Kisah diantara kisah

23 2 1
                                    

Apa kalian masih mengingat Roy Aron. Psikiater yang sempat muncul di kisah seorang Zee. Lantas bagaimana kelanjutan tentang masa lalu yang sempat ia lupakan...?

"Maaf menggangu waktu anda. Tapi sebelumnya saya sangat penasaran bagaimana anada mengenal saya. Saya juga terkejut bahwa anda mengenali saya sebagai pasien anda. Bolehkah sedikit anda menceritakan tentang saya?"

Lelaki itu jelas menatap aneh ke arah Zee. Setidaknya ia tak tau bagaimana perjalanan kisah dari gadis manis di depannya. Namun melihat ekspresi dia seakan wanita normal. Apakah ia boleh mengungkit kisah nya dulu...?

"Sebelumnya saya ingin tanyakan. Bagaimana anda bisa sampai saat ini, setidaknya apa yang membuat mu melupakan masa lalu...?"

"Saya tidak ingat jelas. Namun teman saya menemukan saya dalam keadaan depresi. Sehingga ketika ditanya saya tak mengingat apapun..."

"Jika kamu merasa baik. Lantas apa yang membuat mu penasaran?"

Zee terdiam. Ia sempat memikirkan sesuatu dan ragu untuk menceritakan nya "saya didatangi oleh anak kecil. Dia mengaku dirinya sebagai anak saya. Namun saya tak mengingat nya sama sekali..."

Roy terdiam. Ia memikirkan untuk mempertimbangkan mana baik dan buruk nya ketika ia menceritakan semuanya.
"Baiklah. Saya akan menceritakan semuanya...."

_____


Roy Aron. Pemuda yang memiliki senyuman malaikat nan memikat. Di usia muda nya ia mampu menyelesaikan pendidikan dengan cepat dan mendapatkan gelar sebagai dokter psikiater. Mungkin ia masih awam untuk dokter baru. Namun Roy yang terbiasa hidup pada dinamika manusia tidak menutup kemungkinan Roy bisa membuka praktek.

Selesai membereskan beberapa perlengkapan. Roy dengan semangat menanti klien pertama yang masuk di ruangannya.

Kling

Suara lonceng berbunyi menandakan seseorang masuk. Tak disangka orang tersebut masih muda. Roy menatap gadis muda yang memiliki tatapan kosong. Sepertinya gadis itu tak menyadari dirinya.

"Halo. Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu...?" Tak melupakan sikap profesional miliknya. Roy segera mendatangi gadis tersebut. Gadis itu tersentak dengan lamunan nya. Ia seakan menyadari adanya Roy didepannya. Dengan kikuk gadis yang tak bersuara tersebut segera keluar dari ruangan miliknya.

Ah! Mungkin dia salah memasuki ruangan. Batin Roy.

Sudah beberapa jam Roy menunggu di ruang tersebut. Namun karena ini masih hari pertamanya membuat ia belum dikenal sama sekali.

Usai membereskan perlengkapan nya, Roy segera keluar untuk pulang. Rumah dan tempat prakteknya tidaklah terlalu jauh, sehingga Roy hanya perlu berjalan kurang lebih 5 menit saja. Namun di tengah menikmati suasana sore. Lelaki itu tak sengaja melihat gadis muda yang kini duduk sendirian. Tatapannya masih sama, kosong. Seperti tak ada tujuan atau motivasi.

Dengan penasaran Roy mengurungkan niatnya untuk pulang dan memilih mendatangi gadis muda tersebut. "Halo. Sebelumnya aku pernah melihat mu masuk ke ruangan ku. Kira-kira, boleh engga aku tau nama mu?" Gadis itu tersentak dan menatap bingung ke arah Roy. Perasaan waspada menguat pada gadis tersebut "eh? Aku bukan orang jahat. Sungguh..." Ujar Roy dengan penuh keyakinan.

"Aku Roy. Baru buka praktek disekitar ini. Kalo boleh tau nama kamu siapa yah....?"

Gadis itu menatap ukuran tangan Roy, seakan ia memikirkan sesuatu namun senyum tipis terukir di wajah nya "aku.... Zeevanya Violin"

_______

"Saat itu kamu datangi ruangan ku dan menceritakan semuanya. Mungkin anak kecil itu hanya salah mengira mu sebagai mama nya. Kamu jangan khawatir karena biasanya anak-anak akan sulit membedakan ibu ketika ibunya sudah meninggal."

Kerutan muncul di dahi Zee. Apa yang diceritakan Roy tak sepenuhnya salah. Namun ia merasa asing pada ceritanya. Sehingga Zee menyimpulkan suatu hal. Apakah ia perlu mempercayai nya dan mengakhiri rasa penasaran atau ia memilih mencari tau sendiri.

Apapun pilihannya, Zee akan tau ketika kejutan itu menghampiri Zee kembali.

"Terimakasih Roy telah meluangkan waktunya..." Zee segera bangkit dari duduknya. Setelah mengucapkan beberapa kalimat perpisahan nya, Zee segera pergi meninggalkan Roy yang masih setia dengan kopinya.

Bukankah merangkai kisah diantara kisah adalah keahlian dari Roy. Roy menggumamkan beberapa kata dengan tatapan yang tak lepas dari punggung wanita tersebut.

Maaf aku membohongi mu...

______

ZEE VIOLIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang