Siapa aku?

17 4 2
                                    


Zee terenyuh menatap lelaki kecil yang berdiri tidak jauh dari rumahnya. Lelaki kecil itu tak pernah lepas menatap ke arah jendela rumah seakan ia menunggu pemilik rumah tersebut.

Pemandangan yang membuat hati Zee goyah. Lelaki kecil yang berusia berkisar 6 tahun seakan menanti dirinya. Bahkan ia tak terusik oleh temannya yang sedari tadi memanggil namanya.

"Permisi non. Barang yang dikamar tuan saya taruh kemana yah?" Suara itu mengusik kegiatan Zee. Tatapan Zee jatuh pada wanita tua yang sempat ia panggil untuk membersihkan rumahnya. Rencana ia akan menyewakan rumah ini dan memilih kembali ke tempat seharusnya.

"Taruh aja di kamar saya yah bi. Terimakasih yah bi" ujar Zee.

"Baik non."

"Kalo sudah selesai langsung pulang aja yah bi. Uang nya dah Zee transfer."

"Terimakasih yah non."

Zee membalas dengan senyum manisnya. Usai wanita itu pergi, tatapan Zee kembali mencari objek di balik kaca jendela. Namun yang ia lihat anak kecil tersebut kini sudah memasuki rumahnya. Lantas apa yang membuat Zee bertahan. . . ?

Zee segera menyelesaikan beberapa pakaian yang akan ia bawa. Hingga ekor matanya menangkap beberapa berkas dari ayahnya.

Pada akhirnya Zee  mendatangi berkas yang berbentuk dokumen dan beberapa album foto. Karena rasa penasaran nya Zee segera membuka dokumen yang berisi akta kelahiran.

Akta kelahiran Zee Violin

Akta kelahiran Zeevanya Violin

Kerutan  muncul di dahi nya. Keterkejutan yang membuat dirinya lantas melihat ke arah album.

Sebuah foto yang menampilkan sepasang bayi kembar. Memiliki senyum yang memikat. Hingga rasa sakit timbul kepala. Sedikit demi sedikit ingatan abu-abu muncul bagaikan kaset rusak.

Kini ia bertanya-tanya siapa aku. . . ?

_____

Zeevanya Violin gadis manis yang kehilangan senyuman nya. Gadis yang tak pernah percaya akan pelangi setelah hujan. Kehidupan yang keras mengajarkan gadis manis tersebut untuk tak mempercayai  dongeng yang hidup dibalik imajinasi, karena untuk mendapat kan kebahagiaan perlunya kerja keras.

Tapi. . .

Tidak untuk kembarannya. . . .

Hidup sebagai bayangan dari kembarannya bukanlah sesuatu yang mudah. Di didik sebagai kesempurnaan dari Zee harus membuat Zeevanya harus ekstra bekerja keras. Tidak pernah di anggap dan ditinggalkan.

Hal ini bermula sejak keduanya memasuki sekolah menengah pertama dimana Zee selalu pulang dengan keadaan mengenaskan. Dibully terus-menerus hingga membuat cacat bagian mental dari Zee sendiri.

Ayahnya menugaskan Zeevanya untuk menjadi Zee sementara. Namun kata sementara yang dimaksud ayahnya adalah kata selamanya dimana, Zee tidak bisa mengingat perceraian orangtuanya dan yang paling menyedihkan terlupakan nya Zeevanya.

Zeevanya bukanlah gadis pendendam. Justru ia sangat menyayangi kembarannya melebihi apapun. Hingga ia pun bersedia melindungi sebagai bayangan nya.

Bagaimana pun Zeevanya hanya bisa melihat jika Zee adalah sosok yang harus dilindungi.

Menjadi bayangan dari Zee bukanlah sesuatu hal yang mudah. Terbiasa tidak memiliki dunianya dan berakhir dilupakan.

Hingga akhirnya. . . .

Dunia nya kembali hancur

Ayahnya meninggal

Sedangkan Zee. . .

Mentalnya terguncang

Pada akhirnya gadis manis yang kehilangan senyuman nya bertanya-tanya. . .

Siapa aku. . . ?

_______

Zee menangis dimana ia melupakan kembarannya. Selama ini ia tak sendiri. Lantas yang membekas pada dirinya saat ini.

Siapa dirinya. . .  ?

Apakah ia adalah Zee penanti kebahagiaan yang akan datang ketika bersabar.

Atau ia adalah Zeevanya. Gadis manis yang kehilangan senyuman nya.

Selanjutnya kisah mana yang menjadi ingatannya.  .  . ?

Bagian mana yang ia lupakan. . .

ZEE VIOLIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang