semoga menghibur.
-----------Setelah kepergian Seno dan juga pria dingin yang bernama Jay, kini Sabil benar-benar akan beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar kelas. Namun lagi-lagi dirinya tersentak karena Bara yang ada dibelakangnya menarik tasnya sehingga Sabil terjungkal dan berhasil mendaratkan bokongnya dilantai keramik yang sangat keras. Bisa Sabil dengar si tersangka terbahak melihatnya kesakitan, dan bukan hanya Bara yang menertawakan, melainkan tiga orang yang masih duduk santai didepan kelasnya pun ikut tertawa melihat aksi Sabil. Serius deh malunya seumur hidup, ingin rasanya mencelupkan diri ke sungai berisi air es hingga membeku sampai ke isi kepalanya sekalian.
Sabil menumpukan tangan ke tembok disampingnya untuk berdiri, bibirnya meringis dengan tangan lainnya memegang area bokong yang terkena hantaman lantai keramik. Jika sampai tulang ekornya kenapa-kenapa jangan harap hidup pria dibelakangnya tenang.
"Awas aja lo bertiga, kalo minta gelang lagi gaakan gue kasih!!" ancam Sabil kepada teman-teman yang kompak menertawakannya. Setelah kalimat ajaib itu keluar dari mulut Sabil teman-teman lelaki yang menertawakannya mengulum bibir, sebagian ada yang mendengus dan berkata jika mereka tidak sengaja menertawakannya membuat Sabil terbahak dan memukul dahi orang itu.
Berkat kebaikan hati Sabil bagai bidadari, ia memang terkadang membagi-bagikan gelang kepada teman sekelas yang meningingkannya. Itung-itung amal, jika banyak sedekah kan banyak rejekinya. Maka dari itu apabila ada temannya yang macam-macam kepada Sabil, ia akan mengeluarkan jurus ancaman berupa kata-kata 'tidak akan diberi gelang' yang ternyata sangat ampuh untuk membungkam mereka, contohnya seperti ketiga teman Sabil yang baru saja menertawakannya. Picik sekali bukan gadis itu? Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk Juan dan Bara.
Sabil berbalik dan melihat Bara yang masih terkikik dengan tangan yang menghapus bekas air matanya.
"Puas kan lo bikin pantat gue sakit??" Kesal Sabil.
Bara mengangguk dan merasa senang luar biasa melihat aksi konyol gadis pendek didepannya. Menyenangkan saat melihat wajah kesal Sabil, mungkin jika yang jatuh gadis lain, Bara akan sangat merasa bersalah dan meminta maaf sebanyak-banyaknya, tidak tega menertawakan lalu membantu berdiri. Namun laih halnya dengan Sabil, gadis itu akan marah-marah atau bisa jadi sangat brutal dengan memukul lawannya, dia gadis yang apa adanya? Dan Itulah alasan mengapa Bara sangat suka mengganggu Sabil.
"Nih" Bara menjulurkan paperbag berukuran kecil kepada Sabil yang alisnya kini bertaut dan menatap sinis. Beberapa detik kemudian tangannya terangkat untuk mengambil alih paper bag ditangan Bara.
"Kali ini apalagi?" Tanya Sabil dengan mengintip isi dari paper bag yang ia pegang, sebuah parfum yang sering dibicarakannya dengan teman-teman satu fandomnya, Sabil melipat bibirnya kedalam mencoba untuk tidak tersenyum girang dihadapan Bara, tidak lupa ucapan terimakasih karena pria itu tau apa yang diinginkannya. Rejeki anak solimih.
Tentu ada syarat yang harus Sabil turuti jika Bara memberikannya sesuatu, bukannya pamrih dalam membantu sesama teman, tapi Bara memang selalu seperti itu jika meminta bantuan istilahnya simbiosis mutualisme Bara bilang. Sabil sih mau-mau saja diimingi barang-barang gratis karena Bara juga pernah bilang jika dia membeli dengan uang hasil jerih payahnya sendiri.
Jika mau tahu bayaran Bara sebagai seorang model dari brand sebuah pakaian itu cukup mahal. Dan Bara juga suka memberi hadiah-hadiah kecil untuk orang yang disayanginya termasuk Sabil temannya sedari kecil.
"Ikut main ke apartemen barunya Jimmi"
------------------------------------------------
Ketika Sabil sedang menunggu Bara didepan sekolah ia melihat Juan disebrang jalan dengan setelan denim juga converse high abu-abu serta rambutnya dibelah tengah menampakkan dahi, terlihat sangat tampan seperti biasa.. bahkan lebih tampan.Tumben sekali Juan berdandan dan berpakaian bagus, padahal jika pergi bersama Sabil, pria itu hanya memakai setelan orang yang akan berenang diwaterboom -iya hanya memakai kaus belel dan celana pendek diatas lutut juga slip on hitam yang anehnya tetap terlihat modis tampan dan tetap berkelas.
Sabil melambaikan tangan ketika tatapan Juan yang berada disebrang sana bertemu pandang dengan penglihatannya.
Juan tidak membalas lambaiannya karena malas dan juga sangat kekanakan menurutnya. Pria itu hanya mengangkat tangan lalu menunjukkan jari tengahnya dengan wajah datar. Si gadis disebrang memberenggut dan mengikuti hal yang dilakukan Juan yaitu mengacungkan kedua jari tengahnya dengan tatapan bengis.
Bara yang baru saja menghentikan motornya dipinggir Sabil cepat-cepet mem-berdirikan kendaraannya lalu turun dari sana dengan tergesa untuk menurunkan kedua tangan Sabil lalu menjitak kepalanya.
"anak gadis gapantes ngacung-ngacungin jari tengah"
"Si monyet itu yang mulai duluan" tunjuk Sabil ke arah Juan yang kini sedang memalingkan wajah dan tersenyum manis kepada seorang gadis cantik yang berjalan ke arah pria itu. Siapa dia? Gebetan Juan? Jika iya kenapa tidak pernah bercerita pada Sabil?
"Aww" lagi-lagi Bara melayangkan jitakan ke kepala gadis itu.
Sabil tidak terima, tangannya terangkat untuk membalas jitakan yang Bara berikan namun naas karena tinggi gadis itu hanya sebatas pundak membuatnya berjinjit untuk menggapai kepala pria jangkung didepannya. Bara pun tidak tinggal diam ia mencoba menghindar dengan ikut berjinjit juga menahan lengan gadis itu agar tangannya tidak bisa menyentuh kepalanya.
"Ciee..ciee" beserta siulan sumbang adalah sebuah godaan dari Jimmie yang sedang duduk diatas jok motornya yang diparkirkan disamping motor Bara. Jimmie terkikik geli melihat tingkah dua temannya yang sering melakukan pertengkaran yang tiada ujung.
Sepasang remaja itu menghentikan aksi pergulatannya setelah mendengar ejekan dari mulut tebal Jimmie. Bara berdehem sedangkan Sabil mendengus kesal karena tidak berhasil membalaskan dendamnya.
"Ayo cabut" ajak Jimmi selanjutnya setelah Bara dan Sabil sudah lebih tenang lalu bersiap melaju pergi dari tempatnya berpijak menuju apartemen Jimmie.
------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Buncah
Teen FictionMenurutmu mana yang lebih baik, disukai atau menyukai? Manusia terlalu egois untuk mau mengungkapkan perasaannya ya, dari awal memang Sabil menyukai Tara namun saat mereka sudah beranjak remaja, Tara seakan menjauhinya dan digantikan oleh Bara kemb...