jae Hyuk hanya diam dan kembali merenungkan apa yang baru saja terjadi, seketika air matanya kembali mengalir perlahan. Jihoon dan Jun Kyu saling bertatapan sepertinya mereka mengetahui sesuatu.
"Hyeong kenapa semuanya seperti nyata?" Tanya Jae Hyuk di tengah tangisnya.
"Berhenti memikirkan yang lain, itu hanya membuatnya tambah lemah. Cobalah untuk kuat seperti Jae Hyuk yang dulu," hibur Jun Kyu sambil menggenggam tangan Jae Hyuk.
.
.Hari berjalan begitu cepat, kini sebentar lagi senja akan menyapa. Y/n tampak duduk disebuah kursi taman menikmati angin sore dan sedang berusaha untuk menenangkan pikirannya sejenak. Dengan tiba-tiba tampak ada yang menepuk bahu y/n, dengan sigap y/n menoleh kebelakang. Senyum y/n yang tadi pudar kini perlahan mekar di bibirnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya orang tersebut.
"Mashi, apa aku salah melakukan ini?" Tanya y/n dengan senyum hambarnya.
"Kenapa kau menghindari Jae Hyuk? Itu bukan kesalahan siapa-siapa." Ungkap Mashiho berusaha untuk lebih tenang.
"Aku hanya malu, karena ayah meninggalkan kami karena ibu berselingkuh dengan sahabat ayah. Dan setelah ayah menceraikan ibuku, ibuku malah pergi meninggalkan ku pada Oppanya." Jelas y/n dengan air matanya yang perlahan mengalir.
"Ya~ y/n semuanya telah berlalu, sekarang itu adalah bagaimana kau menjalani hari-hari ke depan." Ungkap Mashiho.
"Aku harus jawab apa pada Jae Hyuk?" Tanya y/n dengan lesu sambil menaruh kepalanya di bahu Mashiho.
Mashiho hanya bisa diam dan membiarkan y/n bersandar padanya. Y/n menarik nafasnya dalam, dan berusaha untuk melepaskan penatnya dengan hari yang terasa panjang. Mashiho berusaha untuk memahami posisi y/n, dengan menggenggam tangan y/n untuk memberikan rasa nyaman.
.
.Jae Hyuk turun dari taksi dengan kondisi masih lemas, hanya bisa di temani Yedam dan Jung Hwan. Saat memasuki rumah, tampak semua mata tertuju pada mereka bertiga di tambah melihat kondisi Jae Hyuk yang papah.
"Jae Hyuk~ kau kenapa?" Tanya sang ayah.
"Bawa aku ke kamar sekarang," ungkap Jae Hyuk mengacuhkan pertanyaan sang Ayah.
Yedam dan Jung Hwan hanya menurut saja, sesampai di kamar ponsel Jung Hwan berdering.
"Ooh Hyeong. Tenang saja aku dan Yedam hyeong membawa Jae Hyuk hyeong sampai di kamarnya dengan selamat. Hm kami akan merawatnya dengan baik. Baik Hyeong." Jung Hwan langsung menutup telpon setelah menginfokan kondisi terkini Jae Hyuk.
"Siapa?" Tanya Yedam sambil membantu Jae Hyuk merapikan selimut.
"Aah Hyun Suk hyeong. Jihoon hyeong dan Jun Kyu hyeong meminta maaf karena tak mengantarmu pulang hyeong." Ungkap Jung Hwan sambil mengatur posisi duduk di samping Jae Hyuk.
"Tak perlu, aku yang harusnya berterima kasih karena sudah membantuku." Ungkap Jae Hyuk sambil menutup matanya perlahan.
"Jika kau butuh sesuatu beritahu aku dan Jung Hwan, kami akan menemani mu. Aku sudah ijin ke orang tuaku." Ungkap Yedam sambil tersenyum tipis menenangkan Jae Hyuk.
Jae Hyuk perlahan mulai memejamkan matanya, karena baru saja diberi obat yang efeknya tertidur. Melihat Jae Hyuk sudah tertidur, Yedam dan Jung Hwan hanya bisa tersenyum. Mereka seketika merasa lega saat Jae Hyuk bisa tertidur, seakan melupakan apa yang telah terjadi.
.
.Y/n berjalan dengan wajah tertunduk, seketika ia terkejut saat seseorang berlari kearahnya. Ternyata adalah Jeong Woo yang berlari dengan wajah panik, dan segera menarik y/n entah kemana.
"Jeong Woo. Kenapa?" Tanya y/n panik.
"Ya~ Noona didalam ada Jungkyu hyeong dan Hyun Suk Hyeong. Jangan sampai mereka melihatmu, ikut dengan ku." Ungkap Jeong Woo yang ternyata membawa y/n ke pintu belakang.
Y/n hanya bisa mengikuti perintah Jeong Woo, denhan sangat berhati-hati mereka masuk kerumah dan ternyata usaha mereka nyaris terungkap.
"Ya~ Jeong Woo." Ungkap seseorang membuat y/n dengan sigap bersembunyi bawah meja dan Jeong Woo tiba-tiba menoleh kaget.
"Aah Hyeong~ ada apa?" Tanya Jeong Woo yang tak bisa menyembunyikan wajah paniknya karena kaget.
"Kau baik-baik saja?" Tanya orang itu yang ternyata Jun Kyu.
"Oo..ooh i..iya Hyeong." Jawab Jeong Woo gelagapan.
"Aah aku butuh Jus. Jihoon menyuruh ku mengambil jus didapur." Ungkap Jun Kyu yang berjalan kearah lemari mencari gelas dan dengan penuh kesempatan Jeong Woo memberi kode untuk y/n segera pergi.
"Aah hyeong sini ku bantu," Ungkap Jeong Woo yang berusaha mengalihkan pandangan Jun Kyu sambil memantau y/n yang perlahan menaiki tangga hingga Jeong Woo merasa lega.
Y/n berjalan dengan hati-hati menuju kamarnya, namun kini usahanya dengan Jeong Woo berhenti. Karena Hyun Suk dan Jihoon yang tiba-tiba keluar dari kamar Jihoon, mereka bertiga sempat saling pandang. Dengan sigap Jihoon langsung membalikkan tubuh Hyun Suk dan mengajaknya kembali kedalam kamar, tanpa aba-aba y/n langsung pergi begitu saja.
"Ya~tadi....." Hyun Suk hanya bisa terdiam saat tidak melihat y/n, Jihoon pun juga tampak bingung saat tak melihat y/n sudah tak ada di hadapannya.
"Jihoon~ kau melihat seseorang tadi disini? Wajahnya sangat familiar bagiku." Ungkap Hyun Suk dengan wajah bingung.
"Tidak? Aku hanya bingung kenapa kau tadi terdiam? Aku membalikan badan mu karena takut kau kenapa-kenapa." Ungkap Jihoon berusaha meyakinkan Hyun Suk.
.
.
.
.
.
.Bersambung 💥💥
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
Fiksi PenggemarHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...