Hill star

33 7 31
                                    



Halo aku kembali. Salam dulu sama yang bentar lagi ulang taun 🤝

 Salam dulu sama yang bentar lagi ulang taun 🤝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salfok sama bibir dan kumisnya akutuh😭

Selamat membaca.
🐯🐯🐯

Meski Bara sangat menyebalkan, terkadang pria itu bisa menjadi berguna dihidupku. Contohnya saat ini. Dia bilang akan menemaniku pergi kemanapun aku mau. Kubilang ingin melihat bintang. Bara tampak berfikir sebentar lalu mengangguk setuju. Menyuruhku untuk menunggunya 10 menit untuk bersiap.

🍀🍀

"Bara lo gaakan bawa gue ke luar angkasa kan ?" Aku sedikit berteriak dan menempelkan daguku pada bahunya karena kami sedang berada diperjalanan. Naik motor melewati perumahan dan jalan yang tampak asing serta menanjak.

"Sesekali berpikir positif tentang gue gabisa ya?" Katanya sambil membenturkan helm kami.

Ucapannya berhasil membungkamku dan malas melontarkan beberapa pertanyaan yang membuat penasaran. Jika sudah begini lebih baik aku diam saja melongok ke kiri dan kanan jalan memperhatikan penduduk yang sedang mengobrol didepan rumah sambil menahan kaca helm tetap terbuka karena kaca helm bogoku akan turun otomatis saat melewati jalan berliku atau polisi tidur. Ku beri julukan helm ajaib.

Beberapa menit kemudian bara memelankan laju motor dan membelokkannya memasuki parkiran sebuah warung makan lesehan dipinggir jalanan menanjak. Aku turun dari motor sebelum bara menstandarkan kendaraan maticnya. Kulihat sekeliling yang cukup ramai dipenuhi para muda mudi yang sedang berpacaran. Tidak heran karena ini malam minggu.

Bara yang sudah berdiri kemudian berjalan mendahului, aku sebagai pengikut yang tidak tahu apa-apa hanya berjalan dibelakangnya seperti seekor itik yang membuntuti induknya.

Seorang wanita paruh baya yang sedang membawa nampan tersenyum ramah kepada kami. Jika dilihat dari penampilannya sepertinya beliau adalah pemilik kedai tempat ini. Pemilik kedai itu masuk kedalam sebuah bilik lalu memberikan kertas menu dan pulpen kepada bara.

"Makasih bu" ucap bara sopan. Akupun ikut mengangguk dan tersenyum kepada sang pemilik. Sebelum berjalan lagi menuju meja lesehan yang ada dilantai dua dan duduk disana berdampingan dengan bara. Bara tampak serius memperhatikan kertas menu yang sedang dipegangnya. Beberapa detik kemudian menandai makanan dan minuman pilihannya. Setelah itu memberikan kertas menu padaku.

Aku tidak bernafsu makan, otakku masih memikirkan perihal kekecewaan yang disebabkan oleh diriku sendiri. Berekspetasi tinggi yang pada akhirnya tidak terealisasi kan. Menyedihkan.

Bara tampak memperhatikanku, lalu pandangannya beralih kepada menu dihadapanku yang sama sekali belum kutandai. Ku bilang aku tidak bernafsu makan tapi cacing diperutku sudah bernyanyi indah bagai peserta pencari bakat.

BuncahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang