Memory yang hilang

18 2 0
                                    

Kehancuran bagi seorang Zee adalah tiadanya penopang disaat dirinya jatuh. Semuanya terasa mustahil bagi Zee namun disaat yang sama ia merasakan jiwa yang hilang. Zee lemah pada perasaan kehilangan. Bunda terkasih, ayah pahlawan, Alang penyemangat. Semuanya terasa diambil dalam sekejap.

"Pergi! Jangan ganggu bunda lagi...! Kembalilah pada ayah mu!"

"Maaf Zee, ayah tidak bisa menjadi ksatria mu lagi ... Jaga kesehatan mu yah...."

"Jauhi aku! Kau tak sama lagi Zee! Aku kecewa..."

Semua perkataan itu menjadi momok menakutkan untuk Zee. Tatapan Zee hampa, ia menatap langit yang tak henti-henti nya untuk membagikan kesedihan. Hujan mengguyur badan Zee yang tak merespon apapun. Rasa dingin yang menyergap tidak dapat dirasakan Zee. Semuanya terasa hampa dan mati rasa.

Hingga perlahan...

Sosok itu datang, ia memberikan payung untuk Zee. "Sudah saat nya kamu melupakan segalanya..." Itulah kalimat yang dapat di dengar Zee sebelum matanya tertutup dengan sempurna.

____

Mata Zee terbuka, ia hanya menemukan dirinya berada di ruangan kosong dan serba putih. Zee merasa linglung dengan tatapannya tersorot pada pintu yang baru saja terbuka.

"Halo Zee. Aku Roy Aaron." Ujar laki-laki tersebut dengan senyuman nya. "Aku akan menemani mu sampai kamu sembuh" balas Roy.

Zee diam. Ia tak menjawab apapun. Tatapannya kosong dan hampa. Roy diam, ia merasakan yang dirasakan Zee. Apa yang Roy harapkan pada klien yang hampir saja mengakhiri hidup nya.

"Apakah kamu lapar? Aku sudah menyediakan sarapan untuk mu" Roy segera mengambil makanan dan menyuapi Zee.

Zee hanya merasakan kekosongan dalam dirinya "makanlah yang banyak, itu sangat baik untuk mu. Jangan memikirkan hal yang lain. Percayalah semuanya akan baik-baik saja...." Begitulah keseharian Zee dengan Aaron.

____

"Ceritakan padaku, hal apa yang membuat kamu suka?" Tanya Aaron tapi tidak di indahkan oleh Zee. Tatapan Zee terlihat kosong saat menatap jendela yang kini berembun akibat terpaan hujan "kau menyukai hujan?" Tanya Aaron lagi, tapi tetap saja tidak ada tanggapan lagi.

Aaron tersenyum "aku tidak menyukai hujan. Itu membuat semua pekerjaan ku terhambat.." desah Aaron sembari tatapannya jatuh pada rintikan hujan. Benar, tidak ada yang salah dengan ucapan Aaron kan? Bagi sebagian orang yang penghasilannya berasal dari orang yang datang, hujan akan menghambat orang yang datang.

"Hujan bukan menghambat kegiatan mu. Hujan hanya memberikan jeda untuk mu beristirahat..." Balas Zee pada akhirnya. Hal itu membuat Aaron bahagia, akhirnya ia berhasil membuat Zee bersuara.

Jeda?

Sulit menafsirkan perkataan Zee namun semua itu ada benarnya. Ketika seseorang yang terluka dan menangis. Hujan memberikan jeda untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan semuanya atau memberikan keputusan.

Zee pernah mengalami tersebut. Ia pernah di posisi ditinggal bunda saat hujan. Itu membuat dirinya menangis namun tertutupi dengan hujan yang datang. Zee tak perlu khawatir lagi atau merasa malu...

"Pemikiran mu sangat unik. Namun apakah perlu aku menyematkan padamu sebagai gadis hujan?" Canda Aaron dengan tawa kecil di wajah nya.

Zee tersenyum tapi tatapannya tak pernah lepas dari hujan yang setia hadir bersamanya.

_____

"Bagaimana keadaan nya?"

"Semuanya baik, tapi ia memiliki trauma di masa lalunya. Apakah kamu yakin tidak menemui nya Zeevanya?"

"Tidak. Aku tidak ingin menambah pikirannya lagi Aaron. Melihat tatapan putus asa saat itu membuat ku ingin sekali melindunginya meski aku tidak dikenalinya"

"Jadi saat ini apa yang akan kamu lakukan?"

"Tentu saja melanjutkan tugasnya. Tidak mungkin ia menghilang begitu saja Aaron. Aku tidak ingin semua orang yang membully nya, melupakan begitu saja. Setidaknya mereka harus merasakan apa yang adik ku rasakan..."

"Mengapa harus jadi Zee? Kau bisa menjadi dirimu Zeevanya..."

"Identitas ku selama ini tidak ada Aaron. Aku tidak ingin membuatnya semakin rumit..."

"Kau akan kehilangan dirimu Zeevanya "

Zeevanya tersenyum "setidaknya aku merasa jadi diriku saat bersama mu. Jaga adik ku dan terimakasih " Zeevanya segera berbalik bersamaan gugur nya daun maple.

"Kau terlihat seperti gadis maple" gumam Aaron.

_____

"Apa yang terjadi? Dimana Zee?" Tanya Aaron ketika ia tak mendapati Zee diruangan. Aaron segera keluar mencari Zee namun ia tak menemukan gadis tersebut.

"Apa yang harus aku katakan pada Zeevanya..." Gumam Aaron dengan pasrah. Saat dirinya ingin berbalik ke kantornya tak sengaja ia mendengar bisikan di sekitar kerumunan tentang kecelakaan.

Aaron pun segera bertanya "maaf Bu, apakah ada kecelakaan barusan?"

"Iya. Seorang gadis bertengkar dengan wanita paruh baya, sepertinya itu ibunya dan kemudian gadis itu mengejar wanita itu namun naas dirinya kecelakaan saat akan menyebrang jalan."

"Bagaimana dengan gadis itu?"

"Ia dilarikan di rumah sakit..." Ibu itu pun pergi sebelum Aaron bertanya lebih mengenai ciri-ciri nya.

Rasa khawatir menyergap dalam benak Aaron. Ia berdoa semoga itu bukan Zee. Jikalau itu Zee, Aaron tidak tau harus mengatakan apa pada Zeevanya.

Namun tanpa Aaron sadari hari itu adalah hari terakhir dirinya bertemu gadis maple. Karena setelah pembicaraan terakhir, Aaron tak lagi bertemu dengan Zeevanya.

______

"Bagaimana keadaan nya dok?"

"Ia mengalami pendarahan banyak. Stok golongan darahnya kebetulan habis di Rumah sakit ini."

"Kalo boleh tau golongan darahnya apa?"

"Golongan darah pasien AB"

Wanita itu mengangguk "ambil golongan darah saya dok. Kebetulan saya golongan darahnya AB"

"Ikut pemeriksaan terlebih dahulu yah."

"Baik dok."

_____

"A-air"

"Kau sadar?" Wanita itu tersenyum lega ketika melihat gadis yang ia tabrak sudah sadar.

"Siapa kau?"

"Aku Elis. Maaf aku yang menabrak kau. Kalo boleh tau, siapa nama mu?"

"Aku Zee"

"Kau tinggal dimana? Apakah ada keluarga yang bisa ku hubungi?"

Gadis bernama Zee berusaha mengingat,  namun ia hanya menemukan memori kosong didalam pikiran nya "a-aku tak mengingat apapun" ujar Zee. Selain namanya, Zee tak mengingat yang lain.

Elis terkejut. Ia segera memanggil dokter yang memeriksa nya.

_____

"Pasien mengalami benturan. Namun itu tidak berimbas pada ingatan pasien karena tidak ada yang salah pada saraf di bagian otaknya"

"Lantas apa yang membuat dia tak mengingat identitasnya?"

Dokter tersebut menghela nafas "kemungkinan sebelum kecelakaan pasien mengalami trauma yang membuat alam bawah sadarnya menolak untuk mengingat nya. Sehingga ingatan tersebut terkunci atau terhapus dalam diri pasien. Saya rekomendasikan anda untuk datang pada psikolog untuk saran lebih lanjut lagi nona Elis"

"Terimakasih dok"

Pada saat itu, Zee tinggal bersama Elis dan memulai kehidupan barunya.

ZEE VIOLIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang