Semua keadaan akan berubah
Tak kan ada hal yang sama
Tapi terlepas itu...
Hal yang paling berharga di miliki
Adalah kenangan.
Apakah nostalgia itu perlu...?Bukankan ini semua keinginannya untuk datang kemari? Zee harus tau besar kecilnya untuk bertemu dengan masa lalunya. Tapi ia tak mengira jika hal ini lebih cepat yang ia pikirkan.
Kepulan coklat panas merangsang aroma hidungnya. Tatapan Zee menerawang dibalik korden putih yang melapisi jendela kaca.
Getaran telepon menghentikan aktivitas Zee dalam menikmati senja yang ada.
"Zee kapan Lo balik?"
"Entahlah.."
"Oh oke. Kalo Lo balik kabarin gue yah biar gue jemput di bandara..."
"Hm"
Telepon pun mati, dirinya melanjutkan aktivitas yang tertunda. Menikmati senja yang ada dalam cahaya oranye menyatu bersama birunya langit.
*****
"Alang...! Kamu gak segera berangkat sayang..?" Wanita paruh baya menatap putranya yang tengah melamun menatap rumah di seberangnya.
"Iya Bun. Alang akan berangkat..."
"Apa yang kamu lihat? Apakah kamu merindukan Zee?" Wanita tersebut menatap rumah Zee dan terpaku pada mobil yang terparkir di depannya.
"Tunggu. Apakah Zee sudah pulang?" Tuntut wanita tersebut menatap selidik ke Alang.
"Hm..." Balas Alang dengan anggukan malas nya. "titip Allend yah Bun.. Alang pergi dulu..."
"Is. Kamu ini seharusnya cari istri sana..." Kesal wanita tersebut melihat anak nya yang acuh tak acuh.
.....
Seorang wanita muda tengah menatap aktivitas anak pulang sekolah. Wanita muda kerap dipanggil Zee hanya bisa mengukir senyum di wajah nya tanpa reaksi apapun. Perasaan asing bermula dari sini yaitu kenangan yang bermula dengan nostalgia.
Keadaan inilah membuat Zee bingung untuk berekspresi apa. Ketika dimasa itulah ada bahagia dan juga kesedihan secara bersamaan.
Flashback on
Alang membenci untuk menerka perasaan orang. Ia lebih suka memilih untuk tak memiliki perasaan karena baginya mereka hanyalah sekelompok manusia yang selalu merumitkan setiap keadaan. Salah satunya wanita yang selalu mengaku dirinya sebagai teman.
"Alang! Apa kamu tidak mau mengakui kesalahan mu..? Zee ngambek nih... Zee gak mau ngomong ngomong sama Alang lagi..." Entahlah ini ke sekian kalinya kalimat itu di ucapkan oleh gadis remaja ini. Yang pastinya membuat Alang bingung dengan keadaan. Zee yang tiba tiba menjadi cemberut saat bersamanya dan berulangkali mengkode jika dirinya membuat kesalahan yang fatal.
"Zee benaran ngambek nih..." Wajah cemberut Zee sangat jelas ia rasakan.
'maaf'
Itulah yang Alang tuliskan ke Zee. Zee hanya tersenyum miris ketika melihat coretan di kertasnya.
"Padahal Zee udah nganggap Alang sahabat nya Zee. Bahkan kedudukan Alang mengambil tempat nya pussy. Tapi kenapa Alang gak pernah ngomong sama Zee padahal kemarin Zee melihat Alang bisa bicara sama teman nya Alang di mall. Apa Alang gak suka berdekatan sama Zee? Tapi ya udah lah. Ga papa Alang belum bisa anggap Zee sahabat nya Alang. Tapi Alang tetap Alang nya Zee..." Zee mengukir senyum manis di depan Alang "capek terus jika Zee ngambek padahal Zee gak bisa marahan sama Alang..." Zee terkekeh dengan perkataanya. Meski pun Alang melihat senyum di wajah Zee, Alang juga bisa melihat binar kesedihan Dimata Zee. Zee berbohong. Itulah yang Alang tangkap.
'maaf'
Sekali lagi kata itu yang bisa menghentikan empati dari Alang. Mungkin kata itu yang akan mewakili kesalahan dari Alang untuk kedepannya.
"Astaga Alang. Nggak papa ko. Zee baik baik aja..."
Mereka saat ini sedang berada di taman sekolah. Keadaan sekolah masih dalam keadaan istirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEE VIOLIN (END)
Poetry(update setiap malam Minggu dan acak) No plagiat...! Peringatan..!!! Cerita ini berlatar masa lalu seorang gadis. Cerita ini juga di selingi rangkaian kata yang menarik dan murni tanpa copy.... Penasaran, kuy intip sedikit chapter pertama. Novel ka...