Siapa yang paling tersakiti?

18 5 2
                                    

Roy Aaron seorang psikiater di usia muda. Namun bagaimana dengan kisahnya?

Roy tersenyum usai berakhirnya jam kerja saat ini, kini ia hanya menyusun beberapa berkas dan menyimpan nya di ruang arsip klien berdasarkan urutan tanggalnya. Namun tatapannya kini jatuh pada tanggal pertama kali dibuka nya kantor ini. Tanggal yang terisi identitas klien paling membekas.

Zeevanya violin.

______

"Wajah mu terlihat muram. Apakah kamu ingin berbagi cerita dengan ku?" Roy tersenyum menatap kepada gadis yang baru saja ia ketahui namanya.

Gadis itu tampak diam dan terlihat enggan untuk bercerita membuat Roy tersenyum lembut. "Semua orang memiliki permasalahan yang enggan untuk diberitahu. Namun setiap orang lupa jika permasalahan tak akan selesai hanya berdiam diri dan mengukur waktu. Jika kamu ingin bercerita, aku siap mendengarkan nya" ujar Roy membuat gadis yang semula diam kini menatap nya.

"Apakah dengan aku bercerita semuanya akan kembali pada semulanya?" Tanya gadis itu.

Suatu kemajuan bagi Roy bisa mendengar suara gadis tersebut. "Tidak. Namun dengan dirimu bercerita, kamu bisa mengurangi beban yang saat ini kami rasakan" jawab Roy dengan wajah cerianya.

Gadis itu terdiam. Ia bimbang untuk bercerita, namun ia juga terlalu sulit untuk memendamnya.

"Apakah kami keberatan untuk berbagi dengan ku?"

Roy tak kan memaksanya ia tau jika semaki memaksakan, gadis kecil didepannya tidak akan mau bercerita.

"Baiklah jika kamu masih kesulitan, tidak apa-apa. Tapi percayalah, tidak akan ada yang meninggalkan mu sendirian"

Roy berdiri setelah memberikan beberapa kata-kata motivasi oleh gadis tersebut. Sebelum....

"Tunggu... ! Apakah kamu memiliki waktu untuk makan cookies bersama?"

Roy berhenti. Ia tersenyum jika gadis kecil itu kembali bersuara, seakan memberikan akses untuk dirinya masuk dan menyelami kehidupan nya.

"Tentu saja! Apakah itu berada di dekat sini...." Roy perlahan berbalik menatap gadis kecil tersebut dengan senyum manis yang khas di wajahnya "Zeevanya?"

_____


Roy tersadar kembali, dengan cepat ia menutup beberapa dokumen tersebut sebelum dirinya mengunci pintu kantornya.

Kantor dan rumahnya tidaklah jauh, sehingga untuk kembali pulang ia tak perlu menggunakan kendaraan. Banyak perubahan yang terjadi selama kurang lebih 6 tahun terakhir namun untuk itu semua, ia masih memilih sendiri.

Ekor matanya tak sengaja melihat seseorang yang dikenalnya, meski terlihat samar. Namun bagi Roy ia masih tetap mengenalinya. Hingga langkah kakinya pun tanpa sadar mengikuti objek tersebut

"Apa kamu Zee? Zee Violin?" Seseorang yang tak asing dan dilihatnya tidak lain adalah Zee violin. Seseorang yang pernah menjadi klien nya. Namun yang dilihat Roy, tampaknya gadis di depannya kesulitan mengenalinya.

"Maaf? Anda siapa yah...?" Akhirnya suara Zee pun keluar. Sungguh mengejutkan bagi Roy di depannya. Apa yang terjadi? Itulah spekulasi dalam pikiran Roy

"Apakah kamu tak mengenal ku? Aku Roy Aron. Seorang psikiater yang pernah merawat mu Zee. Melihat kamu disini, akhirnya kami bisa membuka lembaran baru Zee. Aku bangga sama mu Zee...." Terang Roy, inginnya ia menceritakan kembali. Namun melihat Zee lebih memilih melupakan memori nya sehingga ia tak bisa bertanya lebih detail. Roy pun segera mengambil beberapa makanan asal sebelum kembali ke kasir untuk melakukan pembayaran.

Ia tergesa-gesa seakan menghindari Zee untuk bertanya lebih lanjut lagi. Zee ataupun Zeevanya hanyalah korban yang menjadi pelaku.

Tentang Zee dan trauma beratnya atau Zeevanya dengan kepalsuan nya.
Namun diantara keduanya, siapa yang paling tersakiti? Roy tidak tau jawabannya. Pertanyaan ini sempat bersarang dalam benak Roy, namun sampai saat ini jawaban nya hanya sama.

Mereka raga tanpa perasaan....

_______

ZEE VIOLIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang