Senin pagi, Azrial sibuk mengeluh kepada sang kakak. Jam menunjukan pukul 07.15. Artinya lima belas menit lagi upacara akan dimulai. Revan, sedari tadi hanya diam. Karena emang ini semuanya karna Revan yang telat bangun siang. Malam tadi dia sibuk bermain game online.
Bukan hanya salah Revan. Azrial juga terlibat dalam masalah ini. Pasalnya, Azrial kan memang selalu berangkat dengan menggunakan bus yang selalu lewat didepan gerbang kompleks. Namun, anehnya kenapa hari ini Azrial ingin diantar oleh Revan.
"Heh! Salim dulu!" Revan berteriak pada Azrial yang setelah dia turun dari motor sang kakak malah langsung masuk kedalam area sekolah saja.
Azrial langsung berbalik sambil cengegesan, dan menyalimi tangan abangnya. Dan saat berbalik sudah ada osis perempuan yang menjaga gerbang. Dandananya membuat Azrial sedikit meringis, softlens biru yang terletak dimatanya dan juga liptint yang sangat kontras terlihat.
"Kenapa telat? Lo kan anak baru." Azrial menelan ludahnya, ditatapnya wajah osis lalu beralih kepada wajah sang kakak yang baru saja membuka helm fullface yang tadi masih ia pakai.
"Saya bangunya telat, jadinya dia telat. Jadi ini salah saya." ujar Revan dengan wajah yang cukup serius namun terlihat sangat tenang dan sopan.
Wajah osis perempuan yang tadi terlihat sangat tegas dan sepertinya akan menghukum Azrial kedalam barisan anak - anak yang telat kini menjadi lembut dan sedikit melembut - lembutkan suara agar terlihat mempesona dihadapan kakak Azrial, yakni Revan.
"O-oh, yaudah. Lo masuk aja, gue maklumi kok." Azrial mengerinyitkan dahinya bingung, ditatap kakaknya yang mengangguk dan mengisyaratkan untuk masuk kedalam lapangan dan bergabung bersama yang lainya.
Azrial sudah masuk kedalam area sekolah dan sudah ikut berbaris bersama barisan siswa sekelasnya. Kini tinggal Revan dan juga osis perempuan tadi.
"Kalo gitu saya duluan ya. Saya minta maaf, karena gara - gara saya adik saya jadi telat." Ujar Revan sebelum memakai helm fullface white miliknya.
Osis itu mengangguk, "K-kakak masih jomblo?"
Revan terkekeh dibuatnya, kok bisa - bisanya ada orang yang gak liat cincin yang tertaruh dijari manisnya.
"Nggak, saya udah tunangan. Cari yang lain aja yaa." Ucap Revan sebelum melajukan kendaraanya.
Oke, sepertinya osisnya terkena mental breakdance.
Upacara telah selesai, mau bagaimanapun Azrial tetap harus dihukum karena masalah keduanya adalah ia lupa membawa topi.
"Kalian semua berdiri sambil hadap kearah tiang bendera. Sampai istirahat kesini lagi."
Para siswa yang dihukum mengangguk sambil menghela nafas lelah, setelah osis tadi memberikan hukuman semuanya langsung menghadao kearah tiang bendera dengan tangan yang terletak disamping dahi dalam artian hormat.
"Fugh banget, panas banget lagi. Gue mau meninggal aja rasanya. Untung tadi udah sarapan. Jadinya gue gak pingsan deh." Gumam Azrial.
Keringat Azrial mengucur deras. Karena matahari yang sudah berada diatas. Diatas balkon sana lelaki tampan dengan hidung bangir itu menatap Azrial dengan tatapan khawatir.
"Kasian juga dia.." Gumam Rigel.
Dan tepat setelah itu bell masuk berdering. Dengan perasaan yang ragu Rigel melangkahkan kakinya dengan pelan, dia takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada lelaki manis itu.
"Rigelandeo, kamu dengerin ibu nggak?"
Rigel terjengit, karena acara memikirkan Azrial yang sedang berada ditengah lapangan. Wajahnya menatap meja dengan tatapan kosong yang menegaskan jika Rigel tidak mendengarkan penjelasan guru, tapi malam melamun.
"Hah?" Setelah itu bel istirahat pertama berdering, Rigel bersyukur karena ia tidak jadi ditanya nantinya. Yang berakhir dengan diperintah untuk berdiri didepan kelas sampai bell istirahat.
Rigel melangkahkan kaki jenjangnya menuju lapangan, setelah tadi Bu Eka yang mengakhiri kelas. Dilihatnya Azrial yang masih setia menjalankan hukuman dengan menghormat kearah tiang bendera.
Bisa dilihat wajah manis itu terlihat sangat lelah dan juga sangat pucat, dan jangan lupakan keringat yang mengucur seperti air yang sengaja ditumpahkan dari atas kepala. Seragamnya juga seperti orang yang baru saja menyebur kedalam kolam.
Lima detik Rigel terus melihat kearah sekumpulan barisan siswa yang dihukum, sampai pada akhirnya dia melihat tanda - tanda chairmate nya yang akan tumbang.
Rigel berlari dengan wajah yang terlihat sangat cemas. Tanganya berhasil meraih tubuh Azrial yang hampir akan jatuh ke tanah. Dan tangan kekarnya ia gunakan untuk menepuk pipi gembul milik Azrial.
Semua orang yang melihat itu mengerubuni keduanya, dilihat Azrial yang tidak bangun. Rigel berteriak kesetanan. Ditambah suara deep voice pasti membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri.
"SIAPA YANG NGASIH HUKUMAN KAYA GINI ANJING? ANAK OSIS BEGO."
P hy kak! Maaf late update hehe :D
KAMU SEDANG MEMBACA
✰ cerises et roses, hajeongwoo ✓
Romancefeat ✰ 𝗵𝗮𝗷𝗲𝗼𝗻𝗴𝘄𝗼𝗼 ◜completed · bxb · lokal◞ ⸺ sepasang c(ouple)hairmate itu troublemaker.