Dulu saat aku kelas 6 SD aku pernah meminta kepada ibuku untuk membuang dejin ke jalanan karena kerap kali menggangguku hingga menangis. Ibu bukannya menuruti melainkan memarahiku semalaman penuh hingga telinga dan kepalaku mau meledak. Tadinya aku akan berteriak didepan beliau untuk berhenti memarahi tetapi takut dosa aku tidak ingin masuk neraka, panas. Tidak ada AC atau kipas angin, yang ada hanya kobaran api yang menghancurkan daging dan tulang hingga habis. Seram. Jangan coba-coba melawan orang tua.Temanku pernah membanggakan kakak lelakinya. Dia bilang bahwa mempunyai kakak lelaki itu mengasyikkan. Selain bisa jadi teman curhat dan tempat berkeluh kesah, kakak lelakinya juga akan berperan sebagai sipenghajar hingga babak belur jika ada lelaki lain yang berlaku kurang ajar kepada adiknya. Atau berkesempatan mengenal teman kakak lelakinya yang tampan lalu jadian.
Dan saat temanku menanyakan hal menakjubkan apa yang pernah dilakukan dejin kepadaku. Jawabannya tidak ada. Sekali lagi kubilang bahwa dejin itu sialan. Pria sialan dari orang yang paling sialan didunia! Tidak punya hati, hobi memerintah, pelit, tidak punya otak apalagi belas kasihan.
Suhu badanku semakin tinggi jadi guru piket mengijinkanku untuk pulang kerumah. Dengan senang hati aku menuruti. Bara tadinya akan mengantarku pulang namun ku tolak karena jam selanjutnya akan ada ulangan PAI. Benar juga aku jadi tidak bisa ikut ulangan harian karena sakit, terpaksa mengikuti ulangan susulan diruang guru. Sedih tidak bisa mencontek. Jadi bara hanya mengantarku hingga gerbang dan menemani sampai dejin menjemput. Aku tau dia melakukannya karena tidak mau belajar.
🍀🍀🍀
Ditengah perjalanan dejin menepi ke pinggir trotoar.
"Kok berhenti bang?"
Dejin melepas helm lalu menempelkan handphone ditelinganya.
"Ya halo?"
"——"
"Sekarang?"
"——"
"Ok 10 menit lagi gue kesana"
Aku menyernyit, dejin melepas tautan tanganku yang melingkar diperutnya. Aku yang tadinya sedang menyandarkan kepala nyaman dibahu lebarnya menegakkan badan.
"Kenapa sih ? Panas tau bang"
Dejin melepas helm dikepalaku, menempelkan punggung tangan pada dahi.
"Lo akting sakit kan?" Tanyanya menaikkan sebelah alis.
"Gue sakit beneran bang sumpah"
"Orang kaya lo mana bisa sakit. Turun! naik angkot aja ya gue ada urusan"
"Tapi bang gue bener-bener demam. Nih pegang nih panas kan?"
Aku menempelkan punggung tangan dejin pada dahi dan leherku.
"Jangan manja jadi anak. Ini panas karena terik matahari doang. Udah turun buruan gue buru-buru"
Mau tidak mau aku menurutinya untuk turun. Dan menit selanjutnya pria itu pergi setelah memasang helm kekepalanya. Meninggalkan ku sendirian. Dibawah cahaya matahari yang menyorot langsung ubun-ubun kepalaku. Aku benar bukan bahwa kakakku tidak bisa dibanggakan ? Kupastikan paku dan perkakas lainnya akan bersarang diperut sixpacknya setelah aku benar-benar sehat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🍀🍀🍀Setelah sampai rumah dengan bercucuran blood, sweat and tears. Aku mengadukan perlakuan dejin yang menurunkanku lalu pulang dengan naik angkot, kepada ibu. Sambil berbaring diranjang kamar dengan handuk hangat menempel pada dahiku.
"Mungkin Abang memang sedang ada urusan sa"
Seperti biasa ibu selalu membela dejin. Kurasa satu-satunya anak kesayangan ibu hanya dejin.
Sedangkan aku selalu dimarahinya. Bahkan saat sedang sakit.
Begini katanya.
"Lagian kamu disuruh makan susah"
"Ditambah kemarin saat kehujanan bukannya langsung berganti baju malah membaca novel dulu sampai maghrib"
"Terus saat malam minggu malah bergadang sampai pagi dengan juan"
"Sakit juga ulah kamu sendiri"
"Ibu juga yang repot"Mendengar itu membuat sesak. Aku sayang ibu tetapi ibu selalu memarahiku. Menyalahkanku jika pekerjaanku tidak benar, dan menghukum jika mendapat nilai 6 padahal aku dan juan sudah merasa benar. Salahku juga sih mengerjakannya bersama juan yang jelas-jelas tingkat kepintarannya sama denganku.
.
.
.
.
.
.
.🍀🍀🍀
Sudah berjam-jam setelah ibu menyuapiku makan siang. Selimut tebal bergambar tom and jerry masih menggulung tubuh menutup kepala. Katanya dengan berkeringat suhu badan akan turun.
"Beneran sakit ya?"
Dejin sudah duduk ditepi ranjang. Aku tak berniat menatap wajah sialannya. Aku masih kesal perihal tadi siang.
"Abang bawa eskrim nih. Mau ga?"
Katanya lagi.
Aku mengintip sedikit menurunkan selimut sampai bawah mata. Benar saja dejin sedang memegang cup besar eskrim dan sendok sambil tersenyum. Aku ingin tapi gengsi."Gamau yaud-"
Aku menyibak selimut dan terduduk menahan lengan dejin yang akan beranjak berdiri. Dasar serakah masa es krim sebanyak itu mau dimakan sendiri!.
Dejin tersenyum menang dan duduk ditempat semula. Memberikan sendoknya padaku.
"Giliran makan aja cepet lu"
Aku mencibir tak berniat berbicara dengannya. Masih dendam dan kesal. Mendalami peran agar dejin semakin merasa bersalah.
"Maafin gue ya?"
Aku masih tidak mengeluarkan suara. Memilih memakan satu sendok penuh dengan lahap. Tak menganggapnya ada. Biar saja paling marah setelahnya mengambil kembali eskrimnya.
"Maafin ga?"
"Heh!"
"Demam bikin lo bisu ya?"Merasa diabaikan sorot matanya menajam, Menghembuskan nafas kasar. Lalu menarik paksa es krim ditanganku. Benar kan dugaanku.
"Mau dimaafin atau ngga seenggaknya gue udah minta maaf. Ngga perduli. Es krimnya mau gue habisin"
Katanya panjang lebar lalu berdiri melangkah menuju pintu. Aku juga tidak perduli. Kakak macam apa yang meninggalkan adiknya saat sedang sakit? Nanti aku adukan ke kak seto setelah itu pergi ke dukun beranak untuk memberinya santet.
Sebelum dejin menjauh dan keluar pintu aku melempar bantal RJ dan mengenai punggungnya. Dan buru-buru berbaring menarik selimut sampai kepala.
Lempar batu sembunyi tangan. Sedikit takut, jika sedang mode marah Dejin akan berubah jadi monster dan menghancurkan dunia.☘️☘️☘️
Aku sengaja nyiptain karakter dejin yang super menyebalkan. Ku kira adik sama kakak itu memang tidak luput dari pertengkaran yakan ?
Aku juga punya adik dan memang kerjaannya berantem setiap deket tapi ditanyain pas gaada. Heran!Semoga menghibur dan jangan lupa untuk vote dan komen.
Borahae 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Buncah
Teen FictionMenurutmu mana yang lebih baik, disukai atau menyukai? Manusia terlalu egois untuk mau mengungkapkan perasaannya ya, dari awal memang Sabil menyukai Tara namun saat mereka sudah beranjak remaja, Tara seakan menjauhinya dan digantikan oleh Bara kemb...