New member

16 2 0
                                    

Haloo ria is back hehe

-------------
Ternyata punya teman dengan wajah yang tampan serta menjadi idola gadis-gadis disekolah itu banyak keuntungannya. Bukan hanya memanjakan mata, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi model dan juga promo produk dagangan dengan gratis tentunya.

Saat Sabil masih SMP, setiap hari sabtu sepulang sekolah. Sarah (mamanya Tara) tidak pernah absen untuk meminta Sabil untuk membantunya membuat cookies sebagai camilan, gadis itu dengan senang hati mau membantunya karena sangat menyukai kue berbintik coklat tersebut. Sampai sekarang pun ia masih tetap membantu Sarah membuat cookies dihari sabtu sepulang sekolah.

"Tante, cookies buatan tante kan enak banget tuh kenapa ga coba buat jual aja ?"

"Emang bakalan banyak yang minat? Tante gak percaya diri sa"

"Bara sama Tara kan populer disekolah tan. Cewek-cewek sekolah Pasti banyak yang minat kalo mereka yang promosiin apalagi yang buat mamanya Tara sama Bara sendiri"

Sebenarnya yang followersnya banyak itu Bara, pria itu memang kerap kali ditawari menjadi model sebuah pakaian-pakaian yang terkenal dikalangan anak muda. Tidak heran juga karena Bara memang terkenal dengan sifatnya yang easy going, humble, dan lebih gampang didekati, jadi temannya dari berbagai kalangan. Mungkin Sabil akan meminta bantuan kepada Bara untuk memasarkan kue buatan mamanya, Sabil sangat percaya diri dan yakin kalau followers Bara yang sembilan puluh persen perempuan sekaligus fansnya mau membeli cookies buatan mamanya Bara sendiri.

"Ada apaan bawa-bawa nama gue?"

Bara yang baru saja menghampiri dua perempuan yang sedang sibuk dengan kegiatan dapurnya melempari Sabil sebuah pertanyaan. Saat Bara berjalan menuju dapur ia mendengar jika namanya disebut-sebut oleh sabil.

"Gue bilang kalo cookiesnya tante enak jadi gue mengusulkan buat dipasarkan terus nanti bantu promoin disosmed milik lo, mau kan?"

Bara hanya mengangguk Sambil meletakkan sebuah plastik putih yang didalamnya terdapat berbagai jenis coklat dihadapan Sabil, Bara memberikannya untuk Sabil karena tempo hari Ia pernah mengerjai gadis itu dengan menyuruh anak-anak lain untuk mengambil coklat pemberian Bara ditangan Sabil.

Sabil terharu sampai matanya berkaca-kaca karena Bara dengan sukarela mau memberinya banyak coklat. Tau sekali Bara kalau dirinya sangan ingin memakan coklat terus-menerus. Namun saat melihat raut wajah Bara yang memandanginya dengan wajah cengengesan mendadak perasaan Sabil menjadi tidak enak.

"Lo kasih gue coklat ada maunya ya?"

Bara terkekeh karena gadis dihadapannya bisa membaca situasi tanpa harus diberikan kode.
"Pinternya si anak kambing satu ini" Bara mengacak-acak poni Sabil dengan gemas, gadis itu tentu memberenggut karena malas sekali jika harus menuruti kemauan Bara.

"Tante anaknya nih nakal!"
Wanita dewasa yang sedang menempelkan chocochip pada adonan diatas loyangpun hanya terkekeh dan menggeleng melihat kelakuan dua remaja sebelahnya. Ah Sarah berdoa jika Sabil bisa menjadi menantunya kelak. Atau seseorang yang mirip seperti Sabil. Oh Tidak.. tidak.. inginnya Sabil. Semoga saja. (Diaminin deh tante)
------------------------------------------------

"Yakin dia bakalan suka keduanya?" Bara dan Sabil kini sedang berada di store kecantikan disebuah mall, tangan kiri Bara memegang lipgloss warna pink sedangkan tangan satunya memegang liptint warna merah darah. Sabil tengah sibuk melihat-lihat dan mencoba tester lipstick terbaru dari produk kesukannya.

Bara nampak meragukan pendapat Sabil, menatap kedua benda yang dipegangnya. Bagaimana bisa seorang gadis seperti Alice memakai lipstick berwarna merah maroon begini? nanti dikira, temannya itu suka minum darah! Atau yang lebih parah bisa dikira Alice sudah tante-tante karena memakai lipstick warna pekat begini.

BuncahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang