Jun Kyu semakin ragu-ragu, hingga akhirnya mendekati Jihoon dan menarik lengan Jihoon untuk menjauhi Yoshi. Namun Jihoon tetap bersikeras tetap pada posisinya, seketika ia menarik kerah baju Yoshi. Dengan sigap Hyun Suk melepas genggaman Jihoon, dan menarik Yoshi menjauhi Jihoon.
"STOP! Apa yang kalian lakukan? Ini tempat umum bukan arena adu pukul." Seketika semua terdiam.
"Ada apa kau membawanya kesini? Apa kau tahu tentang dia?" Tanya Jihoon sambil menunjuk wajah Yoshi.
"Ya~ Jihoon." Jun Kyu menurunkan tangan Jihoon.
"Oo. Aku tahu, sangat tahu. Fakta yang kau tahu, bahwa Ayahnya menikahi ibumu, setelah Ibu Yoshi menikahi Ayah Jae Hyuk. Dan fakta itu baru kalian sadari saat kalian tumbuh menjadi remaja 12 tahun, sambil menelan fakta pahit dalam perjalanan kalian menuju dewasa." Ungkap Hyun Suk yang membuat Jihoon langsung membuang muka, Yoshi hanya terdiam saja.
"Jihoon, aku bisa mengatakan sesuatu. Dimana aku ingin sekali memberitahumu tentang ini, tapi aku yakin kau tak mempercayaiku nanti." Ungkap Yoshi memberanikan diri.
"Jihoon apa kau ingin mendengarnya?" Tanya Hyun Suk perlahan.
"Jihoon~ jika kau tak mau aku akan katakan," Bisik Jun Kyu.
"Bagaimana aku bisa mempercayai semua ucapanmu?!" Tanya Jihoon sambil tersenyum miring.
"Aku. Aku bisa jadi jaminannya." Ungkap Hyun Suk membuat Jun Kyu dan Jihoon terkejut.
"Apa maksudmu?" Tanya Jihoon mengerutkan dahinya.
"Aku yakin Yoshi tak pernah membohonogimu." Hyun Suk berusaha untuk meyakinkan Jihoon.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya Jihoon memastikan.
"Aku percaya kau akan jauh lebih bijak dalam mengambil keputusan daripada aku. Kita tumbuh bersama, jadi aku juga tahu seperti apa dirimu." Perkataan Hyun Suk seketika membuat Jihoon terdiam.
Jihoon memberikan pandangan sinis kearah Yoshi, seakan berkata "baik aku akan dengar semuanya". Melihat tatapan Jihoon, dengan segera Yoshi peka maksud Jihoon dan perlahan mendekati Jihoon.
"Jihoon, Ayah ku dan Ibumu tak pernah menikah." Ungkap Yoshi membuka pembicaraan membuat Jihoon sedikit berubah ekspresi.
.
.Masa lalu...
"Ayah. Jihoon adalah sahabatku, dia kini kesal denganku karena mengetahui Ayah dan Ibunya menikah. Dia tak ingin menjadikan ku saudara tirinya, aku harus apa?" Tanya Yoshi tertunduk lesu.
"Yoshi-. Kamu harus tahu, aku dan ibu Jihoon tak menikah." Pernyataan ayah Yoshi membuatnya terkejut seketika.
"Maksud ayah?" Tanya Yoshi dengan tak percaya.
"Yoshi, aku dan Ayahmu tak menikah. Kami hanya sepasang sahabat lama, kami hanya bersandiwara agar ibumu memiliki alasan untuk berpisah dengan ayahmu." Ungkap ibu Jihoon dengan lembut.
"Hah? Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Yoshi binggung.
"Ibumu adalah cinta pertama Tuan Yoon, ayah tahu mereka saling bertemu dimana Tuan Yoon saat itu masih bersama Nyonya Park. Ibumu selalu gelisah hingga tak bisa tidur, hingga ayah tahu alasannya. Yaitu ibumu sedang berpikir bagaimana caranya meninggalkan ayah tanpa menyakiti perasaan ayah, karena kami menikah karena perjodohan. Hingga akhirnya tanpa sengaja ayah bertemu dengan sahabat lama ayah." Jelas Ayah Yoshi dengan tenang.
"Benar, aku meminta ijin dengan mendiang suamiku untuk membantu ayahmu. Namun saat itu ayahmu tak oernah memberitahu siapa cinta pertama ibumu, saat aku dan mendiang suamiku tahu bahwa itu adalah Tuan Yoon. Suami ku marah besar, dia tak menyetujuinya. Tapi entah apa di pikiran ku adalah menolong sahabatku sendiri, karena aku tak ingin dia menderita." Ujar ibu Jihoon.
"Lalu apa hubungan Ayah Yoon dengan mendiang suami Bibi?" Tanya Yoshi mulai penasaran.
"Nyonya Park mantan istri Tuan Yoon adalah adik kandung dari mendiang suamiku." Pernyataan itu membuat Yoshi seketika terdiam.
"Itu artinya Jae Hyuk dan Jihoon adalah saudara sepupu?" Terka Yoshi.
"Iya benar, aku dengar Jae Hyuk memiliki saudara kembar seorang perempuan." Ungkap Ibu Jihoon sambil mengeluarkan sebuah foto, "Namanya Yoon y/n. Mereka berdua lahir 1 tahun setelah Jihoon, hanya saja kini aku tak tahu keberadaan adik iparku dan putrinya. Setelah aku dapat kabar Tuan Yoon meninggalkan mereka berdua dan membawa Jae Hyuk untuk hidup bersama keluarga barunya." Jelas Ibu Jihoon.
"Lalu aku harus bagaimana?" Yoshi kini merasa terkurung dalam situasi yang membinggungkan.
"Yoshi, aku harap kau bertahan sebentar saja. Jangan beritahu Jihoon tentang kecelakaan yang menimpaku, dihari pemakaman suamiku. Aku tak ingin Jihoon dan Jeong Woo tahu keadaanku, maafkan aku jika akan membuatmu dibenci oleh Anak-anakku. Aku akan cari waktu yang tepat untuk jujur dengannya, dan aku janji akan memperbaiki hubungan kalian." Ungkap Ibu Jihoon mengenggam tangan Yoshi.
"Ayah percaya kamu mampu menghadapinya," Ayah Yoshi berusaha menguatkan Yoshi.
"Aku akan berusaha untuk sekuat mungkin," ungkap Yoshi dengan senyum Khasnya.
.
."Jadi pada intinya selama ini kita meyakini fakta yang salah." Ungkap Yoshi yang kini berada di dekat Jihoon.
"Apa kau bahagia melihat penderitaanku?!" Tanya Jihoon menarik kerah jaket Yoshi.
BUUKK!!!
Seketika Yoshi terjatuh setelah mendapatkan serangan tiba-tiba, entah darimana membuat semuanya melihat arah asal pukulan tersebut. Tampak Jeong Woo dengan kepalan tangannya, wajahnya penuh emosi airmatanya mengalir bersama emosi yang mengebu-gebu.
"Park Jeong Woo!" Pekik Jihoon menatap Jeong Woo dan berjalan mendekati adiknya itu.
"APA KAU TAHU BETAPA SEDIHNYA HIDUP KAMI TANPA KASIH SAYANG ORANGTUA?! SEDANGKAN KAU SELALU MENDAPATKAN BANYAK CINTA. KELUARGAMU MEREBUT ORANGTUA AKU DAN JIHOON HYEONG, DAN KEBAHAGIAN JAE HYUK HYEONG DAN Y/N NOONA! DAN KALIAN MASIH BISA MAKAN DAN TIDUR DENGAN TENANG?!" Ungkap Jeong Woo dengan kesal dan airmata yang terurai kesana kemari.
"Park Jeong Woo." Jihoon berusaha menahan Jeong Woo yang ingin kembali memukul Yoshi dan Jun Kyu pun turht membantu Jihoon.
"Ya~ Jeong Woo tenanglah terlebih dahulu." Ungkap Jun Kyu namun tetap saja Jeong Woo bersikeras ingin memukul Yoshi.
"PARK JEONG WOO! SADARKAN AKAL SEHATMU!" Bentakan Jihoon seketika membuat kaki Jeong Woo melemas. "Kuatkan hatimu sebentar saja, percaya pada Hyeong. Lebih baik kita turun saja." Bisik Jihoon pada Jun Kyu dan Jeong Woo.
Tanpa basa basi Jun Kyu dan Jihoon membantu Jeong Woo berdiri, dan segera pergi meninggalkan Yoshi dan Hyun Suk. Namun tanpa sadar Yoshi ingin mengejar mereka, dengan sigap Hyun Suk menahan Yoshi.
"Obati luka dibibirmu dulu, aku akan bicara dengan Jihoon. Aku akan menghubungi Mashi untuk mengurusmu." Yoshi hanya menanggukan kepalanya.
Hyun Suk segera menyusul Jihoon, Jun Kyu dan Jeong Woo. Yoshi hanya terdiam sambil terpekik kesakitan dengan luka disudut bibirnya, hanya airmata yang mengalir perlahan. Seakan ia seperti tak sanggup menahan perih, namun disisi lain ia ingin menguatkan dirinya sendiri untuk menghadapi semua masalah didepannya saat ini.
.
..
.
.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure | Treasure✅
FanfictionHai. Namaku Yoon y/n gadis berumur 20 tahun, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Aku memilih untuk bekerja sebagai penjaga kasir di swalayan kecil, sejak Ibuku memilih untuk menikah lagi dan menetap di luar negeri b...