Kaca

54 7 0
                                    

Kaca...?
Kau bisa melihat dunia mu.
Tapi kau tak bisa memilikinya, karena ada kaca sebagai pembatas mu.
~zee violin~

Zee dapat melihat senyum dari mereka. Seakan virus yang menular, senyuman mereka mampu memberikan Zee kebahagiaan tersendiri.

Panti asuhan bunda kasih

Zee tidak menyesal telah menjadi penyumbang tempat ini. Dengan begini Zee bisa melihat senyum bahagia dari anak panti.

Rasanya senyuman mereka jernih seperti air. Bukan senyum penuh kepalsuan yang sering Zee lihat.

"Nak Zee suka anak kecil yah...? Bunda liat loh sedari tadi nak Zee ikut senyum pas mereka senyum..." Zee menghentikan kegiatan nya dan tersenyum ke wanita paruh baya didepannya.

"Iya Bun. Zee senang melihat mereka tertawa tanpa beban. Zee berharap senyum mereka tidak berubah sama sekali." Ujar Zee dengan sopan.

"Alhamdulillah nak Zee. Kalo gitu bunda tinggal dulu" Zee kembali menatap anak anak dibalik kaca yang menjadi batasnya.

Terkadang Zee berpikir, apakah dirinya telah menyelamatkan masa kecil dari anak panti ini. Supaya tidak ada mimpi buruk seperti yang dia alaminya.

Mengapa kaca diciptakan sebagai pembatas..?

Senyum bahagia Zee kini pudar...

_____

"Akh sial. Seharusnya tadi nebeng sama Alang. Kan ngak kehujanan gini." Zee sekarang terjebak dalam hujan angin. Sekali lagi Zee menghembus kan nafas menatap langit yang semakin gelap.

"Semoga ayah cari gue" rapal Zee. Zee menatap di sekitar yang mulai sepi. Saat ini Zee sedang menunggu di pemberhentian bus tempat biasa ia pulang. Tapi mengingat cuaca, Zee menyakini jika bus tidak ada lagi jam ini.

Mata Zee berkeliaran hingga tertuju pada mobil yang berhenti. Disana Zee bisa melihat sepasang keluarga sedang menaiki mobil setelah keluar dari supermarket. Memang dari berdirinya Zee tidak jauh dari supermarket. Tapi tetap saja harus melewati hujan.

Zee dapat melihat jelas wanita yang akan masuk ke pintu mobil sebelahnya.

Bunda...?

"Bunda...!" Teriak Zee. Wanita yang dipanggil bunda segera mengikuti asal suara. Betapa terkejut dirinya melihat Zee yang tersenyum lebar ke arahnya. Dengan cepat wanita itu segera masuk kedalam mobil. Zee melihat bundanya masuk membuat Zee yang berniat menghampirinya segera berlari ke mobil putih.

"Bun... Bunda...! Ini Zee! Ini zee bun...!" Saat langkah Zee sampai pada kaca mobil, Zee mencoba mencari wanita yang dirindukannya. Perlahan mobil itu pergi menjauh meninggalkan Zee.

"Bunda....!!!"  Teriak Zee yang terduduk lemas.  "Bunda..." Lirih Zee, air mata Zee ikut menyatu bersama hujan. "Bunda... Zee kangen"

Zee merasakan  kehadiran didepannya. Membuat Zee mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang memayungi nya.

"Alang...." Seakan tidak pernah menangis, Zee segera kembali ke ekspresi senyum manis nya.

"Alang jemput Zee... " Terkadang Alang heran melihat wanita yang menjadi temannya seakan mempunyai stok senyum.

ZEE VIOLIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang