-Ayna-
"Anjay! Bangun nggak! Mau sampe kapan sih lo diem mulu dikamar kayak batu lumutan."
Dikta Raga Janari, manusia paling rese yang entah kebajikan apa yang sudah dia lakukan dimasa lalu hingga ditakdirkan menjadi saudaraku. Saudara beda lima menit pula. Datang untuk mengacaukan soreku yang tenang nan damai.
"Udah berapa kali sih aku bilang jangan manggil kayak gitu."
Aku berdecak sebal saat dia malah mengacak-acak kedamaianku. Merebut laptopku yang masih menyala menampilkan wajah tampan Mas Kim Soo Hyun lagi teriak- Saranghae...saranghandago.. saranghandanika..jinjja nomu nomu saranghae. Lalu menarik selimut yang menutup hampir seluruh tubuhku kecuali hidung sampai mata.
"Memang nama lo Anjay. Cepet bangun!"
"Anjayna Diktaaaa..Anjayna. Apa susahnya sih nambahin -na dibelakangnya."
"Abang!"
"Whatever."
The rule to be Dikta's sister is, (1) Anjayna dilarang manggil 'lo' 'gue' tapi Dikta boleh (2) Anjayna tetap harus, kudu, mesti manggil Dikta 'abang' walau cuma beda lima menit sementara Dikta bebas manggil apa aja (3) Anjayna harus sabar dan kuat mental. What a shitty rule.
"Udah seharian loh lo kayak gini Ay. Makan enggak, mandi enggak, turun ke bawah juga enggak. Jangan buat kita semua cemas dong. Nggak kasian lo sama Bunda?"
Aku beringsut dari kasur nyaman yang enggan ku tinggalkan seharian ini. Patah hati gini banget ya, bikin nggak semangat ngapa-ngapain. Seharian ini aku cuma sembunyi dibawah selimut, binge watching drama korea sampai mata sepet.
"Ya udah iya ini aku mandi. Bawel."
"Cepetan! Udah ditungguin dibawah."
Kemudian Dikta keluar dari kamarku setelah meletakkan laptop di atas nakas.
***
Setelah selesai mandi aku turun kebawah, menyusuri tangga-tangga kayu menuju dapur untuk mengambil segelas air. Tenggorokan ku terasa sangat kering setelah seharian tidak dialiri air sedikitpun kecuali liur.
Saat tiba di dapur ternyata sudah ada Bunda dan Kak Ranum, sedang sibuk berkutat dengan kentang-kentang rebus yang aromanya sudah kemana-mana dan alat pengupas kulitnya.
"Hai Kak. Udah dari tadi?"
Tanyaku ceria---berusaha ceria.Kak Ranum mengangguk.
"Pada mau masak apa sih Bun?" Tanyaku lagi."Perkedel." Jawab Bunda singkat.
Mereka berdua menatapku tanpa suara. Sedangkan aku berusaha untuk terlihat biasa saja, meletakkan gelas di atas meja bar dan mulai menuangkan air kedalamnya lalu menenggaknya sampai habis. Terlihat dari ujung mataku mereka masih diam mengamati setiap gerak-gerikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quarter Life CriShit [TAMAT]
ChickLitAda Kale Arsana Malik, si almost expired tampan kembaran Dylan Sprouse versi brewokan. Ditanya perihal kapan menikah sebenarnya bukan masalah besar untuk Kale. Tapi kalau yang bertanya itu ibunya, maka itulah sumber masalah besarnya. Karena apa? Kar...