NGAMBEK

3.7K 142 13
                                    

Throwback sebelum Andin hamil.

"Cekleeeeek", bunyi pintu ruangan kerja aLdebaran di rumah pun terbuka. Ada sosok anak kecil masuk ke dalam ruangan kerja papanya.
Ya. Reyna menyusul papanya ke ruang kerja. Ia ingin mengajak papanya bermain karena ini hari libur.
Sebelumnya aLdebaran sudah berada di ruangan tersebut karena ada kerjaan mendadak yang harus ia selesaikan. Walaupun ia CEO dan memiliki beberapa asisten, namun aLdebaran lebih puas jika langsung memeriksa pekerjaannya.

"Papa… main yuk sama aku", ajak Reyna ke aLdebaran yang sedang serius di depan laptopnya. aLdebaran pun tidak sadar jika putri tercintanya masuk ke dalam ruangan kerjanya.
"Hai Nak,, papa gak tau Reyna masuk kesini, kenapa sayang mau main?"
"Iya pa,, ini kan hari libur. Aku mau main sama papa."
"Sayang.. maafin papa ya. Papa ada kerjaan mendadak. Papa gak bisa main dulu sama kamu. Papa kerja dulu sebentar ya. Nanti klo udah beres baru papa main yaa sama Reyna", aLdebaran memberi pengertian ke Reyna.
"Yaaaahh,, yauda deh Pa. Aku keluar dulu ya Pa", Reyna menuju pintu dan pas sekali hp aLdebaran berbunyi. Ada panggilan masuk dari Rendy.

Reyna pun keluar dari ruangan kerja papanya dengan wajah sedih dan kecewa. Ia ingin sekali bermain dengan papanya. Akhirnya Reyna pun ke ruang TV. Disana sudah ada Andin yang sedang duduk di sofa. Andin sedang melihat resep-resep masakan di Hpnya. Lalu Reyna pun duduk di samping Andin.

"Sayang.. gimana bisa papa diajak main?", Andin langsung bertanya ke Reyna. 
Reyna pun menggelengkan kepalanya. Ia nampak sedih dan agak kecewa. 
"Sayang kenapa? Kok sedih? Papa mana?", Andin bertanya sambil mencari sosok suaminya.
"Papa gak bisa main sama aku Ma, Papa lagi kerja katanya ma", jelas Reyna ke Mamanya.
"Ohhh gtu. Yaudah coba mama yang bilang sama Papa yaa! Udah.. Reyna ga udah sedih lagi yaaa. Sekarang mending Reyna duduk disni nonton TV yaa. Mama mau ke ruangan kerja papa dulu sebentar yaa sayang", Andin pun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ruangan kerja aLdebaran.

"Cekleeeeek", bunyi pintu ruangan kerja aLdebaran di rumah pun terbuka kembali.
"Mas….", panggil Andin ke suaminya yang sedang serius di depan laptopnya.
"Hmmmm", aLdebaran hanya menyahut dengan bergumam.
"Mas,,.kamu lagi ada kerjaan mendadak? Kok tumben hari Sabtu gini kamu kerja Mas?", tanya Andin penasaran.
"Kamu gak lihat saya lagi serius gini di depan laptop?", jawab aLdebaran agak ketus.
Andin pun sudah berada di samping meja dan wajahnya mengarah ke aLdebaran. Namun aLdebaran masih saja tidak berpaling dari laptopnya.
"Ya aku kan gak tau, makanya aku tanya. Itu Reyna sedih lho mas karena kamu libur gini masih aja kerja. Dia pengen main sama kamu", jelas Andin ke aLdebaran.
"Ya terus gimana.. saya juga gak mau sebetulnya hari libur gini kerja. Tapi saya kan harus bertanggung jawab sama pekerjaan saya. Kamu tolong saya dulu lah temenin Reyna main. Nanti klo udah beres saya juga langsung main sama Reyna", aLdebaran menjelaskan dengan nada tegas dan kali ini sudah menatap serius ke wajah Andin.
Andin agak kaget melihat ekspresi aLdebaran seperti itu.
"Oke. Yaudah kalo gitu. Aku keluar dan gak akan ganggu kamu. Maaf klo aku ganggu kerjaan kamu", Andin pun langsung keluar ruangan kerja aLdebaran.
aLdebaran yang ingin menarik tangan Andin pun tidak berhasil melakukannya karena kali ini Hp nya berbunyi kembali. Ada panggilan masuk dari sekretarisnya Felicia.

Setelah Andin menutup pintu. Andin pun merasa kesal dan sedih. Ia tidak menyangka suaminya akan bersikap begitu. Namun Andin berusah tetap tenang karena akan memberi penjelasan ke Reyna perihal papanya yang sedang sibuk kerja.
Andin pun menemui Reyna kembali ke ruang TV. Reyna masih duduk di sofa. Andin pun menyusul duduk di samping putri tercintanya tersebut.
"Ma.. gimana? Papa mau main sama aku?", tanya Reyna penasaran.
"Hmmm papa lagi sibuk sayang pagi ini. Gimana kalo Reyna main sama Mama aja dulu ya. Nanti klo papa udah beres kerja baru deh Reyna main sama papa", jelas Andin dengan wajah ceria. Padahal dalam hatinya ia sedih dengan jawaban aLdebaran tadi.

2 jam kemudian, aLdebaran pun sudah menyelesaikan pekerjaaannya. Ia merasa lelah dengan pikirannya. Ia sebenarnya tidak mau bekerja saat di rumah. Tetapi mau tidak mau dia harus lakukan kali ini karena ada klien mendadak dari luar negeri yang meminta laporan dengan segera. Akhirnya aLdebaran pun keluar dari ruangan kerjanya. Ia teringat Andin dan Reyna yang tadi ia abaikan. aLdebaran menyadari sikapnya tadi berlebihan ke Andin. Ia ingin meminta maaf dan mau menghabiskan waktu bersama mereka. 

"Sini-sini sayang.. mama yang masak ini yaaa. Reyna yang siapin minumannya yaaaa!", Andin sedang bermain masak-masakan dengan Reyna.
aLdebaran pun yang sudah dekat dengan ruang TV mencari sumber suara. Ternyata benar saja ada Andin dan Reyna yang sedang bermain disana. aLdebaran pun menghampiri mereka dan….
"Wah… lagi main apa? Main masak-masakan yaaa. Papa ikutan yaaa! Boleh kaan.. papa jadi tamunya yaa. Papa yg makan nanti masakan mama", aLdebaran berbicara dengan nada ceria.
"Papa…..papa udah selesai kerjanya. Yaudah sini pa main sama aku dan mama. Seru lhoo pa kita mainnya". aLdebaran pun duduk di samping Reyna.

Andin menatap aLdebaran dengan wajah yang agak kesal. Seketika itu juga ia menundukkan kepalanya. Ia pun berpikir untuk mencari alasan ke Reyna agar ia bisa pergi ke kamar.
"Sayang.. mama ke toilet dulu yaa! Mama mau pipis", Andin beralasan meminta ijin ke Reyna.
aLdebaran yang agak bingung melihat ke arah Andin serius. Ia menyadari ada yang aneh dengan tingkah istrinya. Ia tau bahwa Andin berusaha menghindar darinya.
"Iyaa ma gapapa. Aku dsini aja sama papa yaaa".
Andin pun bangun dari duduknya dan langsung meninggalkan aLdebaran dan Reyna yang sedang bermain.
"Reyna,, sayang.. maafin papa yaa kalo tadi pas kamu ajak main Papa, papa gak bisa langsung temenin kamu. Tapi.. papa janji selagi papa gak sibuk, papa pasti temenin Reyna main yaaa!" aLdebaran berusaha menjelaskan dan meminta maaf ke putri tercintanya.
"Iyaa papa. Aku ngerti kok papa sibuk kerja. Tapi sekarang kan papa udah main sama aku. Aku seneng pa!"
aLdebaran tersenyum dan mengusap lembut kepala Reyna.

Sebenarnya Andin tidak marah kepada aLdebaran. Ia hanya sedih ketika aLdebaran bersikap seperti tadi ke dirinya. Akhirnya Andin pun menghindar dari aLdebaran dan ia berusaha agar ia tidak menangis di depan anak tercintanya. Ya. Andin daritadi sudah menahan air matanya di depan Reyna. Ia tidak mau Reyna khawatir dengan keadannya.

Lalu Andin masuk ke dalam kamar. Ia duduk di pinggiran tempat tidur. Ia menangis disana. Ia merasa sedih sekali jika mengingat hal yang tadi dialaminya.
"Aku kan cuma tanya sama kamu Mas,, kenapa sih kok ngomongnya ngebentak gitu. Lagian ini kan hari libur. Masa iya kerja terus. Hikkkkssss", Andin berbicara sambil menangis. Ia sengaja menangis supaya perasannya lebih lega.

Disisi lain di ruang TV….
"Papa,, kok mama lama banget yaa gak balik-balik dari toilet?", tanya Reyna.
"Mungkin mama langsung ke dapur kali Nak.. mau masak buat makan siang kita", jawab aLdebaran ke Reyna. Ia berusaha mengalihkan perhatian Reyna.
aLdebaran yakin Andin marah. Makanya Andin tidak kembali ke ruang TV untuk bermain bersama Reyna. aLdebaran pun berpikir hal apa yang bisa ia lakukan untuk membuat Andin tidak marah lagi.

"Reyna,, kamu main dulu sama Ncuss sebentar ya Nak. Papa mau telepon sebentar", aLdebaran pun memanggil Mirna untuk menemani Reyna main.


--------- BERSAMBUNG --------



Mama andin ngambeeeeekk guysssss! Kira-kira papaaL bakal ngelakuin apa yaaaaaaaa????
Lanjut ga niiihhhhh?😅😅😅😅

KELUARGA ALFAHRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang