Vulgar

3 0 0
                                    

Setelah kejadian terlambat dan dihukum di lapangan sekolah, dua manusia yang tadinya awalnya bersikap dingin itu kini sudah kembali rujuk. Kembali ke aktivitas semula dengan Bara dan Sabil berangkat dan pulang sekolah bersama, makan di kantin bersama dan juga berdebat tentang hal-hal kecil yang berujung Bara terkena gebukan pada lengan atau pundak ketika pria itu bersikap menyebalkan seperti biasa.

Suasana hati Sabil kembali menghangat setiap kali Bara menunjukkan kekehannya yang tampak innocent di matanya. Sabil juga sesekali ikut tersenyum ketika Bara sedang tertawa padahal tawa pria itu bukan ditunjukkan untuknya. Sabil jadi menyesal kenapa juga kemarin-kemarin dia malah menjauhi pria sebaik Bara. Iyah pria itu tetaplah baik dan juga selalu membantunya walaupun Sabil bersikap ketus kepadanya.

Pernah ketika hari sedang hujan, saat itu Sabil sedang berdiri di dekat pos satpam niatnya berdiri disitu agar abangnya yang mau menjemputnya tidak kesusahan mencari keberadaannya walaupun menyebabkan sepatu dan seragamnya kebasahan terciprat air hujan. Gadis itu sesekali menggosok lengannya karena udara dingin menusuk kedalam pori-pori kulitnya. Beberapa meter dari Sabil, ada Bara juga yang sedang menunggu hujan reda, bukannya tidak membawa jas hujan, hanya saja pria itu takut kenapa-kenapa karena penglihatannya tidak jelas ketika jalanan dipenuhi air hujan yang deras sedangkan kacamatanya patah karena Bara tidak sengaja mendudukinya. Melihat Sabil kedinginan Bara berinisiatif untuk menghampiri gadis itu lalu melepas sweater coklatnya dan menyampirkannya di bahu Sabil, si gadis manis tersentak karena afeksi yang tiba-tiba dari Bara.

"dingin Sa, nanti masuk angin" ucap Bara, padahal bibir pria itu juga menggigil ketika Sabil menengok dan menatap wajah pria itu.

"eh, ngga usah Bar, lo juga kan bawa motor ntar kedinginan gimana?" Sabil mencoba untuk melepas dan mengembalikan sweater tersebut tapi Bara keburu menahannya dan menggeleng, lalu tanpa berkata-kata lagi pria itu melesat ke arah lain menembus hujan dan meninggalkan Sabil mematung sendiri dengan sweater milik Bara. Tidak ada pilihan lain maka Sabil memakaikannya pada badannya dan semilir aroma parfum Bara menusuk ke dalam indra penciumannya.

"oh iyah Sa, sweater gue yang coklat itu masih ada kan?"

Lamunan Sabil seketika buyar saat suara pria itu menginterupsinya. "ada kok, udah dicuci ada di rumah. Ntar deh gue ke rumah lo ya"

"Oke!"

Benar aja setelah membersihkan diri dan berganti baju, Sabil dengan santainya memasuki area rumah Bara. Sepertinya tidak ada tanda-tanda ibu dari pria itu atau Tara. Oh iyah Tara sepertinya ada kumpulan organisasi, Sabil sangat hapal sekali jadwal pulang telat kembaran dari sohibnya itu.

"Anj-" Itu adalah umpatan tidak jadi yang terlontar dari bibir Bara, pria itu begitu terkejut begitu melihat Sabil sudah berdiri di bawah tangga, gadis itu memang bermaksud akan ke kamar Bara yang ada di lantai atas. "Bil l-lo ngapain di sini??" Katanya lagi histeris, kepalanya menunduk melihat ka arah Sabil. Dan Sabil masih memproses apa yang telah ia lihat itu hal yang sangat vulgar seharusnya. Ya Sabil melihat Bara yang hanya menggunakan celana bokser tanpa atasan alias shirtless. Shirtless loh S-H-I-R-T-L-E-S-S!!!! Woww apakah ini berkah untuk sang gadis atau kah musibah?

"AAAAAAAAAAAAA!" Tentu saja ini adalah teriakan Sabil setelah gadis itu sadar bahwa apa yang ia lihat itu hal yang tidak boleh ia lihat. Namun bukannya berbalik atau pergi ia hanya diam di tempat dengan mata yang masih melihat ke arah perut Bara yang tidak ada sixpacknya itu huffft.

Bara yang mendengarnya ikut terkejut tangannya buru-buru menyilang di bagian depan dadanya. Dan buru-buru kembali ke kamarnya untuk menggunakan pakaian yang syar'i yaitu kemeja koko dan sarung :( Bercanda. Bara kemudian memakai kaus lengan pendek warna hitam dan celana pendek di atas lutut.

"Kenapa sih main nyelonong aja? Kalo ada guci nyokap gue yang ilang, lo orang yang bakal gue tuduh." Mereka berdua udah duduk bersampingan di atas karpet kamar Bara. Dengan setoples keripik pisang di tangan Sabil, gadis itu acuh oleh tuduhan yang Bara katakan.

"Mau minum Bar." Pinta Sabil menunjuk botol minuman manis dingin yang ada di dekat Bara. Tangan pria itu mengambil minuman yang ditunjuk Sabil dan membuka tutup botol yang masih tersegel lalu diberikannya kepada Sabil.

"Makasih ganteng." Ungkapnya dengan menenggak minuman itu rakus. "Gue kan udah biasa dateng ke sini, lagipula gue manggil-manggil nama lo kok."

"Gue gak denger apa-apa tuh."

"Gak heran sih kan gue manggilnya dalem hati he he he." Untuk pemirsa yang ingin menonjok gadis di hadapan Galih ini waktu dan tempat dipersilahkan ☺️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BuncahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang