Sedari tadi Sabil tak henti-hentinya mengutuk perbuatan teman-temannya yang dengan seenak hati menjadikan wajahnya buku gambar dadakan. Keempat remaja tersebut sedang bermain kartu dan Sabil dengan percaya diri menyatakan boleh mencoret wajah yang kalah dengan spidol 'nonpermanent tentunya' sebagai hukuman. Seolah senjata makan tuan, sudah dua kali berturut-turut gadis itu kalah dalam permainan.
Tentu saja hal tersebut menjadi kesempatan untuk Juan, Bara dan Jimmie yang dengan senang hati menggambar hal yang dapat membuat mereka tertawa. Tak menghiraukan Sabil yang wajahnya sudah mendidih atau memelas meminta belas kasih. Salah sendiri, siapa suruh mengusulkan hal yang berujung merugikan diri sendiri.
"Gue udahan ah" keluh Sabil
"Yah gak seru euy" kata Juan menimpali
"Tau lo Sa, cemen!" Jimmie ikut menanggapi yang dibalas pelototan oleh si gadis satu-satunya.
"muka gue jadi jelek" Sabil melihat pantulan wajah dicermin kecil yang selalu ia simpan disaku kemeja seragamnya "ini siapa yang gambar idung babi? Terus kenapa gambar matanya banyak banget? Kan muka gue jadi kaya siluman"
Ketiga pria itu terkikik geli merasa puas dan bangga karena sudah membuat karya seni yang menakjubkan. Mereka benar-benar mengerahkan kemampuannya dalam menggambar.
Coretan diwajah sabil sangat beragam, dibagian kening terdapat sebuah tulisan yang benar-benar norak dan rasanya sang pemilik wajah marasa mual, disana tertulis 'Sasa ❤️ Bara' yang hampir memenuhi keningnya. Dibagian hidung tergambar hidung babi karya Juan si seniman. Di bagian atas mata, Jimmie menambahkan tiga buah mata yang bentuknya nyaris sempurna, satu ditengah dan duanya lagi disisi bagian kanan dan kiri mata Sabil. Melihat itu dia jadi teringat oleh salah satu karakter difilm monster inc. Pada pipinya pun tak kalah ramai ada gambar bibir dan bintang dibawah matanya. Semoga tinta diwajahnya bisa dibilas dengan tissue basah dan Sabun.
"Kita harus ambil gambar" usul Bara, pria itu mengambil ponsel dan mengunci pergerakan Sabil agar tidak kabur dengan memeluk lehernya. Juan dan Jimmie pun buru-buru merapat dan menunjukkan pose sebaik mungkin didepan kamera. Sedangkan Siwajah canvas-Sabil- hanya bisa pasrah dan tersenyum dengan terpaksa. Lain kali Sabil akan mengajak mereka main kartu lagi, namun sebelum itu Sabil harus berlatih terlebih dulu hingga ia benar-benar menguasai permainan tersebut.
------------------------------------------------
"Udah dong jangan digosok terus nanti mukanya jadi tambah merah terus sakit""Belum ilang baranya" Sabil yang terus saja menggosok keningnya dengan tissue basah sudah sangat jengkel karena huruf tersebut hanya pudar tidak hilang sepenuhnya.
"Besok juga ilang, percaya deh"
"Kalo ngga gimana ? Lo mau tanggung jawab?"
"Ilang Sa, karena nanti pas lo tidur, tulisan ini bakalan nyerap kekepala lo dan masuk kemimpi, lalu saat lo bangun nama gue bakalan selalu ada dipikiran lo"
Astaga sejak kapan pria satu ini menjadi sangat puitis?
Sabil bergidik ngeri dan hampir muntah karena Bara mendadak agak cheesy.
"Norak tau Bar"
Sipria hanya tertawa renyah dengan bibir bentuk kotak yang kini jadi kesukaan Sabil. Hanya baru senyumannya saja yang Sabil sukai, mungkin besok-besok segala yang ada didiri Bara menjadi hal yang sangat menarik menurutnya.
"Sana gih masuk, besok berangkat bareng ya"
Sabil mengangguk tiga kali lalu berjalan mundur sambil mengucap kata terimakasih dan melambaikan tangan. Saat akan berbalik dan memasuki halaman rumah, panggilan Bara menghentikannya. Sabil memiringkan kepala dan memperhatikan Bara yang kini berjalan kearahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/205652788-288-k413596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Buncah
Fiksi RemajaMenurutmu mana yang lebih baik, disukai atau menyukai? Manusia terlalu egois untuk mau mengungkapkan perasaannya ya, dari awal memang Sabil menyukai Tara namun saat mereka sudah beranjak remaja, Tara seakan menjauhinya dan digantikan oleh Bara kemb...