7. Freak friends

32 9 11
                                    


🍀🍀🍀🍀

Jarum jam telah menunjuk ke angka 3, lelah rasanya hanya berbaring disofa menonton acara spongebob atau ke dapur membuka kulkas berulang kali padahal tidak ada apapun.

Sepi. Aku sendirian dirumah. Ibu pergi bekerja dan dejin kekampus. Tidak ada makananan. Ibu hanya memasak sehari sekali untuk makan malam. Tadi pagi aku tidak sarapan apapun hanya memakan salad  buah yang tinggal setengah kotak tupperware, sepotong cheesecake dan sekotak es cream yang semalam dejin beli, tenyata pria itu tidak benar-benar menghabiskannya.

Dan jam segini isi perutku sudah berdemo minta diberi asupan. Terpaksa aku membuka aplikasi grap untuk memesan makanan. Banyak sekali yang ingin aku makan. Nasi padang, ayam geprek, cheese burger dengan kentang goreng, telur gulung, baso aci, baso malang, baso super, baso beranak, baso merecon, baso cilok, mie ayam, nasi goreng, nasi bakar, nasi rebus, nasi godok, nasi campur, nasi rames. Astaga jangan-jangan aku sakit bukan karena demam secara medis melainkan ketempelan setan rakus.

Pertama-tama aku harus memastikan jika uangku cukup untuk membeli makanan. Mari kita lihat. Bagus, uangku tinggal tersisa 3.250 lagi! jadi menyesal uang pemberian dari ibu malah kubelikan kuota XL yang 11gb. Tadi-tadi aku sekolah saja daripada kelaparan disore-sore begini.

Ku lemparkan handphoneku ke sofa karena jika kulempar ke lantai bahaya nanti rusak kan aku tidak mungkin dibelikan yang baru dalam waktu dekat. Merebahkan tubuh dikarpet dan memeluk guling. Mau tidur saja siapa tau nanti dimimpi ada yang memberiku makanan enak.

Baru beberapa detik terpejam, mataku kembali terbuka karena ada suara  ketukan keras dari luar pintu.

"Spadaaa anybodyhome?"

Aku tau suara siapa diluar sana. Itu suara bara berteriak-teriak seperti simpanse.
Menganggu saja padahal aku baru akan tidur.

"Iya bentaaar ga sabaran jadi orang! kaya pengantin mau malam pertama aja" cibirku sambil berjalan untuk meraih gagang pintu.

Setelah membuka pintu lebar aku menemukan sesosok bara, juan, dan jimi sudah menyeringai lebar.

"Ngapain kalian kesini sih ?" Tanyaku ketus. Kan aku sedang sakit walaupun sudah lebih baikan dari semalam tetap saja aku butuh istirahat yang cukup.

"Nengokin lo lah. Umur gaada yang tau"

Juan berucap dengan menunjukan senyum kelinci hingga eye cringe nya terpampang di bawah mata. Gemas ingin sekali dimasukkan ke karung dan dibuang ke sungai.

"Lo pura-pura sakit ya? Parah sih penipuan namanya"

Bukan hanya dejin yang menuduhku pura-pura sakit, tenyata bara pun berpikiran sama dengan kakaku. Sepertinya, yang adiknya dejin itu bara bukan diriku.

"Kalau kalian kesini cuma mau ganggu mending kalian pergi sebelum gue bacain ayat kursi"

Ketiga lelaki itu saling bertatap muka satu sama lain lalu tertawa.

"Lo pikir kita hantu! Jahat kamu"

Aku mengedikkan bahu dan menatap jimi geli karena pria itu sedang dalam mode sok imut. Lucu sih tapi sayang aku tidak tertarik.

"Kita bawa makanan nih. Tadi bara menang lotre jadi daripada uangnya kebuang mending beliin makanan buat yang lagi sakit. Nih"

Juan menyodorkan beberapa keresek padaku. Aku ragu-ragu menerimanya, apakah memakan makanan hasil lotre itu haram? Mungkin tidak jika juan tidak memberitahuku hasil dapat uangnya darimana.

"Tenang aja kali sa, ini makanan hasil patungan dari uang jajan kita" seolah tau apa yang kupikirkan bara segera memberi pembenaran mengenai kalimat juan. Aku tersenyum dan mengambil alih keresek yang dipegang juan.

"Gaakan disuruh masuk nih? Kita bukan sedang demo lho bil"

Jimi menaikkan sebelah alisnya.
Aku mengiyakan dan menuntun mereka untuk duduk disofa sementara aku pergi kedapur untuk mengambil mangkuk. Sebelum meletakkan keresek diatas meja ruang tamu kulihat ada soto 4, sari roti rasa coklat 2, susu ultra rasa coklat 1, 3 es campur, dan 3 thai tea. Jadi aku hanya diberi soto, susu dan roti saja ya ? Es campur dan minumannya hanya ada tiga. Tega sekali. Mereka ini kesini hanya untuk menumpang makan atau bagaimana sih?

Aku mengambil 7 mangkuk dan sendok ke tempat mereka bertiga berkumpul. Wajah mereka sumringah saat aku membuka satu persatu plastik untuk dituangkan kedalam mangkuk.
.
.
.
.
🍀🍀🍀

"kalian gaakan pulang?"

Tanyaku. Makanan sudah habis dari tiga puluh menit yang lalu. Kami semua merasa kekenyangan karena makan terlalu banyak. Sambil merebahkan diri dengan kepala bersandar dilengan sofa dan kaki diletakkan diatas paha bara yang sedang bermain games. Menyamankan diri.

Juan dan jimi pun sudah tidur terlentang dilantai sambil mendengar lagu kodaline.

"Wah gatau terimakasih. Masa udah dibeliin makan malah diusir!" Kata jimi sambil merayap kearah meja untuk menyedot thai teanya.

"Bukannya gitu, kan udah sore. Ngga dicari orang tua?"

"Gue sama jimi mau nginap dirumah bara. Kan besok libur nasional" juan bilang. Aku menengokkan kepala, menautkan alis. Sejak kapan juan mau berteman dengan kedua pria pecicilan itu ?

"Lo serius ki? Nanti kebawa aneh kalo gaul sama mereka berdua tau rasa"

Kataku menakut-nakuti. Tapi serius mereka berdua itu aneh. Aku pernah menemukan bara sedang berbicara sendirian, bukan, maksudku berbicara dengan dirinya sendiri. Yang kudengar bara berkata.

"Wahai ratuku. Maafkan hamba menyakiti baginda ratu. Tapi hamba akan menikah dengan putri odet si angsa putih dari negri barbie" bara berlutut dengan lutut menyentuh lantai. Kemudian dia berdiri membelakangi tembok.

"Tidak prajuritku. Aku mencintaimu. Jadilah pengantinku. Atau mari kita kawin lari maraton" katanya dengan suara dibuat-buat menyerupai wanita. Lalu bara berlutut lagi menghadap tembok.

"Aku juga mencintaimu. Mari genggam tanganku dan kabur dari sini sekarang" bara menjulurkan lengannya seolah menuntun untuk tangannya digenggam ratu dan menciumnya. How sweet tapi gila. Dan ceritanya tamat diakhiri dengan bara bertepuk tangan sendiri. Kasihan masih muda padahal.

Jimi pun sama anehnya. Pria itu hobi menggoda para gadis disekolahku. Memang tampan sih namun tidak jarang juga dapat penolakan karena muak dengan bualannya. Seperti.

"Kamu tau gak sarang apa yang menyenangkan?" Tanya Jimi kepada Indah gadis populer dikelasku.

"Sarang lebah? Sarang tawon? Sarang beruang? Sarang ular? Sarang ubur-ubur?" Kata Indah malas untuk menanggapi.

Jimi menggeleng sambil tersenyum kemudian mengenggam tangan kanan gadis disampingnya menatap dalam mata Indah.
"Saranghae" katanya dengan suara selembut kapas. Diciumnya punggung tangan Indah tanpa melepas tatapan matanya kepada gadis itu.
Reaksi indah? Tentu saja luluh. Jimi si jago ngerdus itu tiada tandingannya, Andika kangen ben saja berada dibawahnya. Sudah pro untuk urusan tembak menembak menjadi satu. Bila dihitung dengan sempoah, Indah adalah gadis ke 32 bulan ini yang dia pacari. Playboy bintang tujuh.
.
.
.
.
.
.
.
.

Quotes dichapter ini adalah "Dibalik kesempurnaan seseorang terdapat kekurangan baik itu terlihat jelas ataupun tidak". Muahaha
Wassalam. Jangan lupa votenya ya sayang 😘
Borahae 💜

BuncahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang