Jun Kyu duduk terdiam memandang ponselnya, tampak jelas tersimpan kontak "Yoshinori" hanya saja seketika Jun Kyu ragu untuk menekan ikon panggilan. Yedam tak sengaja melihat hal itu dari kejauhan, perlahan mendekati Jun Kyu dan duduk disebelahnya.
"Hyeong, jujur aku tak tahu masalah apa yang kalian lalui. Hanya saja aku rasa ini ada kaitannya dengan Jae Hyuk." Ungkap Yedam dengan nada sedikit tak yakin.
"Kenapa kau mengatakan hal itu?" Tanya Jun Kyu penasaran.
"Hm hanya menebak saja," ungkap Yedam sambil tersenyum.
"Aah. Doyoung kemana?" Tanya Jun Kyu yang menyadari adiknya tak bersama Yedam.
"Dia tadi mengatakan ingin mencari minuman hangat buat kita." Ungkap Yedam.
Jun Kyu hanya menganggukan kepalanya, tak lama sesaat itu tampak Jihoon, Jeong Woo, Jae Hyuk dan y/n datang dengan wajah datar menghampiri Jun Kyu dan Yedam.
"Oo." Yedam tampak terkejut dengan kehadiran Jihoon, Jeong Woo, Jae Hyuk dan y/n.
"Aku fikir kalian takkan kesini." Ungkap Jun Kyu.
"Kami hanya menemani Jae Hyuk." Ungkap Jihoon.
"Hyeong aku tak minta dat..." Jae Hyuk seketika berhenti melanjutkan kata-katanya setelah melihat y/n.
Tak lama setelah itu tampak dari kejauhan Orangtua Jae Hyuk dan ketiga saudara tirinya berlarian karena panik. Namun dari jauh Mashiho perlahan menghentikan langkahnya saat melihat y/n, hal yang sama juga di lakukan Yoshi.
Melihat orangtua Jae Hyuk, seketika Jun Kyu dan Yedam Membungkuk memberi salam sopan, namun tidak dengan Jihoon, Jeong Woo, Jae Hyuk dan y/n mereka memilih diam, terutama Jae Hyuk yang sudah mengalihkan pandangannya.
"Jae Hyuk bagaimana keadaan adikmu?" Tanya Tuan Yoon.
"Bagaimana keadaan Haruto?" Tanya ibu tiri Jae Hyuk.
Semua terdiam tak ada 1 pun yang bisa menjelaskan, suasana seketika hening. Namun tak lama setelah itu Tuan Kim keluar dari dalam ruangan IGD, dengan sopan semuanya membungkuk memberi salam.
"Oo. Tuan Yoon-ssi, ada apa kemari?" Tanya Tuan Kim.
"Tuan Kim-ssi, apa anda yang menangani anak bungsuku Haruto." Tanya Tuan Yoon dengan wajah masih panik.
"Oo. Apa dia putra mu?" Tanya Tuan Kim dengan rasa tak percaya sambil melirik kearah Jae Hyuk yang masih mengalihkan pandangannya.
"Bagaimana keadaan putra ku?" Tanya ibu tiri Jae Hyuk.
"Kami telah melakukan beberapa pemeriksaan, Haruto hanya mengalami luka dibagian pelipisnya dan retak pada tulang kering tanganya. Syukur saja tak ada benturan yang serius, kini Haruto sudah sadar hanya dia masih dalam pengaruh obat. Jika keluarga setuju, kita akan lakukan tindakan selanjutnya jadi aku harap Tuan Yoon-ssi bisa mengurus kebagian administrasi untuk tindakan selanjutnya nanti." Jelas tuan Kim.
"Terima kasih tuan Kim-ssi." Ungkap Tuan Yoon dengan lega.
Setelah Tuan Kim pergi dengan bergegas Ayah Jae Hyuk dan ibu tirinya menghampiri Haruto, namun Mashiho dan Yoshi tampak masih terpaku ditempat ia berpijak. Melihat suasana tersebut, semua kembali canggung dan hening.
"Oppa kita pulang saja, aku sudah mengantuk." Ungkap y/n sambil meraih tangan Jihoon.
"Oo. Baiklah. Jun Kyu, Yedam aku akan mengantarkan y/n pulang." Ungkap Jihoon yang mengerti maksud y/n.
"Baiklah," Jun Kyu pun mengerti akan maksud Jihoon.
"Hyeong aku juga pamit," ungkap Jae Hyuk.
"Ya~ apa kau tak ingin melihat keadaan Haruto?" Tanya seseorang yang tiba-tiba menahan tangan Jae Hyuk dari belakang, yang ternyata Asahi.
"Kenapa? Apa aku harus tau keadaannya?" Tanya Jae Hyuk dengan menghempas tangan Asahi tapi Jae Hyuk kalah kuat.
"Jae Hyuk~." Yoshi.
Melihat hal itu, y/n merasa mereka ingin mendesak Jae Hyuk untuk tetap bertahan. Dengan tiba-tiba y/n melepas genggaman tangan Asahi.
"Lepaskan, kalian sudah ada di sini. Haruto tak membutuhkan Jae Hyuk. Ayo kita pergi," ungkap y/n menarik lengan Jae Hyuk dan meninggalkan mereka begitu saja.
Jihoon dan Jeong Woo pun berjalan mengikuti Y/n, seketika Jihoon berdiri di samping Yoshi keduanya saling bertatapan dan dengan sinis Jihoon meninggalkan mereka. Jun Kyu dan Yedam pun hanya diam, tak lama setelah itu Doyoung pun tiba dengan minuman hangatnya. Namun dia hanya terkejut dengan situasi yang hening dan canggung, Doyoung berusaha untuk mengartikan situasi hanya saja dia memilih untuk masa bodoh.
Saat di parkiran seketika y/n terduduk ditanah, seketika airmatanya menengalir perlahan. Jae Hyuk dengan sigap mengusap airmata y/n, Jeong Woo pun segera berjongkok mendekati y/n.
"Noona, kau baik-baik saja?" Tanya Jeong Woo Khawatir.
"Ada apa?" Tanya Jihoon perlahan ikut berjongkok karena kebinggung.
"Jae Hyuk." Lirih y/n langsung memeluk Jae Hyuk dengan erat seketika airmatanya meluncur dengan keras.
"Sebaiknya kita masuk dulu ke mobil." Ajak Jihoon.
Semuanya pun masuk kedalam mobil, airmata y/n masih mengalir didalam pelukan Jae Hyuk. Jihoon dan Jeong Woo hanya bertatapan dan berusaha untuk menciptakan suasana tenang buat y/n.
"Jihoon Oppa, apa aku boleh tetap menjalin hubungan dengan Mashiho?" Pertanyaan y/n seketika membuat semua mata tertuju padanya.
"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?" Tanya Jihoon sambil memegang pipi Y/n.
"Y/n kau tahu dia siapa?" Tanya Jae Hyuk.
"Aku tak bisa menghilangkan dia begitu saja dari pikiranku." Ungkap y/n.
"Cukup y/n. Ada aku disini." Ungkap Jae Hyuk segera menarik y/n kedalam pelukannya.
Jihoon hanya diam melihat sikap Jae Hyuk, dan kepalanya kini mulai mencerna semua yang ada.
.
.Di Rumah Sakit.
Haruto perlahan membuka matanya perlahan, sekilas ia melihat kedua orangtua dan ketiga kakaknya. Hanya sesekali ia meringgis kesakitan saat ingin mengerakan tubuhnya, namun Tuan Yoon melarangnya untuk bergerak dengan menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana bisa terjadi seperti ini?" Tanya ibunya.
"Aku terlalu ceroboh Eomma, saat melangkah hingga tak sengaja terjatuh dan bersamaan saat itu sebuah motor menghampiri ku. Dan seketika aku tak sadar," ungkap Haruto dengan suara seraknya.
"Dasar ceroboh." Ungkap Asahi dengan wajah datarnya.
"Asahi." Bisik Mashiho.
"Bagaimana aku bisa sampai disini?" Tanya Haruto.
"Yedam membawamu kesini, Tuan Kim menolongmu." Ungkap Tuan Yoon.
"Hah? Bagaimana bisa? Yedam Sunbae? Bukankah dia...." Perkataan Haruto terpotong tiba-tiba.
"Ruto, sebaiknya ucapkan terima kasih pada Yedam dan Tuan Kim saat kau bertemu dengan mereka." Ucap Yoshi.
Haruto hanya menganggukan kepalanya, namun hatinya masih banyak pertanyaan yang membekas. Perlahan hanya bisa diam, dan merenung sejenak. Namun ditengah lamunannya Yedam, Jun Kyu dan Doyoung berjalan menghampiri Haruto dan keluarganya. Melihat hal itu Haruto hanya memasang tatapan binggung, dan dengan sopan mereka bertiga membungkukkan tubuh mereka.
"Hm karena Haruto sudah sadar, kalau begitu kami pamit dulu." Ungkap Yedam dengan sopan dan ketiganya kembali membungkuk.
"Bagaimana kalau aku meminta supirku mengantarkan kalian bertiga." Tawar Tuan Yoon.
"Tidak perlu Tuan Yoon, kami kesini tadi membawa supir. Jadi kami akan mengantarkan Yedam." Ungkap Jun Kyu tanpa balasan apa-apa akhirnya mereka keluar dan Tuan Yoon hanya terdiam.
.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
FanfictionHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...