Pagi kini mulai menyapa, y/n sudah bersiap untuk mengowes sepedanya. Udara segar pagi begitu nyaman bagi y/n, perlahan mengowes sepeda. Namun 1 hal yang tampak menganjal, dimana ternyata rem sepeda tersebut tidak berfungsi.
"Hah! Gimana ini? Tolong minggir! Minggir!" Teriak y/n yang panik.
Dengan tiba-tiba ada seseorang yang menariknya dari atas sepeda, hingga jatuh kepinggir jalan bersama sepeda tersebut. Dengan sigap y/n segera membersihkan baju nya, dan menyadari seseorang yang menariknya tadi.
"Apakah anda baik-baik saja?" Tanya y/n pada seseorang yang sibuk membersihkan bajunya juga.
"Iya aku....." orang tersebut tak melanjutkan kata-katanya dan Y/n tampak terkejut matanya tampak berbinar-binar.
"Mashi?"
"Annyeong~" tanpa terduga Mashiho segera mengecup kening y/n, tak ada perlawanan hanya airmata dari keduanya yang menetes.
"Mashi. Tidak aku sedang mimpi," y/n segera menampar pipinya dengan sigap Mashiho menahannya dan menarik dagu y/n dengan lembut untuk menatapnya.
"Aku juga tadi berfikir ini mimpi, tapi ternyata tidak. 4 tahun kemana saja? Aku mencarimu dan Jae Hyuk." Ungkap Mashiho dengan lembut.
"Ini tidak benar." Y/n segera berdiri.
"Apanya?" Tanya Mashiho yang binggung dengan sikap y/n.
"Kau dan aku adalah saudara tiri, Mashi." Y/n seketika meluapkan emosi yang sebenarnya ia tak ingin.
"Ikut denganku sebentar, aku ingin bicara dengan mu." Mashiho mengulurkan tangannya dan menatap y/n untuk meyakinnya, tanpa sebuah pertanyaan y/n hanya menurut saja.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, Mashiho menuntun sepeda y/n sesekali melirik kearah y/n. Ada perasaan rindu dibenaknya, namun tak berani ia ungkapkan. Hingga mereka tiba disebuah tempat, namun tak ada niat bagi y/n untuk bertanya.
"Aku ingin menunjukan ini." Ungkap Mashiho menunju sebuah porselen putih terukir sebuat nama tak asing bagi y/n.
"Appa." Pekik y/n dengan airmata perlahan mengalir.
"Setelah kalian menghilang, Nyonya Park ke Canada bersama Jihoon dan Jeong Woo. Abeoji selalu mencari kalian berdua, namun tak ada hasilnya pihak kepolisian akhirnya menutup kasus pencarian kalian setelah 1 tahun tak membuahkan hasil. Abeoji jatuh sakit hingga akhirnya meninggalkan kita semua, semua aset Abeoji habis membayar pencarian kalian berdua." Jelas Mashiho seketika membuat y/n terduduk lemah.
"Apa aku menyiksa kalian?" Tanya y/n seketika tanggisnya pecah.
"Tidak. Kami 2 tahun yang lalu pulang ke Jepang, tak sengaja bertemu dengan Ayahku disana. Keluarga ku kembali rukun, meskipun kedua orangtuaku tetap berstatus bercerai. Akhirnya kami 6 bulan yang lalu memutuskan kembali ke Korea Selatan untuk melanjutkan kuliah Ruto. Ayah juga ikut kesini karena Nyonya Oh sakit." Mashiho perlahan mengembangkan senyumnya.
"Boleh aku bertemu dengan mereka?" Tanya y/n tanpa ragu.
Dengan mantap Mashiho mengiyakan tanpa ragu, kini keduanya tiba didepan pintu sebuah rumah sederhana. Y/n hanya bisa terdiam seketika mengamati sekitarnya.
"Ingin masuk sekarang?" Pertanyaan Mashiho langsung diberi jawaban anggukan.
"Aku pulang." Sapa Mashiho dengan lembut.
"Ahh hyeong dar...." Haruto seketika tertegun melihat siapa yang bersama Mashiho. "Noona?" Sapanya dengan tak percaya.
"Annyeong Ruto." Sapa y/n dengan mata berkaca-kaca membuat keduanya segera berpelukan.
Dari kejauhan Yoshi pun tertegun hingga kalrng soda terjatuh dari tangannya, orangtua mereka pun ikut terkejut melihat keberadaan y/n.
"Noona? Ini benar dirimu?" Belum sempat y/n menjawab pertanyaan Haruto tiba-tiba Yoshi menarik y/n dalam pelukannya.
"Bagaimana bisa?" Tanya Yoshi masih tak percaya.
"Yoshi Oppa¬ Ceritanya panjang aku tak bisa menceritakannya sekarang." Y/n perlahan melepaskan pelukan Yoshi.
"Bagaimana kabar Ibumu dan Jae Hyuk?" Tanya Nyonya Mayumi (Ibu JLine).
"Mereka baik-baik saja, bagaimana kabar anda? Maaf baru bisa mengunjungi kalian." Sapa y/n dengan sopan.
"Kami baik-baik saja." Ungkap Nyonya Mayumi dengan senyum tipis. "Kini aku dan Taketsu Watamada hidup bersama meskipun status pernikahan kami masih bercerai."
"Nyonya Mayumi, semua sudah berlalu. Bagaimanapun kalian adalah keluargaku, hanya butuh waktu lama bagiku berusaha memahami semuanya. Baik hubunganku dengan Mashiho dan Yoshi Oppa, dan hubungan kalian dengan Eomma dan Jae Hyuk. Mungkin mereka butuh waktu, ya aku tahu semuanya terjadi diwaktu yang salah." seketika airmata Nyonya Mayumi dan y/n mengalir membasahi wajah mereka berdua dan berakhir dengan sebuah pelukan.
"maaf membuat kalian semua dalam situasi yang mengerikan," Ungkap tuan Taketsu yang tiba-tiba datang.
"Kami sebagai orang dewasa yang begitu egois dengan kalian, kami begitu mudah mengambil senyum kalian. Harusnya..." Nyonya Mayumi menghentikan kata-katanya saat y/n memeluk dirinya.
"Aku ingin berdamai dengan diriku, anda tak perlu mengungkit masa lalu kita yang begitu mengerikan. Biarkan kami menjadi dewasa dengan apa yang telah terjadi," ungkap y/n dengan senyum khasnya membuat suasana menjadi haru.
Malam telah menyapa, y/n baru saja tiba didepan rumah. Seketika ia bimbang untuk masuk, hatinya masih bimbang akan sesuatu. Tampak hanya duka dimatanya, kepalanya masih terus mengingat apa yang telah ia lihat dan dengar tentang Ayahnya. Namun dengan tiba-tiba Jae Hyuk menarik tangan y/n masuk kedalam rumah, hingga y/n begitu sangat terkejut.
"Kau dari mana saja? seharian tak memberi kabar? Ponselmu mati, kami khawatir denganmu." Panik Jae Hyuk.
"Oppa!" tanggis y/n tiba-tiba pecah begitu saja membuat sema berlarian kearah pintu luar.
"Ada apa Jae Hyuk? Kenapa y/n menanggis?" Tanya Jihoon dengan panik.
"Ada apa y/n jelaskan pada Eomma," bujuk nyonya Park.
"Appa, Appa. Eomma, Appa sudah pergi meninggalkan kita." Tanggis y/n semakin keras membuat Jae Hyuk tertegun tak percaya.
"Ya¬ y/n jangan bermain-main dengan hidup seseorang. Eomma y/n selalu bercanda," airmata Jae Hyuk kini tak bisa tertampung lagi.
"Sebaiknya kita bicara didalam." ajak Nyonya Park. "Aku tahu saat Ayah kalian meninggal dunia, hanya saja aku tak ingin memberitahu kalian karena kalian sedang mengikuti ujian akhir kalian. Gomo kalian yang memberi kabar tersebut, aku berencana mengajak kalian besok mengunjungi Ayah kalian. Tapi sepertinya y/n sudah mengetahuinya," Nyonya Park berusah untuk tegar dan dengan hangat kedua anak kembarnya memeluknya.
Suasana kini semakin haru biru, tak ada yang bisa menghentikan tanggis duka yang mereka rasakan. Jihoon dan Jeong Woo perlahan merebahkan diri kedalam pelukan ibu mereka, ikut serta merasakan duka yang dirasakan oleh kedua sepupunya.
"Eomma, Jae Hyuk. Hari Ini aku bertemu dengan keluarga Nyonya Mayumi dan Tuan Taketsu."
Jihoon seketika berdiri dan berjalan menuju kamarnya setelah mendengar perkataan y/n, Nyonya Oh seketika merasa aneh dengan sikap Jihoon.
"Oppa, Jihoon Oppa." y/n berusaha mengejar Jihoon.
"Aku butuh waktu sendiri y/n." Ungkap Jihoon membelai kepala y/n, dan akhirnya y/n pun hanya bisa menuruti saja semua perkataan Jihoon.
"Gomo," Rengek y/n yang berlari kepelukan nyonya Oh.
"Jihoon akan baik-baik saja, percaya padaku."
"Bagaimana kalau kita besok mengunjungi keluarga Tuan Taketsu," Saran Nyonya Park.
"Eomma, maaf aku belum bisa mengikuti kemauan Eomma yang satu itu." Ungkap Jae Hyuk berdiri dan berjalan kearah kamarnya.
.
.
.
.
bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
FanfictionHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...