Friendzone

9 3 0
                                    

Enjoy~

Sabil Pov
Aku tidak sengaja tertidur di kelas ketika jam pelajaran sejarah- ya mau bagaimana lagi, Pak Ngadiman ketika mengajar seperti membacakan dongeng saja walaupun aku tidak pernah tau rasanya dibacakan dongeng oleh ayah- ketika aku bangun dari tidur cantikku aku menajamkan mataku dan saat kusadari orang-orang seisi kelasku sudah pergi. Pergi kemana kah mereka? Oh iyah kantin ini sudah jam istirahat. Tapi kenapa tidak ada yang membangunkanku?? Apa salahku pada mereka? HEHE

Bahkan sahabat ku yang paling aku sayangi meninggalkanku? Kenapa?? Ke-na-pa?? (Lagi?")

Aku kan lapar juga. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan sendirian ke kantin.

Saat melewati lapangan basket aku melihat Bara sedang bersama seorang gadis, gadis itu duduk dikursi semen dengan menunduk dan memegangi kepalanya sedangkan Bara berjongkok dihadapannya. Sedang apa mereka? aku mengambil langkah untuk mendekati mereka lalu mengajak Bara ke kantin.

"Sakit banget?"
Kudengar ada nada khawatir disana. Gadis itu mengangguk dan matanya basah oleh air mata. Mereka bahkan tidak menyadari kehadiranku. Ya jelas saja aku kan masih berdiri di belakang Bara. Aku mendekat untuk berdiri di samping Bara.

"Jess lo kenapa?"
Ini kataku. Yep gadis yang bersama Bara itu Jessy alias mantan Bara. Bara hanya memandangku sekilas wajahnya seperti akan menangis. Aku memandang sekeliling dan melihat ada bola basket yang sedang bertengger manis didekat Jessi. sepertinya aku tau penyebabnya.

"Kena bola ya?" Tanyaku sekali lagi. Sedikit khawatir karena gadis itu terus saja menangis sedangkan Bara sedang berusaha meredakan tangisan gadis di depannya. Bara menengadah dan menatapku dengan mata elangnya.

"Lo bisa gak diem aja? Udah tau orang lagi kesakitan pake banyak nanya lagi!"

Aku tersentak, untuk pertama kalinya mendengar dia marah padaku?

Karena tidak terima akupun balas memakinya.
"Gak usah nyolot juga dong. Gue nanya juga karena khawatir. Lagian lo tolol banget! cewek lo ketimpuk bola bukannya bawa ke uks. Kakinya masih bisa dipake buat ja-"

"Cukup Sa, mending lo pergi kalo cuma bikin puyeng gue"

Cih lihatlah dia bahkan mengusirku. Tanpa menanggapi perkataannya lagi aku menghentakkan kaki untuk menjauh dari mereka berdua. Inginku menjambak rambutnya berantakan dan lembab karena keringat. Gila Bara seksi sekali. Eh apaan sih jadi mikir seperti itu.

Yang sedang lapar kan aku kenapa jadi dia yang marah-marah?

Awalnya aku berjalan cepat menuju ke kantin namun semakin dekat dengan tempat itu langkahku melamban. Tanganku terangkat untuk memegangi dadaku yang rasanya sesak.

Ada apa denganku? Kok rasanya sesak? Kenapa jadi teringat kejadian barusan?

Kenapa aku lamban sekali? Ini dikarenakan Bara marah-marah padaku ya?

Atau karena aku cemburu Bara berduaan dengan Jessy? Ah mana mungkin kan aku tidak punya perasaan apa-apa kepada Bara. Baiklah lupakan saja kejadian tadi. Sabil tadi itu bukan masalah gede gak usah dipikirin ok.

🍇🍇🍇🍇🍇

Bara pov
Gue lagi ngelamun, walaupun ngelamun gue tetep ganteng kok. Sampe anak-anak cewek yang lewat depan gue aja senyum-senyum mesem ngeliat gue.

Bentar lagi jam istirahat selesai tapi gue belum ngeliat penampakan Sabil sama sekali. Dia kemana sih? tumbenan biasanya juga molor di kursi pojok kalo udah kenyang.

Apa dia marah ya soal tadi?

"Ju temen lo kemana?"

"Hah siapa?"

BuncahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang