Bagian Enam

27.5K 3.5K 31
                                    

-Ayna-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Ayna-

Pusat perbelanjaan dijam-jamnya pulang kantor seperti ini tak pernah kalah ramai dari jalanan yang padat merayap di luar sana.

Bedanya, di dalam mall yang luas dan sejuk ini kita tidak akan menemukan suara klakson yang bersahutan atau orang-orang yang saling serobot, mendahului satu sama lain yang tentu membuat kita tidak tahan untuk tidak berkata kasar.

Kita juga tidak akan merasa kebosanan meski harus berada di dalam mall berjam-jam, entah untuk menikmati satu cup caramel machiato dingin disalah satu sudut Starbucks untuk melepas penat sembari memberi asupan sehat untuk mata---liatin koko koko pulang ngantor atau mas-mas barista contohnya. Atau sekedar keliling-keliling mall tanpa tujuan hanya untuk numpang ngadem.

Tapi beda cerita kalau harus berada di dalam mobil berjam-jam karena terjebak kemacetan, salah satu opsi terbaik yang bisa dilakukan paling hanya memutar radio atau mendengarkan podcast dari Spotify. Atau akan lebih baik kalau mendengarkan murottal, suara merdu Muzammil Hasbalah lumayan ampuh untuk menahan lisan penuh dosa ini yang siap berkata kasar karena waktu tempuh yang seharusnya cukup satu jam bisa sampai tiga jam lebih.

Di Jum'at sore menjelang malam ini aku masih berada di dalam mall. Berkeliling seorang diri, masuk dari satu baby shop ke baby shop lainnya hanya untuk mencari kado yang tepat untuk keponakan tersayangku yang baru saja lahir, anak Kak Ranum.

Kali ini aku masuk ke baby shop yang kesekian, berbagai macam perlengkapan bayi yang imut bin lucu langsung mencuri perhatianku.
"Selamat datang Mbak, ada yang bisa saya bantu." Sapa seorang pramuniaga menyambutku.

"Saya mau cari stroller bayi yang kayak gini ada nggak ya mbak."
Aku menunjukkan layar ponselku yang menampilkan gambar stroller bayi motif polkadot abu-abu yang kemarin sempat kusearching hampir semalaman.

Sang pramuniaga tampak berpikir sesaat lalu mengangguk, "Ada Mbak. Ayo saya tunjukkan."

Aku segera mengikuti langkahnya yang membawaku ke jejeran stroller bayi berbagai model.
Sampai pada stroller dengan merk yang ku cari, "Mbak maaf, ternyata stroller yang motif polkadot dengan merk yang sama kebetulan lagi kosong."

"Yahh terus gimana dong Mbak, saya cari yang motifnya polkadot."
Aku memandang wajah sang pramuniaga yang tampak merasa bersalah.

"Maaf ya Mbak, tapi memang motif yang itu cepat banget sold out nya. Kalau Mbak nya mau, bisa pesan dulu seminggu lagi barangnya sampai."

"Seminggu banget Mbak? Saya butuh sekarang padahal." Aku berpikir sejenak, "Kalau motif yang lain dengan merk yang sama gimana Mbak?" Lanjutku.

"Kalau yang bermotif tidak ada Mbak. Yang ada kombinasi warna."

Sang pramuniaga menggeser tubuhnya sehingga aku bisa melihat berbagai stroller yang ia tunjukkan.
Aku mengamati baik-baik stroller berwarna hitam kombinasi abu-abu di hadapanku.

Quarter Life CriShit [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang